JAKARTA - Setelah sukses menjadi titik keberangkatan jemaah haji selama tiga tahun terakhir, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kini tengah bersiap memperluas perannya dalam pelayanan ibadah umat Islam, khususnya untuk ibadah umrah. Momentum keberhasilan haji tahun ini dimanfaatkan sebagai pijakan untuk melangkah lebih jauh: menjadi bandara alternatif yang strategis untuk penerbangan umrah langsung dari Jawa Barat.
Ambisi ini bukan tanpa dasar. Kertajati memiliki posisi geografis yang menguntungkan, infrastruktur mumpuni, dan pasar yang sangat besar. Jawa Barat, sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia, menyimpan potensi lebih dari 300 ribu jemaah umrah setiap tahun. Wilayah Ciayumajakuning—yang mencakup Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan—hingga daerah tetangga seperti Brebes dan Tegal, menjadi pasar utama yang hendak dijangkau melalui akses mudah via Tol Cipali.
“Kami ingin menjadikan Kertajati sebagai pintu masuk utama untuk melayani jemaah umrah dari kawasan ini. Bandara kami punya infrastruktur yang siap dan pengalaman dari keberangkatan haji yang sangat lancar,” kata Senior Executive Vice President PT BIJB, Ronald Sinaga.
Ronald menyebutkan, kolaborasi dalam ekosistem layanan menjadi strategi kunci untuk mewujudkan misi ini. Seluruh elemen—dari maskapai, agen perjalanan, hingga pengelola bandara—harus berjalan selaras agar jemaah mendapatkan pengalaman beribadah yang nyaman, efisien, dan terjangkau.
“Dalam ekosistem ini kami akan gabung airline, travel agent, dan bandara. Kami akan ajak maskapai Lion Air dan 56 perwakilan travel lain,” ungkapnya.
Namun demikian, Ronald menyadari bahwa komitmen waktu dan harga menjadi dua aspek krusial yang dipertimbangkan agen perjalanan. Oleh karena itu, Kertajati bertekad memberikan berbagai bentuk dukungan insentif kepada maskapai, bukan dalam bentuk tunai kepada jemaah, melainkan bantuan untuk meringankan beban operasional sehingga harga tiket yang ditawarkan kepada agen dapat lebih kompetitif.
“Insentif sebetulnya bukan uang cash ke jemaah, tapi supaya biaya operasionalnya kompetitif ke airline, sehingga harga tiket bisa bagus ke agen travel, dan paketnya juga jadi bagus,” jelas Ronald lebih lanjut.
Baginya, transisi dari musim haji ke musim umrah seharusnya menjadi proses berkelanjutan yang tidak terputus. Apalagi, performa penerbangan haji dari Kertajati sebelumnya sangat baik. “Benchmark kita embarkasi haji sudah siap dan sukses, jangan sampai putus. Traffic ini harus lanjut ke musim umrah,” ucap Ronald optimistis.
Sebagai bagian dari langkah taktis, pihak BIJB akan menggelar travel fair khusus umrah di Hotel Trans Luxury Bandung. Agenda ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari dan ditujukan untuk menjaring minat masyarakat sekaligus memperkuat jaringan mitra agen perjalanan. Dalam waktu bersamaan, penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan agen perjalanan juga dilakukan secara bertahap.
Ronald mengungkapkan bahwa target penerbangan perdana umrah dari Kertajati dimulai sekitar akhir September atau awal Oktober. Penjadwalan ini telah diperhitungkan agar konektivitas tetap terjaga hingga puncaknya saat Ramadan. “Kalau dari travel agent kan sampai bulan Februari tahun depan, Ramadan sudah ada jadwalnya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Direktur Utama BIJB Kertajati, Muhammad Singgih, memberikan jaminan kesiapan penuh dari sisi teknis. Ia memaparkan bahwa seluruh penerbangan haji sebelumnya berhasil diberangkatkan tepat waktu dan tanpa hambatan.
“On time performance 100 persen, tidak ada kendala sama sekali. Bandara sudah proven dari sisi kapasitasnya. Penerbangan haji minggu depan sudah habis semua dan semuanya lancar,” kata Singgih.
Keberhasilan tersebut semakin memperkuat kredibilitas BIJB untuk menyelenggarakan layanan umrah dalam skala lebih luas. Bandara Kertajati kini tidak lagi sekadar menjadi opsi alternatif, tetapi tengah naik kelas menjadi titik utama pemberangkatan ibadah internasional.
Di sisi lain, Presiden Direktur PT Surya Manasik Nabawi, Erasmus, mengonfirmasi bahwa mayoritas agen perjalanan di Jawa Barat sudah menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dalam penerbangan umrah via Kertajati. Lebih dari setengah dari total agen umrah yang aktif di provinsi tersebut telah menyatakan minat dan bersiap menandatangani komitmen kerja sama.
“Agen travel akan diakomodir, diidentifikasi apa kesulitannya, apakah soal akses di perbankan atau lainnya. Kami ingin bantu selesaikan hambatannya satu per satu,” jelas Erasmus.
Dengan pendekatan kolaboratif dan sistematis, Kertajati tak hanya bersiap untuk melayani penerbangan ke Tanah Suci, tetapi juga membangun ekosistem layanan ibadah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Jika rencana ini berjalan lancar, maka kehadiran Kertajati sebagai embarkasi umrah akan menjadi alternatif yang sangat dinantikan oleh masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya. Tidak hanya karena faktor kedekatan lokasi, tetapi juga efisiensi waktu dan biaya yang ditawarkan.
Dengan potensi besar dan dukungan kuat dari berbagai pihak, Bandara Kertajati kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi gerbang utama perjalanan spiritual umat Muslim di Tanah Air. Masyarakat kini hanya menunggu satu hal: realisasi penerbangan perdana yang diharapkan bisa menjadi awal dari era baru layanan ibadah umrah dari jantung Jawa Barat.