JAKARTA - Dalam upaya mengangkat status Waduk Cengklik sebagai destinasi wisata unggulan di Boyolali, pemerintah daerah memanfaatkan momentum Hari Jadi ke-178 Kabupaten Boyolali untuk mengadakan aksi lingkungan yang digerakkan secara bersama. Kegiatan ini melibatkan penebaran puluhan ribu benih ikan, pembersihan eceng gondok, penanaman pohon, serta pemberian bantuan sosial—dalam satu rangkaian aksi terpadu yang mengajak masyarakat turut ambil bagian dalam menjaga dan memanfaatkan potensi alam setempat.
Sinergi Pemda dan Stakeholder di Waduk
Dalam acara yang berlangsung di Kecamatan Ngemplak itu, Wakil Bupati Dwi Fajar Nirwana bersama Bupati Agus, Ketua TP PKK Dita Agus Irawan, jajaran Forkopimda, Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama, serta GM Angkasa Pura I Erick Rofiq Nurdin secara simbolis menebar 20 ribu benih ikan hasil bantuan dari pemerintah provinsi dan kabupaten. Langkah ini bukan hanya soal konservasi, tetapi sarana pendekatan branding untuk menjadikan waduk sebagai salah satu ikon wisata terpadu di Boyolali.
- Baca Juga Wisata Muara Mundu Kian Estetik
“Kita harus branding Waduk Cengklik benar-benar menjadi wisata yang menarik, dan menjadi andalan untuk Kecamatan Ngemplak dan Kabupaten Boyolali,” tegas Bupati Agus, menegaskan bahwa waduk ini bisa jadi pilihan terbaik terutama saat musim haji, ketika keramaian mendatangi Asrama Haji Donohudan yang hanya berjarak dekat.
Aksi Nyata dari Lingkungan ke Ekonomi Kreatif
Penebaran benih ikan tersebut bukan gerakan simbolik semata—ia sejalan dengan upaya pembersihan eceng gondok dan penghijauan lingkungan sekitar waduk. Dengan mengembalikan kualitas air dan menambah keanekaragaman hayati, pemerintah berharap tubuh waduk dapat eksis sebagai lokasi rekreasi alam dan edukasi lingkungan, menciptakan destinasi wisata yang mendukung ekonomi kreatif masyarakat lokal.
Kolaborasi juga merambah kerja sama antara Pemkab, BBWS Bengawan Solo, dan Angkasa Pura I Solo. Rencana pengembangan mencakup penataan fasilitas pendukung, jalur trekking, area foto, serta wahana air ringan yang ramah keluarga. Integrasi potensi wisata alam, sejarah lokal, serta pendekatan edukatif diharapkan membawa transformasi ekonomi dan sosial di wilayah Ngemplak.
Dimensi Keamanan dan Kebersamaan
Tak kalah penting, Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol Inf Dhanu Anggoro Asmoro menegaskan bahwa kehadiran TNI dan Polri dalam kegiatan ini merupakan simbol nyata kekompakan antara pemerintah daerah dan aparat keamanan. “Ini merupakan langkah awal bagi kita semuanya, bahwa kita harus kompak untuk membangun negeri ... ini wujud kekompakan buat kami,” ujarnya, menegaskan bahwa pembangunan bersifat lintas sektor dan memerlukan kerja sama serta sinergi penuh.
Dari Revival Ekologis Hingga Destinasi Wisata
Apa yang terjadi di Waduk Cengklik menunjukkan gambaran kolaborasi multifungsi: ia bukan sekadar struktur pengendali air, tetapi juga potensi wisata, lokasi konservasi, hingga motor pemberdayaan ekonomi lokal. Penanaman pohon dan perbaikan ekosistem menyatu dengan pemberdayaan melalui kios kreatif, jalur wisata, serta program pemberian bantuan sosial yang menyertai kegiatan lingkungan ini.
Mulai dari penataan area pinggir waduk, ketersediaan tempat tidur wisata sederhana, hingga promosi digital—semua diarahkan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. Tim Pemkab juga mempertimbangkan penambahan fasilitas penunjang seperti arboretum, papan informasi ekologi, panggung terbuka, dan area edukasi lingkungan. Dengan demikian, Waduk Cengklik dapat menjadi contoh wisata alternatif dan edukatif di wilayah yang sebelumnya hanya dikenal sebagai pusat irigasi.
Membangun Kesadaran Kolektif
Aksi serentak ini menunjukkan bahwa pembangunan waduk modern membutuhkan kesadaran kolektif. Hanya dengan sinergi antara pemerintah daerah, instansi terkait, aparat keamanan, dan masyarakat, waduk seperti Cengklik bisa dimaksimalkan sebagai ruang publik multifungsi—berisi edukasi lingkungan, sosial ekonomi, serta aktivitas rekreasi.
Investasi lingkungan seperti penebaran ikan dan penghijauan merupakan langkah nyata untuk menjaga sumber daya air, sekaligus menciptakan nilai tambah melalui pariwisata dan edukasi masyarakat lokal. Ke depan, warga bisa menjadi penjaga dan pengelola informal waduk, mendukung program-program konservasi, kebersihan, dan wisata secara berkelanjutan serta berbasis komunitas.
Langkah Kedepan dan Harapan
Melihat potensi besar Waduk Cengklik, Pemkab Boyolali berencana memperluas kolaborasi dengan mitra lain, termasuk BBWS dan pihak bandara. Rencana jangka panjang mencakup penyediaan fasilitas pendukung bagi wisatawan haji yang mampir, pengembangan wisata air perahu, hingga penataan kuliner dan UMKM lokal di sekitar area.
Program ini sekaligus menjadi edukasi publik tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai modal utama pembangunan berkelanjutan. Harapannya, anak-anak muda dan generasi penerus akan memandang waduk tidak hanya layak kunjung, tetapi juga layak dipelihara dan diwariskan.
Cengklik sebagai Wajah Baru Destinasi Boyolali
Kolaborasi antara Bupati, Wakil Bupati, stakeholder, dan aparat keamanan di Waduk Cengklik menjadi bukti bahwa potensi alam bisa dimanfaatkan secara strategis. Penebaran 20 ribu benih ikan, perbaikan ekologi, dan rencana wisata terpadu tidak hanya menyehatkan lingkungan, tetapi juga membuka ruang baru untuk pemberdayaan ekonomi kreatif.
Kerjasama antarinstansi, kebersamaan stakeholders, dan dukungan masyarakat menjadi pondasi penting dalam membangun waduk ini sebagai ikon baru—ramah, edukatif, sekaligus mengundang kunjungan wisata dari berbagai kalangan. Dengan langkah ini, Boyolali memperkuat brandingnya sebagai destinasi hijau yang berpihak pada lingkungan, ekonomi lokal, dan kualitas hidup masyarakat.