Delapan Penerbangan ke NTT Dibatalkan akibat Erupsi Lewotobi

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:11:13 WIB
Delapan Penerbangan ke NTT Dibatalkan akibat Erupsi Lewotobi

JAKARTA - Dampak erupsi gunung berapi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan terdampak, tetapi juga langsung memengaruhi aktivitas transportasi udara di wilayah sekitarnya. Kondisi inilah yang kini dialami oleh Bandara El Tari Kupang, yang mencatat delapan penerbangan dibatalkan akibat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.

Erupsi yang terus berlangsung memicu gangguan visibilitas dan keamanan rute udara, membuat maskapai dan otoritas bandara terpaksa menyesuaikan operasional demi menjaga keselamatan penerbangan. Salah satu maskapai yang terdampak signifikan adalah Wings Air, yang membatalkan seluruh jadwalnya ke sejumlah kota tujuan di wilayah timur Nusa Tenggara Timur (NTT).

Erupsi Lewotobi Laki-Laki Picu Pembatalan Delapan Penerbangan

Menurut pernyataan Pejabat Pengganti Sementara (PGS) Legal, Compliance & Stakeholder Relation Bandara El Tari Kupang, I Gusti Ngurah Yudi Saputra, delapan pesawat terpaksa membatalkan keberangkatan dan kedatangan mereka karena kondisi yang tidak memungkinkan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi.

“Tercatat ada delapan pesawat yang sampai jam 1 siang ini membatalkan penerbangan karena erupsi Gunung Lewotobi,” ungkap Yudi Saputra dalam keterangannya di Kupang.

Seluruh penerbangan yang dibatalkan berasal dari satu maskapai, yaitu Wings Air. Adapun rute-rute yang terdampak meliputi:

Wings Air IW1828 Maumere – Kupang

Wings Air IW1829 Kupang – Maumere

Wings Air IW1994 Lewoleba – Kupang

Wings Air IW1995 Kupang – Lewoleba

Wings Air IW1930 Larantuka – Kupang

Wings Air IW1931 Kupang – Larantuka

Wings Air IW1928 Larantuka – Kupang

Wings Air IW1929 Kupang – Larantuka

Yudi juga menambahkan, “Untuk Kupang-Larantuka ada empat kali penerbangan dalam satu hari.” Dengan pembatalan ini, dapat dipastikan aktivitas penerbangan dari dan ke wilayah Flores dan Lembata untuk sementara lumpuh.

Penyesuaian Operasional Bergantung pada Kondisi Alam

Pihak Bandara El Tari menegaskan bahwa keputusan pembukaan atau pembatalan penerbangan semata-mata bergantung pada kondisi alam dan pertimbangan keselamatan. Dalam hal ini, erupsi gunung api yang mengeluarkan abu vulkanik menjadi faktor yang sangat krusial karena dapat mengganggu mesin pesawat dan menurunkan jarak pandang pilot saat penerbangan.

“Pembukaan dan pembatalan penerbangan tergantung situasi atau kondisi alam yang terjadi dalam dari erupsi tersebut,” jelas Yudi.

Meskipun sebagian bandara di sekitar kawasan terdampak seperti Bandara Komodo di Labuan Bajo telah kembali beroperasi setelah kondisi membaik, namun rute lain yang melintasi atau mendekati zona erupsi masih ditangguhkan demi keamanan bersama.

Karakteristik Erupsi: Abu Tebal Setinggi 4.000 Meter

Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali mengalami erupsi dengan intensitas tinggi. Menurut laporan pengamatan, puncak erupsi menyemburkan abu setinggi sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu pekat, dengan arah sebaran ke barat dan barat laut.

Data seismik mencatat aktivitas tersebut dengan amplitudo maksimum mencapai 14,8 mm dan durasi letusan sekitar 3 menit 11 detik. Ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih tergolong aktif dan berpotensi kembali meningkat sewaktu-waktu.

Keberadaan kolom abu setinggi itu menjadi tantangan besar bagi dunia penerbangan, karena abu vulkanik pada ketinggian tertentu dapat masuk ke dalam mesin pesawat dan merusak komponen vital, termasuk sistem pembakaran dan navigasi.

Koordinasi Terus Ditingkatkan antara Stakeholder Penerbangan

Dalam situasi seperti ini, koordinasi intensif antara otoritas bandara, maskapai, dan instansi lain seperti BMKG dan PVMBG sangat penting. Semua pihak bekerja sama untuk melakukan pemantauan cuaca dan kondisi atmosfer secara real-time demi mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

Kementerian Perhubungan juga terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak bandara terkait gangguan penerbangan yang muncul, tidak hanya karena erupsi gunung api, tetapi juga faktor lain seperti cuaca ekstrem maupun hambatan teknis.

Langkah antisipatif juga dilakukan, termasuk memberi informasi secara berkala kepada penumpang dan masyarakat luas. Bagi penumpang yang terdampak pembatalan, maskapai penerbangan menyediakan opsi pengembalian dana atau penjadwalan ulang.

Dampak Sosial dan Ekonomi Sementara Terbatas

Meskipun pembatalan delapan penerbangan ini cukup signifikan, namun dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan masih tergolong terbatas dan bersifat jangka pendek. Hal ini karena otoritas terkait segera menyesuaikan operasional dan terus memantau kondisi Gunung Lewotobi.

Jika aktivitas vulkanik kembali menurun dan dinyatakan aman, maka rute penerbangan akan dibuka kembali secara bertahap. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan fasilitas bandara atau korban jiwa akibat erupsi.

Tetap Waspada dan Ikuti Arahan Resmi

Masyarakat dan penumpang yang berencana melakukan perjalanan menuju atau dari wilayah Flores dan Lembata diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi resmi dari otoritas bandara, maskapai, dan pemerintah daerah. Kewaspadaan tetap menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam yang bersifat dinamis dan sulit diprediksi.

Dengan adanya respons cepat dan koordinasi yang baik antara seluruh pemangku kepentingan, diharapkan dampak lanjutan dari erupsi Gunung Lewotobi dapat diminimalkan, dan operasional penerbangan kembali berjalan normal dalam waktu dekat.

Terkini