PGN dan Mubadala Kolaborasi Kembangkan Energi Gas Bersih

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:41:16 WIB
PGN dan Mubadala Kolaborasi Kembangkan Energi Gas Bersih

JAKARTA - Upaya memperkuat ketahanan energi nasional melalui pengembangan energi bersih terus ditingkatkan oleh BUMN energi Indonesia. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), bagian dari Subholding Gas Pertamina, menjalin kemitraan strategis dengan Mubadala Energy untuk mempercepat pemanfaatan potensi gas bumi di wilayah kerja South Andaman.

Alih-alih sekadar memperluas portofolio bisnis, kolaborasi ini diposisikan sebagai bagian dari transisi energi nasional, dengan fokus pada pemanfaatan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini menandai komitmen jangka panjang kedua belah pihak terhadap pengembangan infrastruktur energi rendah karbon di Indonesia.

Langkah konkret kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PGN dan Mubadala Energy (South Andaman) RSC LTD. Fokus utama kerja sama ini adalah untuk melakukan kajian bersama terkait pemanfaatan gas bumi dari Kontrak Kerja Sama (KKS) South Andaman, termasuk penjajakan pembangunan infrastruktur pipa dan kemungkinan pemanfaatan infrastruktur LNG.

Kesepakatan terbaru ini merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya antara kedua entitas, yang telah memulai studi atas fasilitas kilang Arun dan terminal regasifikasi. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat kegiatan hulu migas serta mempercepat akses pasokan energi bersih di kawasan domestik, khususnya Sumatra dan Jawa.

Dalam pernyataannya, Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihartini menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi momentum penting dalam memastikan ketersediaan pasokan gas bumi nasional, terutama mengingat kebutuhan energi yang terus tumbuh di berbagai sektor industri, pembangkit, maupun rumah tangga.

“PGN menyambut baik kolaborasi dalam inisiatif korporasi ini untuk menjajaki pemanfaatan pasokan gas dari KKS South Andaman, yang memiliki potensi untuk mendukung peningkatan ketahanan energi domestik, seiring dengan kebutuhan gas bumi dalam negeri yang akan terus mengalami peningkatan,” jelas Ratih.

Tak hanya berfokus pada kajian teknis, PGN juga akan melibatkan anak usaha dan cucu usaha seperti Pertagas dan Perta Arun Gas untuk menilai kesiapan dan potensi pengembangan infrastruktur pendukung distribusi gas bumi. Langkah ini mencerminkan strategi terintegrasi PGN Group untuk mempercepat realisasi proyek dengan tetap menjaga prinsip transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Ratih juga menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif ini dilakukan dengan keterbukaan penuh atas data-data terkait kegiatan di wilayah KKS South Andaman. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai regulasi dan berorientasi pada manfaat ekonomi jangka panjang.

Di sisi lain, dari pihak mitra internasional, Mubadala Energy juga menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai bentuk komitmen mereka terhadap pengembangan energi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Abdulla Bu Ali, Presiden Direktur Mubadala Energy Unit Bisnis Indonesia menyampaikan, “Kami menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah dalam membuka potensi gas di South Andaman. Adapun, hal ini menegaskan komitmen kami untuk mendukung ketahanan energi nasional.”

Kerja sama ini dipandang sebagai peluang emas untuk membuka sumber energi baru dalam mendukung transformasi energi di Tanah Air. Potensi besar dari ladang gas South Andaman diproyeksikan mampu memperkuat jaringan distribusi energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan LNG yang selama ini menjadi salah satu opsi distribusi untuk wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan pipa.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan bahwa langkah sinergis PGN dan Mubadala sejalan dengan arah strategis Pertamina dalam mendukung transisi energi. Ia menegaskan bahwa gas bumi telah ditetapkan sebagai prioritas dalam roadmap energi nasional.

“Pertamina menjadikan gas sebagai salah satu energi prioritas di era transisi energi, sehingga ketersediaan pasokan dan infrastruktur gas bumi sangat dibutuhkan. Kerjasama ini diharapkan dapat mendukung program Pertamina dalam memperkuat pasokan gas domestik,” ungkap Fadjar.

Lebih dari sekadar proyek bisnis, kolaborasi ini mengusung visi yang lebih besar yakni mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta nomor 13 tentang penanganan perubahan iklim melalui pengurangan emisi dari sektor energi.

Gas bumi, yang dikenal lebih bersih dibandingkan batubara dan bahan bakar fosil lainnya, menjadi solusi jangka menengah yang realistis untuk menjembatani masa transisi energi. Apalagi dengan semakin luasnya kebutuhan sektor industri dan rumah tangga akan pasokan energi yang stabil namun tetap ramah lingkungan.

Dalam konteks global, langkah PGN dan Mubadala juga mencerminkan tren internasional di mana perusahaan energi mulai mengalihkan fokus dari proyek-proyek berbasis emisi tinggi ke proyek energi rendah karbon yang memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap risiko iklim dan volatilitas pasar.

Dengan adanya kolaborasi seperti ini, Indonesia diharapkan dapat lebih cepat bergerak menuju sistem energi yang lebih bersih, efisien, dan inklusif. Ke depan, peran aktif BUMN seperti PGN bersama mitra global akan sangat penting dalam mengubah lanskap energi nasional dan memberikan kontribusi nyata terhadap upaya dekarbonisasi sektor energi.

Kolaborasi PGN dan Mubadala tidak hanya menjadi sinyal positif bagi iklim investasi energi di Indonesia, tetapi juga membuka peluang pengembangan wilayah kerja migas non-konvensional lainnya yang hingga kini masih belum tergarap maksimal.

Terkini

The Wonosari: Properti Terjangkau untuk Keluarga Muda

Jumat, 08 Agustus 2025 | 08:18:44 WIB

Perkembangan Terkini Proyek Tol Japek II Selatan

Jumat, 08 Agustus 2025 | 08:27:33 WIB

Megaproyek Gas Blok Masela Masuki Tahap FEED

Jumat, 08 Agustus 2025 | 08:32:54 WIB