Presiden Prabowo Subianto Akan Groundbreaking Proyek Dragon

Senin, 30 Juni 2025 | 09:18:23 WIB
Presiden Prabowo Subianto Akan Groundbreaking Proyek Dragon

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama untuk Proyek Dragon, sebuah ekosistem industri baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi yang pertama di dunia, pada Minggu, 29 Juni 2025. Acara tersebut akan berlangsung di Kawasan Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat.

Proyek Dragon menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik nasional sekaligus menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam rantai pasok global baterai EV. Dengan dukungan teknologi canggih dan investasi besar, proyek ini diharapkan menjadi penggerak utama transformasi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

Proyek Dragon: Ekosistem Baterai EV Terintegrasi dari Hulu ke Hilir

Proyek Dragon merupakan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi menyeluruh, mencakup seluruh rantai nilai mulai dari ekstraksi bahan baku nikel di tambang, pengolahan melalui smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL), produksi prekursor dan katoda, hingga perakitan sel baterai dan battery pack siap pakai.

Semua proses tersebut dikembangkan di berbagai lokasi strategis, termasuk Halmahera Timur, Maluku Utara yang kaya akan sumber daya nikel, komoditas utama dalam pembuatan baterai lithium-ion yang menjadi standar baterai kendaraan listrik masa kini.

“Proyek ini akan meliputi seluruh rantai nilai baterai kendaraan listrik, dari tambang nikel, smelter HPAL, produksi prekursor dan katoda, sampai sel baterai dan battery pack. Ini merupakan ekosistem baterai EV terintegrasi pertama di dunia,” jelas sumber terpercaya dari ruangenergi.com saat memberikan keterangan di Jakarta, Sabtu 28 JUNI 2025.

Konsorsium Strategis: Kolaborasi CATL, Indonesia Battery Corporation, dan ANTAM

Pengembangan Proyek Dragon dikelola oleh konsorsium perusahaan besar, yaitu CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) asal Tiongkok, Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan holding BUMN di bidang baterai, serta PT Aneka Tambang (ANTAM), perusahaan tambang milik negara.

Kolaborasi ini menggabungkan teknologi canggih CATL dengan sumber daya alam dan dukungan korporasi Indonesia, yang diharapkan mampu menciptakan sinergi optimal dalam membangun ekosistem baterai yang kompetitif di pasar global.

Nilai investasi yang disiapkan untuk proyek ini sangat besar, diperkirakan mencapai US$ 6–7 miliar atau sekitar Rp 98–114 triliun. Angka ini menunjukkan besarnya komitmen pemerintah dan mitra strategis dalam mendorong pengembangan industri hijau berbasis energi baru terbarukan.

Langkah Strategis Menuju Era Kendaraan Listrik Nasional

Groundbreaking Proyek Dragon ini menjadi langkah strategis pemerintah Indonesia untuk mendukung target nasional pengurangan emisi karbon dan mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil menuju kendaraan listrik. Program ini juga sejalan dengan visi Indonesia menjadi pusat manufaktur baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Presiden Prabowo Subianto, yang juga memimpin kebijakan pengembangan industri pertahanan dan energi nasional, dipastikan akan memberikan perhatian penuh terhadap proyek ini. Kehadirannya pada acara groundbreaking menandakan keseriusan pemerintah dalam mendorong penguatan industri baterai sebagai pilar utama ekonomi hijau.

“Rencananya pada Minggu 29 JINI 2025, Presiden Prabowo akan berangkat ke Karawang untuk meresmikan Proyek Dragon yang dikembangkan oleh CATL dan Indonesia Battery Corporation,” kata sumber ruangenergi.com.

Dampak Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Nasional

Pembangunan Proyek Dragon diprediksi akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Selain menyerap tenaga kerja lokal, proyek ini juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik dan komponen baterai.

Dengan mengintegrasikan seluruh proses produksi dari hulu hingga hilir, Indonesia dapat menekan ketergantungan impor bahan baku dan komponen baterai, sekaligus menambah nilai tambah produk dalam negeri yang mendukung ekspor.

Pengembangan ini juga akan mendorong inovasi teknologi dan transfer ilmu pengetahuan di bidang baterai, membuka peluang riset dan pengembangan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi baterai kelas dunia.

Sinergi BUMN dan Investasi Asing: Kunci Keberhasilan Proyek

Kolaborasi antara BUMN dan perusahaan asing seperti CATL menandai model bisnis strategis yang mengoptimalkan keunggulan masing-masing pihak. Indonesia Battery Corporation sebagai holding BUMN bertugas mengintegrasikan berbagai aset BUMN untuk memperkuat rantai pasok industri baterai nasional.

Sementara itu, CATL membawa teknologi dan pengalaman sebagai salah satu produsen baterai terbesar dunia, memberikan nilai tambah kompetitif bagi proyek ini. PT Aneka Tambang (ANTAM) berperan sebagai penyedia bahan baku nikel yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan.

Model konsorsium ini diharapkan menjadi blueprint bagi pengembangan industri energi terbarukan di Indonesia ke depannya.

Tantangan dan Strategi Pengembangan

Meskipun prospeknya sangat cerah, pengembangan ekosistem baterai EV terintegrasi ini juga menghadapi tantangan besar, mulai dari aspek teknis pengolahan bahan baku, regulasi, hingga aspek lingkungan dan sosial. Pengelolaan tambang nikel yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi fokus utama agar pembangunan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan alam.

Pemerintah dan pelaku industri juga harus memastikan transfer teknologi berjalan efektif agar kapasitas produksi dan kualitas baterai yang dihasilkan memenuhi standar global.

Selain itu, pengembangan infrastruktur pendukung seperti jaringan listrik yang andal dan fasilitas logistik modern juga menjadi bagian dari strategi mempercepat realisasi proyek.

Proyeksi Masa Depan dan Peran Indonesia dalam Industri Baterai Global

Dengan dimulainya Proyek Dragon, Indonesia diposisikan menjadi salah satu pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik dunia. Proyek ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi dan industri nasional, tetapi juga bagian dari strategi global mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat revolusi kendaraan listrik.

Keberhasilan proyek ini dapat menarik lebih banyak investasi di sektor energi hijau dan teknologi bersih, membuka peluang kerja bagi generasi muda Indonesia, serta meningkatkan ekspor produk bernilai tinggi.

Groundbreaking Proyek Dragon yang akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Karawang pada 29 Juni 2025 menjadi momen penting bagi industri baterai kendaraan listrik nasional dan upaya Indonesia mengukuhkan diri sebagai pusat manufaktur baterai terkemuka di dunia. Dengan investasi besar, teknologi mutakhir, serta dukungan penuh pemerintah dan mitra strategis, proyek ini diharapkan mampu membawa Indonesia ke era baru ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Sebagaimana dikutip dari sumber ruangenergi.com, “Proyek Dragon akan menjadi ekosistem baterai EV terintegrasi pertama di dunia yang menghubungkan seluruh rantai nilai baterai dari tambang nikel hingga battery pack. Ini adalah langkah besar bagi Indonesia dan industri kendaraan listrik global.”

Dengan segala persiapan dan potensi besar yang ada, Proyek Dragon tidak hanya menjadi proyek ambisius semata, tetapi juga kunci transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, maju, dan mandiri.

Terkini