Pengertian Risiko Finansial, Manajemen, hingga Sumbernya

Kamis, 26 Juni 2025 | 15:42:59 WIB
pengertian risiko finansial

JAKARTA - Pengertian risiko finansial adalah ketidakpastian dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, dengan risiko beragam jenis dan tingkat keparahan.

Risiko ini selalu ada dan salah satu yang paling sering menghantui adalah risiko yang berkaitan dengan keuangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian tak terduga yang bisa menimbulkan kerugian secara finansial jika tidak diantisipasi sejak awal. 

Secara sederhana, risiko finansial berarti potensi terjadinya kerugian keuangan akibat suatu peristiwa atau keputusan yang berdampak pada kondisi keuangan seseorang atau organisasi.

Contoh nyata dari risiko yang dapat menyebabkan kerugian finansial adalah bencana alam. Peristiwa ini terjadi tanpa bisa diprediksi dan berada di luar kendali manusia, sehingga dampaknya seringkali menyebabkan kerugian yang besar. 

Selain itu, keputusan finansial yang tidak bijaksana, seperti mengambil pinjaman yang jumlahnya jauh melebihi kemampuan bayar, juga bisa menimbulkan kerugian yang signifikan.

Oleh sebab itu, penting untuk merencanakan dan memahami risiko finansial secara mendalam agar kita dapat lebih siap dalam menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan. 

Dengan memahami pengertian risiko finansial, kita bisa lebih efektif dalam mengelola, bahkan menghindari risiko-risiko yang mungkin terjadi, sehingga tujuan hidup di masa depan bisa lebih mudah tercapai.

Pengertian Risiko Finansial Berdasarkan Jenis-jenisnya

Dalam kehidupan sehari-hari, ada berbagai jenis risiko keuangan yang sering muncul. Berdasarkan literatur di bidang keuangan, pengertian risiko finansial dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama: risiko sistematis dan risiko non-sistematis. 

Risiko sistematis adalah jenis risiko yang sulit diprediksi dan mustahil dihindari, seperti lonjakan inflasi, perubahan suku bunga, atau gejolak pasar akibat situasi politik maupun pandemi. 

Sementara itu, risiko non-sistematis timbul karena keputusan atau kejadian tertentu yang berdampak langsung pada individu, organisasi, atau perusahaan. Contoh dari risiko ini dalam konteks pribadi meliputi kerugian, penyakit, hingga kematian. 

Berikut ini uraian mengenai berbagai jenis risiko keuangan yang dikelompokkan ke dalam tiga bagian utama.

Risiko Finansial dalam Konteks Pribadi

Dalam kehidupan sehari-hari, risiko finansial dalam ranah individu dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis utama yang mungkin dihadapi oleh siapa saja. 

Keempat jenis tersebut meliputi risiko terkait pendapatan, pengeluaran, kepemilikan aset atau investasi, dan pinjaman atau utang.

a. Risiko Pendapatan

Jenis risiko ini berkaitan langsung dengan kemampuan seseorang untuk memperoleh penghasilan. 

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya risiko pendapatan antara lain adalah meninggal dunia, mengalami disabilitas yang menghambat produktivitas, kehilangan pekerjaan karena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau mengalami masa pengangguran yang tidak direncanakan.

b. Risiko Pengeluaran

Risiko ini timbul dari aktivitas penggunaan uang untuk berbagai kebutuhan hidup. 

Meskipun tidak semua pengeluaran bersifat merugikan, risiko muncul ketika pengeluaran menjadi tidak terkendali atau lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. 

Contoh dari risiko pengeluaran adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok karena penghasilan yang terbatas, atau kejadian mendesak yang memaksa seseorang mengeluarkan dana dalam jumlah besar seperti insiden kecelakaan, kerusakan kendaraan, atau renovasi mendadak pada rumah.

c. Risiko Aset dan Investasi

Risiko pada kategori ini menyangkut kepemilikan terhadap barang berharga atau bentuk investasi yang dimiliki, seperti kendaraan, properti, perhiasan, serta berbagai instrumen investasi. 

Potensi risiko bisa berupa kehilangan aset, kerusakan atau pencurian aset, penurunan daya beli akibat inflasi, nilai aset yang terus menyusut (depresiasi), kekurangan dana untuk melanjutkan investasi, hingga keputusan investasi yang keliru dan mengakibatkan tujuan finansial tidak tercapai.

d. Risiko Kredit atau Utang

Risiko dalam bentuk pinjaman muncul apabila seseorang tidak mampu mengelola kewajiban finansialnya dengan tepat. Ketika jumlah utang melebihi kemampuan untuk membayar, maka risiko meningkat. 

Situasi seperti bunga pinjaman yang tinggi, denda karena keterlambatan pembayaran, hingga beban pengeluaran yang terus bertambah merupakan contoh dari risiko dalam kategori ini.

Risiko Finansial Berdasarkan Rentang Waktu

Jika ditinjau dari segi durasi, risiko finansial dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu risiko jangka pendek dan risiko jangka panjang.

Risiko jangka pendek biasanya dipicu oleh kebutuhan mendesak yang datang secara tiba-tiba dalam waktu dekat. 

Misalnya, ketika kendaraan mengalami kerusakan, biaya tambahan untuk perbaikan akan muncul, termasuk potensi biaya transportasi lain seperti penggunaan kendaraan umum yang bisa jadi lebih mahal. 

Contoh lainnya adalah saat seseorang jatuh sakit dan perlu mendapatkan perawatan medis, yang tentunya menimbulkan biaya tak terduga.

Di sisi lain, risiko jangka panjang merupakan risiko yang berdampak dalam kurun waktu yang lama akibat kejadian yang tidak terduga. Salah satu contoh paling nyata adalah meninggalnya pencari nafkah utama dalam keluarga. 

Kehilangan sumber pendapatan utama ini dapat memberikan dampak finansial yang berat bagi anggota keluarga yang ditinggalkan dalam waktu yang panjang.

Klasifikasi Risiko Finansial Berdasarkan Pengaruhnya

Setelah sebelumnya dibahas klasifikasi risiko finansial dari sisi jangka waktunya, kali ini pembagian dilakukan berdasarkan dampak yang ditimbulkan. 

Dalam hal ini, risiko dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu risiko murni dan spekulatif, risiko khusus dan fundamental, serta risiko statis dan dinamis.

a. Risiko Murni dan Spekulatif

Risiko murni mengacu pada situasi yang hanya berujung pada kerugian tanpa ada potensi untuk mendapatkan keuntungan. 

Contoh situasi seperti ini misalnya ketika kendaraan tiba-tiba mogok di pagi hari dan menyebabkan seseorang terlambat pergi bekerja.

Sebaliknya, risiko spekulatif muncul saat seseorang berhadapan dengan kemungkinan untung ataupun rugi, namun dengan peluang keuntungan yang rendah. 

Contohnya, seseorang berinvestasi hanya karena mengikuti tren tanpa memahami karakteristik dan potensi risiko produk tersebut, yang akhirnya bisa berujung pada kerugian.

b. Risiko Khusus dan Fundamental

Jenis risiko khusus terjadi dalam skala terbatas dan berdampak hanya pada individu atau kelompok kecil. 

Misalnya, kebakaran yang melanda sebuah rumah hanya akan memengaruhi pemilik rumah dan lingkungan sekitarnya. Risiko ini tidak memberikan efek luas terhadap masyarakat umum.

Berbeda halnya dengan risiko fundamental yang dampaknya bersifat luas dan memengaruhi masyarakat dalam skala besar, meskipun pada bagian ini fokus utamanya tetap pada risiko yang hanya berdampak secara pribadi.

c. Risiko Statis dan Dinamis

Risiko statis terjadi tanpa banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional. Contohnya adalah kerugian akibat kehilangan harta benda karena musibah seperti kebakaran, yang sifatnya lebih tetap dan dapat diprediksi.

Sementara itu, risiko dinamis berkaitan langsung dengan perubahan dalam perekonomian secara umum. 

Contoh dari risiko ini termasuk inflasi, naik turunnya nilai saham, dan fluktuasi mata uang, yang bisa menimbulkan kerugian finansial akibat pergerakan ekonomi yang tidak stabil.

Manajemen Risiko Finansial

Setelah memahami berbagai bentuk risiko dalam keuangan, penting juga untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani risiko tersebut. 

Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan munculnya kerugian finansial. Berikut ini beberapa metode yang bisa diterapkan dalam mengelola risiko finansial.

1. Pengelolaan Risiko Terkait Pendapatan

Pendapatan merupakan fondasi utama dalam kehidupan finansial seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memastikan aliran pemasukan tetap stabil agar tidak mudah terdampak oleh situasi tak terduga. 

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghindari gangguan dalam pendapatan:

a. Menambah Sumber Penghasilan

Salah satu cara efektif untuk menjaga kestabilan pendapatan adalah dengan memiliki lebih dari satu sumber pemasukan. Ini bisa dilakukan dengan mengambil pekerjaan paruh waktu, menjalankan usaha kecil, atau proyek freelance. 

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan perkembangan karier di tempat kerja saat ini dan mempersiapkan alternatif jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan utama.

b. Menyusun Rencana Keuangan

Perencanaan keuangan sangat penting agar setiap rupiah yang diperoleh dapat dimanfaatkan dengan bijak. 

Ini mencakup menabung untuk masa depan, mengatur pengeluaran bulanan, dan menetapkan gaya hidup yang sesuai dengan kondisi keuangan pribadi.

c. Mengambil Perlindungan Asuransi

Memiliki asuransi merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko finansial akibat kejadian tak terduga. 

Misalnya, asuransi jiwa berguna untuk menjamin kesejahteraan keluarga apabila seseorang meninggal dunia, sementara asuransi kesehatan dapat memberikan perlindungan jika seseorang mengalami gangguan kesehatan yang menghambat kemampuannya dalam bekerja.

2. Pengelolaan Risiko Terkait Pengeluaran

Kebutuhan harian mendorong kita untuk terus mengeluarkan uang, namun jika tidak dikontrol, pengeluaran bisa melampaui batas kemampuan finansial. 

Oleh sebab itu, langkah-langkah berikut perlu dilakukan untuk mengurangi potensi risiko keuangan dari sisi pengeluaran:

a. Menyusun Anggaran Belanja (Budgeting)

Merancang rencana pengeluaran secara rinci akan membantu dalam menghindari pemborosan serta menyeleksi mana saja kebutuhan yang benar-benar penting untuk dipenuhi.

b. Menyediakan Dana Darurat

Keberadaan dana darurat sangat berguna untuk mengatasi kejadian mendadak yang membutuhkan biaya besar, seperti sakit, perbaikan rumah, atau kebutuhan tak terduga lainnya. 

Dengan memiliki cadangan ini, kondisi keuangan tidak akan terguncang terlalu parah ketika menghadapi situasi krisis.

3. Pengelolaan Risiko yang Berkaitan dengan Aset dan Investasi

Kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki aset dalam bentuk investasi kini semakin meningkat. 

Banyak orang yang berlomba-lomba menanamkan uangnya pada berbagai instrumen investasi tanpa mempertimbangkan potensi kerugian yang bisa terjadi. 

Oleh karena itu, beberapa langkah berikut bisa diterapkan untuk mengurangi risiko dalam kepemilikan aset dan investasi:

a. Memahami Karakteristik Aset dan Investasi yang Akan Dipilih

Sebelum menempatkan dana pada aset tertentu, penting untuk terlebih dahulu memahami karakter dan potensi risikonya. Pengetahuan ini terutama krusial jika kamu berencana menaruh dana pada instrumen yang tergolong berisiko tinggi. 

Dengan riset yang memadai, kamu akan lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin muncul.

b. Meninjau Tujuan Keuangan Secara Berkala

Penting untuk memiliki rencana keuangan yang mencakup pengaturan tabungan dan pengeluaran harian. Rencana ini akan membantu kita tetap berada di jalur yang sesuai dengan target finansial jangka panjang. 

Oleh karena itu, ketika ingin membeli suatu aset atau mengambil keputusan investasi, pastikan keputusan tersebut memang mendukung pencapaian tujuan keuangan yang telah ditetapkan.

4. Pengelolaan Risiko Terkait Kredit dan Utang

Dalam kondisi mendesak, seseorang sering kali mengambil opsi meminjam uang atau menggunakan kredit sebagai solusi cepat. 

Padahal, penggunaan kredit atau utang juga memiliki risiko yang bisa berdampak pada kondisi keuangan jika tidak ditangani dengan bijak. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengelola risiko dari utang:

a. Memahami Sistem Kredit dan Jenis Utang

Dengan mempelajari lebih dalam mengenai dunia kredit, kita dapat membedakan antara utang yang sehat dan yang berisiko. 

Jika memang harus mengambil utang, pilihlah jenis pinjaman yang jelas asal-usulnya dan memiliki bunga yang wajar, misalnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari lembaga keuangan resmi. 

Sebaliknya, mengajukan pinjaman kepada rentenir sangat berisiko karena bunga yang dibebankan bisa sangat tinggi, bahkan mencapai 20 persen per bulan.

b. Menghindari Pengambilan Utang yang Tidak Perlu

Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan, sebaiknya hindari berutang, termasuk penggunaan kartu kredit secara berlebihan. 

Langkah ini penting untuk menjaga agar beban cicilan tidak melebihi kemampuan membayar, yang nantinya bisa berdampak buruk terhadap kestabilan keuangan secara keseluruhan.

Sumber Risiko Finansial

Segala peristiwa dalam hidup ini tentu tidak terjadi begitu saja tanpa sebab maupun asal mula. Hal ini juga berlaku dalam konteks risiko keuangan. 

Godfrey pada tahun 1996 menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko finansial. 

Memahami dan mengenali berbagai faktor ini sangat penting sebagai langkah awal dalam mengatasi dan mengantisipasi risiko keuangan yang mungkin muncul. Berikut beberapa sumber utama yang menjadi pemicu terjadinya risiko finansial:

  • Kondisi kesehatan merupakan salah satu penyebab yang dapat mengganggu stabilitas keuangan.

Baik itu kesehatan individu yang berdampak langsung pada kemampuan untuk menghasilkan pendapatan, maupun kondisi kesehatan masyarakat secara luas. 

Salah satu contohnya adalah ketika terjadi pandemi global yang berdampak besar terhadap sistem ekonomi masyarakat. 

Hal ini menunjukkan bahwa faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap kestabilan finansial seseorang maupun negara.

  • Situasi politik serta kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga menjadi sumber munculnya risiko keuangan. 

Misalnya, perubahan regulasi dan peraturan, pergantian ideologi pemerintahan, konflik sosial, hingga situasi ekstrem seperti peperangan dan aksi terorisme. 

Semua kondisi ini dapat mengganggu kestabilan ekonomi karena kehidupan finansial masyarakat sangat bergantung pada keputusan politik dan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah.

  • Keadaan perekonomian nasional juga menjadi faktor yang menentukan tingkat risiko finansial seseorang. Stabilitas keuangan masyarakat sangat erat kaitannya dengan kondisi ekonomi negara secara umum. 

Beberapa hal yang berpotensi menimbulkan risiko antara lain adalah naik turunnya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan fiskal, nilai tukar mata uang, serta aturan perpajakan.

  • Bencana alam juga menjadi salah satu sumber utama risiko keuangan. Peristiwa seperti ini sering kali menimbulkan kerugian materi yang tidak sedikit, baik bagi individu maupun dalam skala yang lebih luas. 

Contoh bencana alam yang dapat berdampak langsung terhadap kondisi keuangan meliputi gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, dan tsunami. 

Dampaknya bisa merusak aset, merugikan bisnis, hingga mengganggu jalannya perekonomian suatu wilayah.

Sebagai penutup, memahami pengertian risiko finansial membantu kita lebih siap menghadapi tantangan keuangan dan mengambil keputusan yang bijak untuk masa depan yang stabil.

Terkini