Erick Thohir Boyong Mauro Zijlstra Perkuat Lini Depan Timnas

Jumat, 04 Juli 2025 | 13:00:30 WIB
Erick Thohir Boyong Mauro Zijlstra Perkuat Lini Depan Timnas

JAKARTA - Dalam upaya terus membangun fondasi yang kuat bagi masa depan sepak bola nasional, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali menggerakkan strategi naturalisasi pemain muda berbakat. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengumumkan rencana mendatangkan striker muda keturunan Indonesia asal Belanda, Mauro Zijlstra, sebagai bagian dari upaya memperkuat lini depan timnas Indonesia di berbagai kelompok usia.

Zijlstra, yang saat ini memperkuat FC Volendam di Belanda, diproyeksikan bergabung dengan timnas senior dalam menghadapi babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober mendatang. Selain itu, pemain berusia 20 tahun ini juga dipersiapkan untuk memperkuat timnas U-23 di ajang ASEAN U-23 Championship pada Juli dan kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan berlangsung September nanti.

“Nanti ada striker muda, Mauro. Kita tahu tim nasional (putra) kita di yang muda dan senior masih kekurangan pemain muda. Jadi mudah-mudahan ini bisa menambah juga persiapan buat timnya ke depan nanti,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya kepada media.

Pengumuman ini disambut antusias oleh para penggemar sepak bola nasional yang selama ini menaruh harapan besar pada pembenahan skuad Garuda, terutama di sektor penyerangan. Sejak lama, kekurangan penyerang tajam menjadi tantangan bagi timnas Indonesia, baik di level senior maupun kelompok usia muda.

Mauro Zijlstra sendiri bukanlah nama asing bagi pencinta sepak bola Belanda. Bersama tim muda FC Volendam, ia menunjukkan ketajaman luar biasa sepanjang musim lalu dengan mencetak 17 gol dan mencatat empat assist dari 21 pertandingan. Konsistensinya di lapangan mengantarkannya promosi ke tim utama Volendam dan mencatatkan tujuh penampilan, termasuk satu laga di ajang Piala Belanda.

Ketika ditanya soal progres naturalisasi sang pemain, Erick menjelaskan bahwa proses administrasi tengah berjalan dan akan dilakukan secara bertahap melalui kementerian dan lembaga terkait.

“Saya sudah kirim surat ke pak Menpora. Pak Menpora juga sangat terbuka. Terima kasih pak Menpora. Nanti dari pak Menpora diharapkan minggu ini dikirim ke pak Menteri Hukum. Lalu minggu depan tentu biasa ke Mensesneg. Dan tentu dapat dukungan bapak Presiden. Baru proses ke DPR biasanya,” terang Erick.

Proses ini diyakini tidak akan memakan waktu lama mengingat pemerintah selama ini menunjukkan dukungan terhadap program naturalisasi PSSI, selama memenuhi syarat administrasi dan memiliki kontribusi nyata terhadap penguatan tim nasional.

Saat ditanya apakah Zijlstra akan menjadi satu-satunya pemain naturalisasi yang memperkuat timnas Indonesia tahun ini, Erick menjawab, “Sementara baru satu.”

Namun, komitmen PSSI untuk memperkuat seluruh lini skuad nasional tidak berhenti di tim putra. Erick juga mengonfirmasi bahwa PSSI akan mengusulkan naturalisasi tiga pemain keturunan untuk timnas putri. Ketiganya adalah Osabel Kopp, Isabelle Nottet, dan Pauline van de Pol, yang akan diplot untuk memperkuat Garuda Pertiwi dalam Kualifikasi Piala Asia Putri 2026.

“Itu nanti akan kita usulkan ke Menpora. Ada tiga pemain tambahan untuk senior,” ungkap Erick.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PSSI dalam mempersiapkan generasi baru pemain yang memiliki kualitas internasional dan daya saing tinggi. Kehadiran pemain-pemain diaspora yang telah menjalani pembinaan di akademi dan kompetisi Eropa diharapkan dapat memberikan warna baru sekaligus mempercepat kemajuan kualitas permainan tim nasional Indonesia.

Strategi ini sejatinya bukan hal baru dalam sepak bola modern. Banyak negara, termasuk Jepang, Qatar, hingga Maroko, sukses memadukan pemain lokal dengan diaspora atau pemain naturalisasi untuk meningkatkan daya saing di level internasional. Bagi Indonesia, skema ini menjadi solusi jangka pendek dan menengah sembari tetap fokus pada pembinaan pemain lokal dari akar rumput.

Namun demikian, keberhasilan dari strategi ini tentu tidak hanya bergantung pada naturalisasi semata. Pelatih, sistem pelatihan, infrastruktur, dan kompetisi domestik yang sehat tetap menjadi fondasi utama bagi pengembangan sepak bola nasional. Oleh karena itu, dukungan menyeluruh dari pemerintah, klub, dan masyarakat menjadi kunci agar momentum kebangkitan sepak bola Indonesia terus bergulir.

Kehadiran Mauro Zijlstra nantinya di skuad Garuda diharapkan mampu mengisi kekosongan peran penyerang tajam sekaligus menjadi inspirasi bagi pemain muda lainnya. Dengan usia yang masih sangat muda, Zijlstra masih memiliki ruang besar untuk berkembang dan menjadi aset penting jangka panjang tim nasional Indonesia.

Bila proses naturalisasi berjalan lancar, maka nama Mauro bisa masuk dalam daftar pemain yang akan memperkuat Indonesia dalam laga-laga penting mendatang. Dalam waktu dekat, perhatian publik tentu akan tertuju pada bagaimana adaptasi Zijlstra dengan filosofi permainan tim nasional dan seberapa cepat ia mampu menyatu dengan skuad yang sudah ada.

Langkah ini menunjukkan bahwa PSSI tak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga menyusun rencana berkelanjutan demi mencapai prestasi lebih baik di masa depan. Dengan dukungan regulasi yang memadai serta peran aktif dari pemangku kepentingan lainnya, naturalisasi Mauro Zijlstra bisa menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan sepak bola Indonesia menuju level yang lebih tinggi.

Terkini

BBM Non Subsidi Lebih Terjangkau

Kamis, 21 Agustus 2025 | 10:39:57 WIB

LUTD PLN Terangi 121 Keluarga Padang dengan Listrik

Kamis, 21 Agustus 2025 | 10:47:01 WIB

Khasiat Kesehatan Air Kelapa Bakar dan Madu

Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:37:39 WIB

Tips Keuangan Berdasarkan Shio, 21 Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:38:08 WIB

Ramalan Karier Zodiak 21 Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:40:34 WIB