Proyek Baterai Halmahera Timur Resmi Dimulai, Dorong Industri EV Nasional

Senin, 30 Juni 2025 | 07:58:33 WIB
Proyek Baterai Halmahera Timur Resmi Dimulai, Dorong Industri EV Nasional

JAKARTA - Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang dibangun di Tanjung Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, resmi dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Prabowo Subianto secara virtual pada Minggu, 29 Juni 2025. Proyek strategis ini menjadi langkah besar Indonesia dalam mengamankan posisi di rantai pasok kendaraan listrik global melalui hilirisasi nikel yang terintegrasi.

Proyek ini merupakan hasil kerja sama strategis antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) bersama anak usahanya Brunp dan Lygend (CBL). Ketiga entitas ini bersinergi untuk mewujudkan kawasan industri baterai terintegrasi yang mencakup rantai pasok dari hulu hingga hilir.

Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menegaskan proyek ini akan memperkuat industri baterai nasional dan mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik dunia. “Pembangunan ini adalah bagian dari visi besar bangsa untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri dan membawa Indonesia menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik di Asia,” ujar Presiden Prabowo.

Investasi jumbo dan serapan tenaga kerja besar

Proyek Ekosistem Industri Baterai Halmahera Timur ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi fantastis mencapai 5,9 miliar dolar AS atau setara Rp95 triliun. Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 3.023 hektare yang akan menampung enam proyek terintegrasi dari tambang hingga produksi bahan baku katoda dan fasilitas daur ulang baterai.

Direktur Utama PT Feni Haltim (FHT), entitas hasil kerja sama ANTAM dan CBL yang mengembangkan kawasan ini, menyampaikan bahwa proyek akan mampu menyerap hingga 8.000 tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung, dari tahap konstruksi hingga operasional penuh.

“Kami optimistis proyek ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar bagi masyarakat sekitar, terutama di Halmahera Timur,” ujar perwakilan manajemen FHT.

Rantai pasok terintegrasi dari nikel hingga katoda

Dalam tahap pengembangan, proyek ini akan mencakup tambang nikel, smelter pirometalurgi dengan kapasitas produksi 88.000 ton refined nickel alloy per tahun pada 2027, dan smelter hidrometalurgi dengan target produksi 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun pada 2028. Selain itu, pabrik bahan katoda Nickel Cobalt Manganese (NCM) akan dibangun dengan kapasitas 30.000 ton per tahun pada 2028, serta fasilitas daur ulang baterai yang mampu menghasilkan logam sulfat dan lithium karbonat sebanyak 20.000 ton per tahun pada 2031.

Pembangunan proyek ini akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan setiap rantai produksi terintegrasi dengan baik, sehingga mendukung efisiensi produksi dan menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku bagi industri baterai kendaraan listrik.

Perkuat hilirisasi nikel nasional

Sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, proyek ini menjadi tonggak penting dalam kebijakan hilirisasi mineral yang digagas pemerintah. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan dilanjutkan Presiden Prabowo, agar Indonesia tidak hanya mengekspor bijih mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah tinggi di dalam negeri.

“Dengan hilirisasi yang terintegrasi, Indonesia akan mendapat manfaat ekonomi yang lebih besar, meningkatkan devisa, serta mengurangi ketergantungan pada impor komponen baterai,” tegas Presiden Prabowo.

Dukungan penuh pemerintah pusat

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian ESDM, dan Kementerian Perindustrian berkomitmen penuh mendukung kelancaran proyek ini. Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai pembangunan ekosistem industri baterai terintegrasi ini akan menjadi bukti nyata keberhasilan program hilirisasi.

“Kami ingin memastikan seluruh perizinan, dukungan infrastruktur, dan pasokan energi untuk kawasan industri ini dapat berjalan tepat waktu dan efisien, agar target produksi komersial dapat dicapai sesuai rencana,” ujar Luhut.

Target operasi dan kontribusi untuk transisi energi

Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi secara komersial penuh pada akhir 2026, yang diharapkan mampu menyuplai kebutuhan bahan baku untuk 300.000 unit kendaraan listrik per tahun, termasuk ke pasar ekspor. Dengan kapasitas tersebut, Indonesia akan semakin diperhitungkan sebagai produsen utama komponen baterai kendaraan listrik dunia.

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, mengungkapkan proyek ini akan menjadi game changer bagi ekosistem kendaraan listrik Indonesia. “Ini akan menjadi langkah penting menuju target Net Zero Emission 2060, dengan mendukung transisi energi melalui penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai produksi dalam negeri,” kata Toto.

Manfaat sosial dan ekonomi lokal

Selain mendongkrak industri nasional, proyek ini juga diyakini memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Halmahera Timur. Pemerintah daerah menyebut proyek ini dapat mengakselerasi pembangunan infrastruktur penunjang, seperti jalan, pelabuhan, perumahan pekerja, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan.

“Proyek ini diharapkan menjadi katalisator pembangunan ekonomi di wilayah Halmahera Timur, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempercepat transformasi daerah dari ketergantungan pada tambang mentah menuju kawasan industri modern,” ujar Bupati Halmahera Timur.

Kawasan industri hijau dan berkelanjutan

Sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon, kawasan industri baterai di Halmahera Timur ini akan menerapkan konsep green industrial park dengan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang ketat, dan penggunaan energi terbarukan untuk sebagian kebutuhan operasional.

Penerapan standar lingkungan ini akan memastikan keberlanjutan ekosistem industri baterai, sekaligus menjaga keseimbangan alam di sekitar kawasan tambang dan pabrik.

Terkini