JAKARTA - Bulan Juli 2025 menjanjikan ketegangan luar biasa bagi para penggemar Mixed Martial Arts (MMA) di seluruh dunia. Ultimate Fighting Championship (UFC) bersiap menyuguhkan tiga gelaran spektakuler, termasuk duel yang diperkirakan akan mencatat sejarah dalam dunia pertarungan oktagon: trilogi perpisahan antara Dustin Poirier dan Max Holloway.
Alih-alih menjadi bulan jeda musim panas, Juli kali ini justru dirancang UFC sebagai panggung penuh emosi dan adrenalin. Selain menampilkan sederet pertarungan menarik lintas kelas, perhatian utama tertuju pada laga ikonik antara dua veteran oktagon yang pernah merajai divisi ringan dan bulu.
Trilogi Bernuansa Emosional: Dustin Poirier vs Max Holloway
Pertarungan antara Dustin Poirier dan Max Holloway bukan sekadar ajang adu fisik di atas kanvas. Lebih dari itu, ini adalah kisah panjang persaingan dua petarung yang tumbuh bersama di UFC, saling mengalahkan, dan kini akan menyudahi rivalitas mereka dalam satu pertarungan terakhir.
Pertemuan pertama mereka terjadi pada tahun 2012, saat Holloway masih pendatang baru dan Poirier sukses mengamankan kemenangan lewat submission di ronde pertama. Tujuh tahun kemudian, tepatnya di 2019, keduanya kembali bersua untuk memperebutkan sabuk interim kelas ringan. Kali ini, Poirier kembali keluar sebagai pemenang setelah lima ronde berdarah-darah.
Kini, 2025 menjadi panggung terakhir—bukan hanya bagi trilogi ini, tetapi kemungkinan juga bagi karier kompetitif Dustin Poirier. Dikenal sebagai "The Diamond", Poirier sempat memberi sinyal kuat bahwa laga ini akan menjadi penampilan terakhirnya di dalam oktagon.
"Aku ingin pertarungan yang berarti, yang membuatku merasa hidup kembali di sana. Max adalah lawan yang sempurna untuk itu," ujar Poirier dalam wawancara dengan ESPN.
Max Holloway: Peluang Balas Dendam dan Legasi
Di sisi lain, Max Holloway melihat pertarungan ini sebagai peluang untuk menutup luka lama sekaligus membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung terhebat UFC sepanjang masa. Dikenal dengan julukan "Blessed", Holloway memiliki reputasi sebagai striker paling aktif dan akurat dalam sejarah UFC.
Meskipun dua kali kalah dari Poirier, Holloway tetap menjadi favorit publik karena gaya bertarungnya yang eksplosif dan kemampuannya bertahan dalam tekanan. Kemenangan atas Poirier dalam laga ketiga ini akan memberinya semacam penyempurnaan dalam catatan karier, sekaligus menjawab pertanyaan yang selama ini menghantuinya.
"Aku sudah menunggu lama untuk kesempatan ini. Tidak ada yang lebih manis dari balas dendam di waktu yang tepat," kata Holloway dalam sesi media open workout UFC.
Tiga Event Besar UFC Sepanjang Juli 2025
Selain duel Poirier vs Holloway, UFC juga menjadwalkan dua event utama lainnya sepanjang Juli 2025. Ketiganya menyajikan pertarungan kelas dunia di berbagai divisi.
UFC Fight Night – 6 Juli 2025
Bertempat di UFC Apex, Las Vegas.
Menampilkan pertarungan utama antara Calvin Kattar melawan Movsar Evloev di kelas bulu.
Event ini menjadi ajang comeback bagi Kattar setelah absen lama akibat cedera lutut.
UFC 309 – 13 Juli 2025
Salah satu event PPV utama bulan ini yang dihelat di T-Mobile Arena.
Selain Poirier vs Holloway, juga menampilkan co-main event antara Valentina Shevchenko melawan Manon Fiorot untuk perebutan sabuk kelas terbang wanita.
Juga ada laga panas di kelas menengah antara Sean Strickland melawan Paulo Costa.
UFC Fight Night – 27 Juli 2025
Digelar di O2 Arena, London.
Pertarungan utama: Tom Aspinall vs Curtis Blaydes dalam eliminasi sabuk interim kelas berat.
Disorot sebagai langkah UFC dalam memperluas pasar Eropa dan membangun bintang-bintang baru dari Inggris dan sekitarnya.
Mengapa Juli 2025 Jadi Titik Krusial bagi UFC?
Penjadwalan tiga event dalam satu bulan bukan hal yang asing bagi UFC. Namun, intensitas dan signifikansi event Juli 2025 menghadirkan dinamika berbeda. Selain karena banyaknya pertarungan bintang veteran, agenda bulan ini turut menjadi ajang pemanasan menuju UFC 310 yang akan digelar pada bulan Agustus 2025 dengan headliner Jon Jones vs Stipe Miocic II.
Di sisi lain, antusiasme penggemar meningkat drastis karena UFC mulai membuka kembali kapasitas penuh di arena-arena besar pasca-pandemi dan dengan penambahan fitur VR streaming yang memungkinkan pengalaman menonton yang lebih imersif.
“UFC memahami bahwa hiburan tidak hanya soal pertarungan, tapi juga soal momen. Dan Juli ini mereka menciptakan momen,” kata Dana White, Presiden UFC, dalam konferensi pers virtual.
Momen untuk Dikenang
Dengan narasi emosional di balik pertarungan Poirier vs Holloway, serta ragam pertarungan kompetitif di event lainnya, UFC bulan Juli 2025 layak disebut sebagai bulan emas dalam kalender MMA global.
Pertarungan trilogi bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang dua petarung yang telah memberi segalanya untuk olahraga ini. Entah siapa yang akan menang di akhir nanti, pertarungan ini akan dikenang sebagai salah satu trilogi terbaik dalam sejarah UFC.