PLTP Ijen Resmi Beroperasi, ESDM Fokus Panas Bumi

Senin, 30 Juni 2025 | 07:47:34 WIB
PLTP Ijen Resmi Beroperasi, ESDM Fokus Panas Bumi

JAKARTA - Pemerintah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen Unit 1 di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis, 26 Juni 2025. Peresmian PLTP pertama di Jatim ini menandai langkah maju dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, meskipun tantangan besar masih menanti untuk memaksimalkan potensi panas bumi nasional yang selama ini belum tergarap optimal.

Peresmian PLTP Ijen dilakukan secara daring oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam acara bertajuk Peresmian Pembangunan dan Pengoperasian Energi Terbarukan di 15 Provinsi dan Peningkatan Produksi Minyak 30.000 Barel Blok Cepu. PLTP Ijen dikembangkan oleh PT Medco Power Indonesia sebagai pengembang utama yang telah mengoperasikan pembangkit ini secara komersial sejak 7 Februari 2025.

“PLTP Ijen ini adalah salah satu simbol keseriusan pemerintah dalam mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi, untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Presiden Prabowo.

Kapasitas PLTP Ijen dan rencana ke depan

Berdasarkan data PT Medco Power Indonesia, PLTP Ijen memiliki kapasitas awal sebesar 35 megawatt (MW) dari total kapasitas yang direncanakan mencapai 110 MW. Energi listrik yang dihasilkan dari PLTP ini disuplai ke jaringan PT PLN (Persero) dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa Timur dan sekitarnya.

Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria, menyebutkan bahwa PLTP Ijen adalah salah satu proyek strategis nasional yang dibangun untuk mendukung target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025. “Proyek ini tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Menurut Eka, pengembangan tahap selanjutnya akan difokuskan pada penambahan kapasitas hingga target akhir 110 MW. Ia berharap pemerintah dapat terus mendukung pengembangan panas bumi di Indonesia dengan mempercepat proses perizinan dan menurunkan risiko investasi yang kerap menjadi kendala pengembangan proyek sejenis.

Potensi panas bumi besar, realisasi masih rendah

Mengacu pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi sumber daya panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 gigawatt (GW). Namun, hingga saat ini kapasitas terpasang baru sekitar 2,4 GW atau kurang dari 10 persen dari total potensi. Hal ini menunjukkan masih besarnya ruang bagi pengembangan sektor panas bumi di Indonesia, terutama untuk mendukung target Net Zero Emission pada 2060.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah berkomitmen mendorong pengembangan panas bumi melalui berbagai insentif fiskal dan kebijakan. “Pemerintah sedang menyiapkan regulasi tambahan untuk meningkatkan kepastian investasi di sektor panas bumi. Ini penting untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek serupa PLTP Ijen,” tegas Eniya.

Dukungan untuk masyarakat dan ekonomi daerah

Selain mendukung transisi energi, PLTP Ijen juga diharapkan membawa manfaat nyata bagi masyarakat Bondowoso dan Banyuwangi. Medco Power Indonesia telah menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) di sekitar proyek, mulai dari pelatihan keterampilan, peningkatan fasilitas pendidikan, hingga pembangunan infrastruktur pendukung.

Camat Sempol, Supriyadi, mengatakan kehadiran PLTP Ijen memberikan harapan baru bagi warga sekitar. “Kami berharap keberadaan PLTP ini bisa membuka lapangan kerja, menggerakkan ekonomi, dan membawa pembangunan lebih merata di Bondowoso,” katanya.

Tantangan pengembangan panas bumi di Indonesia

Meski potensinya besar, pengembangan panas bumi di Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah risiko eksplorasi yang tinggi, karena panas bumi membutuhkan survei mendalam dan pengeboran eksplorasi yang menelan biaya besar. Proses perizinan yang panjang dan tumpang tindih juga menjadi hambatan yang sering dikeluhkan pengembang.

“Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, tetapi jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah perizinan, kepastian hukum, dan pembiayaan, maka pengembangan sektor ini akan tetap berjalan lambat,” ujar Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi.

Selain itu, permasalahan lingkungan juga menjadi perhatian. Pengembangan panas bumi harus tetap memperhatikan aspek konservasi, mengingat banyak potensi panas bumi yang berada di kawasan pegunungan atau hutan lindung. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pengembang diharapkan dapat menghasilkan solusi yang menyeimbangkan kebutuhan energi dengan kelestarian lingkungan.

Langkah pemerintah ke depan

Kementerian ESDM menegaskan komitmennya untuk mempercepat pengembangan panas bumi sebagai salah satu pilar utama bauran energi nasional. Dalam waktu dekat, pemerintah akan meluncurkan skema pendanaan berbasis risiko (risk-based financing) untuk proyek panas bumi yang dinilai dapat meningkatkan minat investor.

“Dengan adanya dukungan regulasi, insentif, dan skema pembiayaan baru, kami optimistis kapasitas panas bumi Indonesia dapat bertambah signifikan dalam lima tahun ke depan,” ungkap Eniya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, juga menegaskan pihaknya siap mendukung pemerintah dalam menyerap energi listrik dari PLTP yang sudah beroperasi maupun yang akan dibangun. “PLN mendukung penuh upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan, termasuk panas bumi. Kami siap memastikan listrik dari PLTP seperti Ijen tersalurkan dengan andal ke masyarakat,” jelas Darmawan.

Optimisme untuk masa depan energi hijau

Pengoperasian PLTP Ijen menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkuat kemandirian energi nasional. Dengan optimalisasi potensi panas bumi yang tersebar di berbagai wilayah, Indonesia berpeluang menjadi salah satu produsen energi panas bumi terbesar di dunia.

Pemerintah berharap PLTP Ijen dapat menjadi contoh sukses pengembangan energi panas bumi yang berkelanjutan, berkontribusi pada penurunan emisi karbon, dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Tantangan besar memang masih menghadang, tetapi dengan kolaborasi yang solid, optimisme untuk masa depan energi hijau Indonesia tetap terjaga.

Terkini