Jasa Marga Suntik Dana ke Whoosh

Kamis, 03 Juli 2025 | 12:01:27 WIB
Jasa Marga Suntik Dana ke Whoosh

JAKARTA - Dalam upaya menstabilkan likuiditas operasional proyek transportasi terbesar di Asia Tenggara, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. hadir sebagai salah satu pilar pendiri yang cukup tangguh. Kali ini, mereka menyalurkan pinjaman pemegang saham senilai Rp116,49 miliar melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) untuk mendukung kebutuhan cash deficiency support proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) alias layanan Whoosh. Langkah ini menunjukkan komitmen konsorsium BUMN untuk menjaga kesinambungan operasional kereta cepat rakyat.

Memahami Arus Kas Proyek Multi-BUMN

Kereta cepat Whoosh, hasil kolaborasi KCIC antara PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga, dan PTPN I, menghadirkan teknologi tinggi dalam sistem transportasi nasional. Namun, seperti halnya infrastruktur besar lainnya, proyek ini masih membutuhkan pendampingan keuangan ekstra terutama di fase awal. Arsip internal Jasa Marga menjelaskan:

“Transaksi tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan cash deficiency support PT Kereta Cepat Indonesia China tahun 2023‑2024 yang dilakukan melalui PSBI.”

Cash deficiency support (CDS) merupakan metode untuk menutup kekurangan arus kas, agar operasi bisa berjalan mulus tanpa gangguan likuiditas. Dengan masifnya konstruksi dan operasional awal, fasilitas seperti ini kerap menjadi alat vital agar proyek strategis tidak terganggu.

Skema Pembiayaan dan Struktur Modal

Dana sebesar Rp116,49 miliar dicatat sebagai pengalihan kas menjadi piutang lain-lain pada laporan keuangan konsolidasi Jasa Marga. Meski jumlah signifikan, manajemen memastikan dampak terhadap pendapatan dan beban operasional bersifat netral:

“Rencana transaksi tidak memberikan dampak negatif terhadap laporan keuangan perseroan,” tegas manajemen.

Selain itu, lembaga penilai independen, KJPP Budi, Edy, Saptono & Rekan, menegaskan bahwa transaksi tersebut mencerminkan nilai pasar wajar dan struktur bunga yang kompetitif.

Secara proporsi kepemilikan saham, Jasa Marga memiliki 7,08% saham PSBI, sedangkan porsi terbesar ada di tangan KAI (58,53%), WIKA (33,36%), dan PTPN I (1,03%). Struktur ini menunjukkan bahwa dukungan modal datang dari banyak pihak, namun Jasa Marga mengambil peran strategis dengan kontribusi signifikan.

Siapa Saja di Balik PSBI?

PSBI merupakan konsorsium BUMN yang diberi mandat mengoordinasi proyek KCIC. Empat pemegang saham utamanya adalah:

PT Kereta Api Indonesia (KAI)

PT Wijaya Karya (WIKA)

PT Jasa Marga

PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I)

Kehadiran Jasa Marga dalam struktur ini bukan sekadar bentuk kepemilikan; mereka juga memiliki akses ke jaringan logistik jalan tol, yang relevan untuk distribusi logistik dan konsolidasi wilayah proyek.

Whoosh: Inovasi Transportasi Nasional

Sejak diluncurkan pada Oktober 2023, layanan Kereta Cepat Whoosh telah memberikan pengalaman baru bagi kehidupan publik modern. General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyatakan:

“Pencapaian ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap layanan Kereta Cepat Whoosh.”

Statistik mengungkap bahwa dalam periode awal beroperasi, Whoosh telah melayani lebih dari 10 juta penumpang melalui sekitar 29.786 perjalanan. Volume pengguna ini merupakan indikasi penerimaan positif masyarakat terhadap teknologi transportasi cepat yang sebelumnya belum pernah ada di kawasan Asia Tenggara.

Masa Depan Proyek Siapa Untung?

Pinjaman Jasa Marga bukan sekadar suntikan dana, tetapi langkah strategis untuk menjaga momentum proyek. Arus kas yang sehat penting agar operasional Whoosh tidak hamper oleh defisit biaya awal seperti bahan bakar, pemeliharaan, dan pembayaran tenaga kerja.

Bagi Jasa Marga, investasi ini juga berdampak pada:

Diversifikasi portofolio – memperluas eksposur ke sektor kereta cepat selain tol.

Sinergi infrastruktur – integrasi antara jaringan jalan tol dan koridor rel cepat akan mempermudah konektivitas logistik.

Stabilitas fiskal – fasilitas pinjaman yang dihitung wajar secara akuntansi tidak akan membebani laporan rutin.

Risiko dan Peluang

Sistem pinjaman antar-BUMN memberikan peluang dan risiko:

Risiko likuiditas: Jika arus kas Whoosh terganggu, PSBI wajib memastikan kelancaran pengembalian sesuai tenor dan bunga pasar.

Peluang integrasi modal: Jasa Marga dapat mengandalkan layanan Whoosh di masa depan sebagai bagian dari paket perjalanan moda campuran.

Efisiensi operasional: Utilisasi jalan tol dan rel cepat dari satu konsorsium membuka peluang integrasi teknologi dan pelayanan transportasi yang lebih modern.

Terobosan Infrastruktur Nasional

Whoosh adalah tonggak perjalanan transportasi di Indonesia. Dengan dukungan BUMN seperti Jasa Marga, WIKA, dan KAI melalui PSBI, proyek ini menjadi representasi sinergi nasional — infrastruktur yang tidak hanya menyasar keuntungan jangka pendek, tetapi juga transformasi teknologi serta modernisasi layanan publik.

Investasi Menuju Masa Depan

Pinjaman Jasa Marga sebesar Rp116,49 miliar bukan angka kecil — namun nilainya jauh melebihi matematis ROI, dengan konsekuensi strategis yang lebih luas. Ini mencerminkan keyakinan dan support penuh terhadap proyek kereta cepat sebagai instrumen perubahan sosial-ekonomi.

Dengan tercapainya volume penumpang lebih dari 10 juta dan 29 ribu perjalanan, Whoosh bukan sekadar angkutan; ia menjadi simbol aspirasi bangsa. Dukungan keuangan yang berkelanjutan melalui PSBI berperan penting mengokohkan landasan kelangsungan operasional.

Harapannya, sinergi ini menjadi blueprint keberhasilan kolaborasi BUMN untuk proyek infrastruktur transformatif, demi mendukung mobilitas modern, efisiensi logistik, dan pertumbuhan nasional yang berkelanjutan.

Terkini