Produksi Minyak Blok Cepu Naik 30.000 Barel per Hari, Prabowo Resmikan Proyek Strategis Energi

Kamis, 26 Juni 2025 | 14:40:04 WIB
Produksi Minyak Blok Cepu Naik 30.000 Barel per Hari, Prabowo Resmikan Proyek Strategis Energi

JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meresmikan peningkatan produksi minyak dari Blok Cepu, Jawa Timur, sebesar 30.000 barel per hari (bph). Tambahan produksi ini berasal dari proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), yang merupakan hasil kolaborasi antara ExxonMobil Cepu Ltd dan Pertamina.

Peresmian proyek ini menandai tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional dan mendorong pencapaian target energi nasional secara mandiri.

“Sejak Bapak Presiden dilantik enam hari, kami langsung datang ke Cepu dan Alhamdulillah ExxonMobil yang bekerja sama dengan Pertamina mampu meningkatkan 30.000 barel,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam sambutannya.

Pengerjaan Kilat: Selesai 10 Bulan Lebih Cepat
Proyek pengeboran BUIC mencakup pengembangan tujuh sumur baru. Pengerjaannya disebut luar biasa cepat karena berhasil rampung hanya dalam waktu delapan bulan, lebih cepat 10 bulan dari target awal. Kecepatan ini dipandang sebagai pencapaian strategis, yang tidak hanya menghemat waktu tetapi juga menunjukkan efisiensi tinggi dalam pelaksanaan proyek hulu migas di Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan mitra strategis, seperti ExxonMobil dan Pertamina, kita bisa melaksanakan proyek besar dalam waktu singkat dan efektif,” lanjut Bahlil.

Dengan peningkatan ini, produksi minyak di Blok Cepu meningkat dari semula 150.000 bph menjadi sekitar 180.000 bph. Kontribusi Blok Cepu kini menyentuh lebih dari 25 persen dari total lifting minyak nasional, menjadikannya salah satu blok minyak paling vital di Indonesia saat ini.

Kontribusi Strategis terhadap Energi Nasional
Pemerintah tengah berupaya keras mengejar target produksi minyak nasional dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Salah satu sasaran utama adalah meningkatkan produksi (lifting) minyak menjadi 900.000 hingga 1 juta bph pada tahun 2029–2030. Blok Cepu diposisikan sebagai tulang punggung dalam strategi ini.

Bahlil juga menyebut bahwa peningkatan produksi dari Blok Cepu menjadi angin segar bagi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

“Insyaallah target APBN untuk lifting minyak sebesar 605.000 barel per hari akan bisa kita wujudkan bersama-sama. Tambahan dari Cepu menjadi kontribusi signifikan,” ujarnya optimistis.

Imbal Hasil Tinggi: Investasi USD 4 Miliar, Pendapatan USD 35 Miliar
Tidak hanya sukses secara teknis, proyek Blok Cepu juga sukses secara finansial. Sejauh ini, total investasi yang ditanamkan untuk pengembangan blok tersebut telah mencapai USD 4 miliar. Menariknya, pendapatan negara yang dihasilkan dari kegiatan produksi minyak di blok ini telah mencapai USD 35 miliar.

“Jadi kita investasi 4 miliar dolar, tapi pendapatan negara dari totalnya sudah mencapai 35 miliar dolar. Dan itu juga yang meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Cepu dan Jawa Timur,” tegas Bahlil.

Keuntungan besar ini tidak hanya memperkuat neraca migas nasional, tetapi juga memberi dampak langsung pada perekonomian lokal. Pemerintah daerah Jawa Timur dan Kabupaten Bojonegoro, lokasi dari Blok Cepu, memperoleh manfaat dalam bentuk pendapatan daerah, infrastruktur, dan kesempatan kerja bagi warga lokal.

Peran ExxonMobil dan Pertamina
Keberhasilan proyek ini juga tidak lepas dari sinergi antara dua raksasa energi: ExxonMobil Cepu Ltd sebagai operator dan PT Pertamina (Persero) sebagai mitra nasional. ExxonMobil memegang peranan penting dalam penyediaan teknologi, perencanaan sumur, serta efisiensi produksi. Sementara Pertamina memastikan bahwa operasi proyek tetap selaras dengan visi nasional dan memberi nilai tambah bagi bangsa.

Dalam berbagai pernyataannya, pihak ExxonMobil menyambut baik kolaborasi yang berjalan mulus dengan pemerintah Indonesia dan menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan energi nasional secara berkelanjutan.

Energi sebagai Pilar Kedaulatan
Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan telah menekankan pentingnya swasembada energi sebagai elemen kedaulatan nasional. Ia menilai bahwa negara yang mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri memiliki keunggulan dalam menghadapi dinamika geopolitik global, termasuk krisis energi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

“Energi adalah bagian yang sangat penting dalam kedaulatan suatu bangsa. Kita bersyukur memiliki sumber daya luar biasa. Tinggal bagaimana kita mengelola dan mengoptimalkan itu untuk kesejahteraan rakyat,” kata Presiden dalam pernyataan sebelumnya.

Dalam konteks tersebut, proyek tambahan produksi di Blok Cepu menjadi bukti konkret dari arah kebijakan energi yang tengah ditempuh oleh pemerintahan saat ini.

Target Selanjutnya: Peningkatan Hulu dan Diversifikasi
Kementerian ESDM menargetkan bahwa keberhasilan di Blok Cepu akan menjadi inspirasi untuk mengoptimalkan blok-blok minyak lainnya di seluruh Indonesia, termasuk Wilayah Kerja (WK) Rokan di Riau dan Blok Mahakam di Kalimantan Timur.

Strategi ke depan akan mencakup:

Percepatan pengeboran sumur-sumur pengembangan.

Optimalisasi lapangan-lapangan tua melalui Enhanced Oil Recovery (EOR).

Penguatan iklim investasi di sektor hulu migas agar tetap kompetitif secara global.

Selain minyak, pemerintah juga mendorong pengembangan gas bumi, energi baru dan terbarukan (EBT), dan hidrogen sebagai bagian dari diversifikasi energi nasional.
Dengan diresmikannya tambahan 30.000 barel per hari dari Blok Cepu, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk memenuhi target lifting minyak nasional dan mewujudkan swasembada energi dalam jangka menengah. Proyek ini bukan hanya soal angka produksi, tetapi juga mencerminkan kolaborasi lintas sektor, efisiensi birokrasi, serta kepercayaan investor terhadap stabilitas dan prospek energi di Tanah Air.

Ke depan, peran Blok Cepu akan terus menjadi krusial, tidak hanya dalam mendukung fiskal negara, tapi juga sebagai simbol dari transformasi energi nasional yang berkelanjutan dan berdaulat.

Terkini