JAKARTA - ToRi Coffee tidak hanya menjual kopi Toraja—pasangan suami istri Citra Wulandari dan Fredy Pairunan justru membangun sebuah ekosistem yang menyatukan budaya lokal dan peluang global. Didukung penuh oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), usaha ini kini menjadi pemasok kopi Toraja ke coffee shop di lima negara, sebuah pencapaian menggembirakan bagi sebuah UMKM asal Sulawesi Selatan.
Menjaga Roots, Mengejar Global
Keputusan Citra dan Fredy untuk meninggalkan karier di kota besar bukan sekadar tentang bisnis, tetapi juga sebuah misi mempertahankan identitas Toraja. “Toraja dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di Indonesia,” kata Citra, menggambarkan filosofi brand dan desain produk yang mereka bangun. Filosofi ini juga menjadi daya tarik unik yang membedakan ToRi Coffee di pasar ekspor.
Dalam pengelolaan produksi, ToRi Coffee memperhatikan setiap tahapan—dari budidaya biji hingga proses roasting. Dengan mempekerjakan 21 karyawan lokal, termasuk mahasiswa paruh waktu, mereka melibatkan masyarakat setempat dalam rantai nilai kopi Toraja. Selain menyediakan lapangan kerja, mereka menerapkan program pendampingan dan edukasi bagi petani, untuk mewujudkan regenerasi dan kesinambungan usaha.
Melintasi Lautan: Distribusi dan Ekspor
Hingga saat ini, ToRi Coffee memproduksi sekitar 275 kilogram roasted bean dan kopi bubuk setiap bulan. Produk mereka tidak hanya dijual di toko-toko oleh-oleh di Toraja dan sejumlah provinsi Indonesia, tapi juga dikirim ke konsumen di Australia, Perancis, Jepang, Belanda, dan bahkan ke coffee shop luar negeri. Eksportir UMKM ini menetapkan minimum pembelian 5 kg agar bisa memasok kafe-kafe internasional, menjadikan ToRi Coffee sebagai salah satu pelaku kopi mapan meski masih dalam skala terbatas.
Peringkat Tumbuh: Dari UMKM Baru ke Komunitas Ekspor
Momentum besar datang saat ToRi Coffee meraih penghargaan “Best Newcomer” di ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Penghargaan ini membuka peluang bisnis internasional lewat business matching dengan buyer global, sekaligus memberikan akses ke pameran makanan dan minuman tingkat Asia Tenggara—FHA Food & Beverage 2025 di Singapura. Melalui ajang ini, ToRi Coffee mendapat rekomendasi untuk memasok kopi Toraja ke buyer dari Singapura, sekaligus memperluas jejaring dan peluang dagang.
BRI: Mitra Investasi dan Pengembangan
Menurut Citra, keberhasilan ini tidak datang tiba-tiba. “Proses panjang yang didukung BRI melalui fasilitas KUR dan berbagai program pembinaan seperti Pengusaha Muda BRILiaN 2022” menjadi komponen penting keberlanjutan usaha ToRi Coffee. Melalui program tersebut, Citra mendapat pelatihan intensif dalam perencanaan bisnis, branding, digital marketing, dan akses ke hati pasar melalui keikutsertaan pada pameran.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan bahwa jangkauan pendampingan ini sejalan dengan visi BRI untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui sektor UMKM. “Dukungan yang tepat akan memungkinkan UMKM memperluas jangkauan usaha secara berkelanjutan, meningkatkan daya saing, dan menembus pasar global,” ujarnya. Dalam hal ini, ToRi Coffee menjadi bukti nyata bahwa UMKM dengan pendekatan berdaya saing dan dukungan lembaga keuangan dapat berkembang pesat.
Membalik Tantangan Menjadi Peluang
UMKM kopi Toraja sebelumnya menghadapi berbagai tantangan: regulasi perdagangan, ketatnya kualitas ekspor, dan keterbatasan modal. BRI hadir dalam menghilangkan hambatan ini—oleh karena itu, ToRi Coffee mampu memetakan strategi pemasaran, memenuhi standar mutu internasional, dan melakukan pengiriman ke empat benua.
Lebih dari itu, pendekatan sosial ekonomi juga menjadi bagian integral. Dengan memberdayakan petani dan keluarga lokal, mereka memperkuat fondasi komunitas Kopi Toraja sekaligus merawat budaya. Ini bukan hanya soal menghasilkan produk, tetapi membangun ekosistem berkelanjutan.
Potensi dan Tantangan Mendatang
Kini ToRi Coffee menetapkan arah strategis baru: memperluas volume ekspor dan memperkuat peran sosial ekonomi di Toraja. Citra berharap bisnis maju bisa membuka kesempatan kerja lebih luas, bahkan menciptakan produk kopi turunan seperti ready-to-drink atau merchandise budaya Toraja.
Namun rintangan tetap ada. Meski pesanan dari lima negara sudah ada, logistical supply chain, pengemasan ekspor, dan kompetisi global masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, adanya uji coba produk di ajang internasional menjadi kesempatan emas untuk membuktikan kualitas dan branding mereka di mata global.
BRI berperan lebih lanjut sebagai katalisator—mendampingi UMKM dalam perizinan ekspor, pembiayaan modal kerja skala menengah, dan memperkuat hubungan dagang lewat bilateral atau konferensi komersial. Dengan model kemitraan ini, ToRi Coffee berpotensi menjadi miniatur kesuksesan UMKM Indonesia yang mampu menjaga akar budaya namun merambah panggung dunia.
Dampak Lebih Luas: Pendidikan Keunggulan Lokal
ToRi Coffee juga menjadi platform edukatif—menunjukkan generasi muda bahwa peluang usaha bisa dibangun di kampung asal dengan dukungan teknologi, strategi pemasaran modern, dan institusi keuangan. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi pengusaha muda di daerah lain yang memiliki produk khas namun belum diekspos ke pasar global.
ToRi Coffee membuktikan bahwa UMKM dari daerah terpencil bisa menembus pasar ekspor jika dibekali modal lokal: budaya, pengetahuan, dan strategi inovatif. BRI hadir sebagai mitra strategis yang memfasilitasi perjalanan tersebut—dengan KUR, pelatihan, dan akses pasar global.
Tidak hanya sebuah bisnis, ToRi Coffee kini membawa misi ekonomi dan sosial: memperkenalkan kekayaan budaya Toraja ke dunia lewat wangi kopi, memberdayakan komunitas, serta menjadi inspirasi bagi banyak UMKM lainnya. Dengan tambahan dukungan ini, kopi Toraja bukan hanya cerita lokal, tetapi bagian dari narasi ekspor Indonesia di masa depan.