JAKARTA - Langkah ambisius kembali ditunjukkan oleh Al-Qadsiah, klub asal Liga Arab Saudi yang kini resmi mendapatkan tanda tangan Mateo Retegui, salah satu penyerang paling produktif Serie A musim lalu. Transfer ini menjadi sorotan besar di bursa musim panas lantaran tak hanya melibatkan nilai yang fantastis, tetapi juga menunjukkan daya pikat kekuatan finansial sepak bola Timur Tengah terhadap bintang-bintang Eropa.
Retegui, yang berhasil merebut gelar Capocannoniere usai mencetak 25 gol dalam 36 pertandingan bersama Atalanta, kini bersiap melanjutkan kariernya di luar Italia. Meskipun belum ada pengumuman resmi, kesepakatan antara kedua klub telah tercapai, dan tinggal menunggu penyelesaian administrasi untuk meresmikan transfer ini.
Nilai transfer Retegui sendiri diperkirakan berada di angka €65 juta hingga €70 juta. Perbedaan angka ini disebut-sebut akibat perbedaan struktur pembayaran, termasuk bonus dan klausul tambahan. Apa pun jumlah pastinya, transfer ini mencatatkan sejarah sebagai salah satu penjualan terbesar dalam sejarah Atalanta.
Bagi klub yang berbasis di Bergamo tersebut, keuntungan besar berhasil mereka raih hanya dalam waktu satu musim. Pasalnya, Retegui dibeli dari Genoa dengan harga €28 juta. Dalam tempo singkat, nilainya melonjak drastis lebih dari dua kali lipat. Kejelian manajemen dalam mengembangkan pemain kembali terbukti, sekaligus memperkuat reputasi Atalanta sebagai klub dengan strategi transfer cerdas.
Di sisi lain, Al-Qadsiah terus memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan baru di Liga Pro Arab Saudi. Setelah sebelumnya dikaitkan dengan Moise Kean, klub ini akhirnya menetapkan pilihan kepada Retegui. Mereka tak hanya menawarkan nilai transfer besar, tetapi juga kontrak pribadi yang sangat menggiurkan: gaji sebesar €20 juta per tahun.
Langkah ini sejalan dengan pola agresif klub-klub Timur Tengah dalam beberapa musim terakhir. Nama-nama besar dari liga-liga top Eropa terus diburu demi meningkatkan kualitas kompetisi domestik sekaligus daya tarik global. Retegui menjadi nama terbaru yang akan memperkuat barisan bintang di Liga Arab Saudi.
Retegui sendiri sejatinya baru menjalani musim keduanya di Italia. Setelah mencuri perhatian bersama Genoa, ia melanjutkan kiprahnya bersama Atalanta dan langsung menjadi ujung tombak utama. Penampilan impresifnya musim lalu tak hanya membuatnya menjadi top skor Serie A, tetapi juga menarik perhatian banyak klub besar Eropa.
Namun, tawaran besar dari Timur Tengah tampaknya menjadi terlalu menarik untuk dilewatkan. Retegui menyetujui kontrak dengan durasi panjang dan bayaran tinggi, menandai babak baru dalam kariernya. Dari sudut pandang pemain, keputusan ini dapat dimengerti sebagai bagian dari strategi finansial dan keamanan jangka panjang.
Dengan kepergian Retegui, Atalanta tentu kehilangan salah satu pilar penting. Namun, dana segar sebesar €70 juta yang masuk dapat digunakan untuk memperkuat skuad dan menjaga daya saing di Serie A maupun kompetisi Eropa. Klub ini juga sudah memiliki reputasi dalam menemukan talenta baru yang potensial dan membentuk mereka menjadi bintang.
Sebagai perbandingan, transfer Retegui hampir menyamai rekor penjualan Atalanta sebelumnya saat mereka melepas Rasmus Hojlund ke Manchester United dengan harga €75 juta plus bonus €10 juta. Dua transaksi besar ini membuktikan bahwa Atalanta telah menjadi kekuatan bisnis yang cerdas di pasar pemain.
Keberhasilan Atalanta dalam menjual pemain dengan harga tinggi mempertegas filosofi mereka: menemukan potensi, mengembangkan performa, lalu melepasnya dengan keuntungan besar. Strategi ini tak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperkuat posisi klub dalam mengelola regenerasi skuad secara berkelanjutan.
Sementara itu, Al-Qadsiah mengirimkan pesan kuat ke kompetitor mereka di Liga Pro Arab Saudi. Kedatangan Retegui adalah pernyataan tegas bahwa mereka serius membangun skuad kompetitif. Mereka ingin menjadi magnet bagi talenta internasional, memadukan kemampuan teknis para pemain bintang dengan infrastruktur dan ambisi yang sedang tumbuh pesat di kawasan tersebut.
Tak hanya soal kemampuan mencetak gol, Retegui juga diharapkan membawa dampak besar dari segi pemasaran dan daya tarik penonton. Dengan usia yang masih 26 tahun, ia masih berada di puncak karier dan memiliki banyak musim untuk tampil gemilang di level tertinggi.
Keputusan Retegui bergabung ke Liga Arab Saudi juga menambah daftar panjang pemain top yang memilih jalur Timur Tengah, sebuah tren yang makin menegaskan perubahan peta sepak bola dunia. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Liga Pro Arab Saudi akan menjadi salah satu kompetisi yang semakin diperhitungkan di kancah global.
Kepindahan Retegui meninggalkan tanda tanya bagi Atalanta: siapa yang akan menjadi ujung tombak baru? Publik menantikan langkah berikut dari pelatih Gian Piero Gasperini untuk menambal lubang besar yang ditinggalkan oleh sang Capocannoniere.
Namun satu hal yang pasti, baik dari sisi pemain, klub penjual, maupun klub pembeli, transfer ini adalah kemenangan bagi semua pihak—baik dalam konteks bisnis maupun strategi jangka panjang. Dan bagi Retegui, ini adalah awal dari petualangan baru di panggung yang tak kalah kompetitif, meski di belahan dunia yang berbeda.