Bursa Asia Dibuka Menguat, Sentimen Positif Wall Street Angkat Pasar Regional

Senin, 30 Juni 2025 | 09:27:20 WIB
Bursa Asia Dibuka Menguat, Sentimen Positif Wall Street Angkat Pasar Regional

JAKARTA — Bursa saham Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan Senin pagi, 30 Juni 2025, menyusul reli kuat yang terjadi di Wall Street pada akhir pekan lalu. Pergerakan positif bursa Amerika Serikat mendorong kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi global dan memicu sentimen optimistis di pasar regional.

Mengutip laporan VIVA.co.id, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 0,94 persen ke level 39.517,55 pada awal perdagangan. Indeks Topix juga naik 0,58 persen menjadi 2.807,14. Pasar saham Hong Kong melalui indeks Hang Seng tercatat menguat 0,75 persen, sedangkan Shanghai Composite China menanjak 0,42 persen.

Sementara itu, bursa Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan dengan indeks Kospi yang dibuka menguat 0,67 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia ikut terkerek 0,55 persen ke level 7.870,10.

Kenaikan bursa Asia ini mengikuti reli bursa saham Amerika Serikat, di mana indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 0,77 persen ke 39.118,86. Sementara S&P 500 naik 0,82 persen ke 5.464,62, dan Nasdaq menguat 1,03 persen ke 17.733,28 pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025 waktu setempat.

Analis VIVA Markets, Andri Widjaja, mengatakan sentimen positif di Wall Street dipicu oleh data inflasi AS yang sesuai dengan ekspektasi pasar, memberikan harapan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve, tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

“Pasar merespons positif rilis data inflasi yang menunjukkan tren moderat. Ini mengurangi kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed,” ujar Andri.

Selain itu, Andri menilai penguatan bursa Asia juga didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi di kawasan, terutama di Jepang dan China, yang mulai menunjukkan perbaikan indikator makroekonomi.

“Investor mulai optimistis melihat sinyal pemulihan di Jepang dan China, meskipun tetap mewaspadai risiko geopolitik dan perlambatan global,” jelas Andri.

Dari dalam negeri, investor juga mencermati rilis data inflasi Indonesia dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang akan diumumkan pada pekan ini. Kedua faktor tersebut diperkirakan akan memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke depan.

“Jika data inflasi tetap stabil dan kebijakan moneter tidak agresif, pasar saham Indonesia berpotensi mengikuti penguatan regional,” tambah Andri.

Sementara itu, mata uang yen Jepang dibuka melemah tipis di level 160,95 per dolar AS, sedangkan dolar Australia menguat tipis ke posisi 0,6676 per dolar AS. Pergerakan nilai tukar ini menjadi perhatian pelaku pasar karena dapat memengaruhi arus investasi ke bursa saham Asia.

Terkini