Kesadaran Lingkungan Dorong Minat Mobil Listrik di Indonesia

Rabu, 02 Juli 2025 | 11:49:10 WIB
Kesadaran Lingkungan Dorong Minat Mobil Listrik di Indonesia

JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, tren kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia semakin meningkat. Tidak hanya sebagai solusi teknologi masa depan, kendaraan listrik juga semakin diminati karena alasan yang lebih mendasar: kepedulian terhadap lingkungan hidup. Hal ini terungkap dalam hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Populix, perusahaan riset dan penyedia platform survei daring, yang mengungkap motivasi utama masyarakat Indonesia memilih mobil listrik.

Survei berjudul “Electric Vehicles in Indonesia: Consumer Insights and Market Dynamics” yang dirilis pada Juli 2025 ini menunjukkan bahwa mayoritas responden—sekitar 67 persen—menyatakan bahwa alasan utama mereka mengadopsi kendaraan listrik adalah karena bebas polusi udara. Faktor ini menjadi perhatian utama di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara yang sehat dan dampak buruk polusi bagi kesehatan manusia.

Tak hanya itu, 60 persen responden juga memilih kendaraan listrik karena bebas polusi suara. Kebisingan kendaraan bermotor konvensional selama ini menjadi salah satu penyumbang utama polusi suara di perkotaan. Dengan penggunaan kendaraan listrik yang lebih hening, masyarakat berharap dapat mengurangi tingkat kebisingan yang menjadi sumber stres dan gangguan kesehatan.

Selain dua faktor tersebut, sekitar 54 persen responden menyatakan bahwa mereka memilih mobil listrik karena dampak positifnya terhadap lingkungan secara umum. Ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia kini mulai melihat kendaraan listrik bukan hanya sebagai alat transportasi semata, melainkan juga sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan yang mendukung upaya pelestarian bumi.

Susan Adi Putra, Associate Head of Research for Automotive Populix, menegaskan bahwa kesadaran lingkungan menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian kendaraan listrik. “Orang-orang Indonesia sekarang mulai melek terkait lingkungan kalau kita lihat,” ujarnya di Jakarta. Pernyataan ini menegaskan adanya perubahan paradigma di kalangan masyarakat yang semakin mengutamakan aspek keberlanjutan dalam memilih produk, termasuk kendaraan.

Meskipun aspek lingkungan menjadi faktor dominan, survei Populix juga mengungkap sejumlah alasan lain yang turut mempengaruhi minat masyarakat terhadap kendaraan listrik. Di antaranya adalah kemudahan dalam hal perawatan kendaraan dibandingkan dengan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE), yang disebut oleh 45 persen responden. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mulai menyadari keuntungan praktis dari kendaraan listrik, yang memiliki komponen mesin lebih sederhana sehingga membutuhkan perawatan lebih mudah dan murah.

Biaya perawatan dan pemeliharaan yang lebih rendah juga menjadi faktor penting bagi 45 persen responden. Dalam jangka panjang, hal ini menjadi daya tarik tersendiri karena mengurangi beban pengeluaran rutin pengguna kendaraan listrik.

Selain itu, 41 persen responden juga mempertimbangkan biaya operasional yang lebih rendah, yang berkaitan dengan efisiensi energi kendaraan listrik dibandingkan bahan bakar fosil. Dengan harga listrik yang relatif stabil dan subsidi yang tersedia, kendaraan listrik menjadi pilihan ekonomis untuk aktivitas sehari-hari.

Pajak tahunan yang lebih rendah juga menjadi faktor pertimbangan sekitar 34 persen responden. Kebijakan fiskal ini merupakan salah satu insentif pemerintah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Faktor regulasi dan kebijakan pemerintah memang tidak bisa dilepaskan dari keputusan konsumen. Susan Adi Putra menambahkan, “Insentif dari pemerintah ini juga mendukung mereka untuk beli akhirnya, ini sangat mempengaruhi mereka, ini memegang peranan penting juga selain dari aspek lingkungan.” Hal ini menegaskan bahwa dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi, keringanan pajak, dan peraturan yang mempermudah kepemilikan kendaraan listrik sangat berperan dalam mempercepat transisi menuju kendaraan rendah emisi di Indonesia.

Dari sisi teknis, beberapa aspek seperti kecepatan pengisian daya baterai, model desain yang unik, serta fitur keselamatan canggih menjadi pertimbangan tambahan, meskipun posisinya lebih rendah dibanding faktor lingkungan dan biaya. Sekitar 28 persen responden menganggap kemampuan pengisian baterai yang cepat penting, mengingat infrastruktur pengisian daya yang memadai menjadi salah satu tantangan utama bagi adopsi kendaraan listrik secara luas.

Demikian pula dengan model kendaraan yang berbeda dan menarik secara desain, serta fitur keselamatan yang semakin canggih, juga menarik perhatian 28 persen responden, yang menunjukkan bahwa inovasi produk turut mendukung minat pasar.

Tren ini juga sejalan dengan perkembangan industri otomotif nasional yang mulai fokus pada produksi dan perakitan mobil listrik di dalam negeri, seperti langkah Jaecoo Indonesia yang siap meluncurkan model J5. Dukungan industri dan kebijakan pemerintah diharapkan dapat semakin memperluas akses kendaraan listrik bagi masyarakat Indonesia.

Dengan tingginya kesadaran masyarakat dan dukungan berbagai pihak, kendaraan listrik diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan signifikan di pasar domestik, sekaligus berkontribusi positif pada upaya pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di Indonesia.

Terkini