JAKARTA - Dominasi Jepang sebagai kekuatan utama sepak bola Asia kembali ditegaskan dalam daftar terbaru ranking FIFA zona Asia. Meski mengalami penurunan di tingkat global, posisi Jepang tetap tak tergoyahkan sebagai yang terbaik di kawasan. Namun, kejutan datang dari Palestina yang mencatat lonjakan signifikan, memperlihatkan semangat juang luar biasa di tengah situasi konflik yang belum reda.
Dalam lanskap kompetisi internasional yang terus bergerak dinamis, setiap hasil pertandingan membawa dampak langsung pada peringkat FIFA. Begitu pula dalam klasemen terbaru yang mencerminkan berbagai perubahan, baik di level dunia maupun di kawasan Asia, termasuk Asia Tenggara. Di tengah arus itu, beberapa negara berhasil mempertahankan posisi elit, sementara lainnya mencuri perhatian dengan performa tak terduga.
Di puncak dunia, Argentina masih kokoh tak tergeser dari peringkat satu. Tim-tim elite seperti Spanyol, Prancis, Inggris, dan Brasil mengisi lima besar dunia secara konsisten. Portugal pun menunjukkan progres dengan naik satu peringkat dan menyalip Belanda untuk menduduki posisi keenam.
Khusus di regional Asia, Jepang tetap berada di posisi teratas, menjadi satu-satunya negara dari benua kuning yang mampu menjaga konsistensi di level tinggi, meski harus rela turun dua posisi dalam daftar global. Penurunan ini tak lepas dari kekalahan tipis 0-1 yang mereka derita saat menghadapi Australia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun demikian, kekalahan tersebut tidak cukup untuk menggoyahkan dominasi Jepang atas sesama negara Asia. Tim berjuluk Samurai Biru ini tetap memimpin daftar ranking FIFA di regional, disusul oleh Iran, Korea Selatan, Australia, dan Qatar yang mengisi lima besar.
Menariknya, Australia justru mampu mengambil manfaat dari kemenangan atas Jepang, yang membantu mereka naik dua tingkat dan memperkuat posisi mereka sebagai salah satu penantang serius dari Asia dalam pentas sepak bola dunia.
Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022, juga memperlihatkan tren positif dengan naik dua peringkat. Begitu pula Uzbekistan yang memperlihatkan perkembangan signifikan. Irak, Arab Saudi, dan Yordania juga masuk dalam sepuluh besar, meski beberapa harus mengalami sedikit penurunan.
Namun cerita paling inspiratif justru datang dari Palestina. Negara yang selama ini bergulat dengan situasi sosial dan politik yang penuh tekanan berhasil mencuri perhatian setelah naik tiga tingkat dalam ranking FIFA terbaru. Posisi mereka kini berada di peringkat ke-15 Asia atau 98 dunia, sebuah pencapaian yang dianggap mengesankan oleh banyak pengamat.
Peningkatan peringkat Palestina bukan hanya berbicara soal skor dan statistik, tetapi lebih dalam menyangkut semangat juang dan konsistensi di tengah keterbatasan. Di tengah konflik yang masih berlangsung, terutama di Jalur Gaza, keberhasilan timnas Palestina menjadi semacam simbol harapan dan perlawanan melalui jalur olahraga.
Pencapaian Palestina ini pun memantik perhatian komunitas internasional dan menunjukkan bahwa sepak bola tak hanya menjadi sarana kompetisi, tetapi juga dapat menjadi media penyemangat dan bentuk representasi kebanggaan nasional di tengah keterpurukan.
Beranjak ke kawasan Asia Tenggara, persaingan tetap berjalan sengit. Thailand dan Vietnam masih menempati dua posisi teratas di regional AFF. Namun, dinamika mulai terlihat dari pergerakan Malaysia dan Indonesia.
Timnas Indonesia, yang tetap berada di peringkat ketiga kawasan, masih mencoba mengejar dua rival terkuatnya itu. Meski belum banyak mengalami perubahan peringkat secara signifikan, keberadaan Indonesia di tiga besar tetap menjadi penanda bahwa skuad Garuda mampu menjaga stabilitas performa.
Di sisi lain, Malaysia justru mencatatkan lompatan mengejutkan dengan naik lima tingkat dan kini menempati posisi ke-118 dunia. Kenaikan ini didorong hasil positif ketika mereka menundukkan China 1-0 pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, meski sempat menelan kekalahan telak dari Jepang dengan skor 0-6.
Lonjakan Malaysia menunjukkan bagaimana satu kemenangan penting bisa memberi dampak besar pada peringkat internasional, terutama di tengah persaingan ketat yang menentukan koefisien poin FIFA.
Sementara itu, Vietnam dan Thailand justru mengalami penurunan dalam daftar ranking. Meski masih berada di papan atas Asia Tenggara, performa mereka yang kurang konsisten membuat posisi mereka rentan disalip dalam waktu dekat. Hal ini menjadi sinyal bagi keduanya untuk segera membenahi performa jika tak ingin tergelincir lebih jauh.
Berikut ini daftar terbaru ranking FIFA untuk tim-tim negara Asia:
-Jepang (peringkat dunia: 17, turun 2 tingkat)
-Iran (20, turun 2 tingkat)
-Korea Selatan (23, tetap)
-Australia (24, naik 2 tingkat)
-Qatar (53, naik 2 tingkat)
-Uzbekistan (55, naik 2 tingkat)
-Irak (58, naik 1 tingkat)
-Arab Saudi (59, turun 1 tingkat)
-Yordania (64, turun 2 tingkat)
-Uni Emirat Arab (65, tetap)
-Palestina (98, naik 3 tingkat)
Sementara di ASEAN, tiga negara teratas adalah:
-Thailand
-Vietnam
-Indonesia
Dengan Malaysia kini menguntit ketat usai performa meyakinkan di laga terakhir.
Keseluruhan dinamika ranking FIFA terbaru ini memperlihatkan bahwa peta kekuatan sepak bola di Asia terus berubah. Kestabilan Jepang masih belum tertandingi, tetapi sejumlah negara seperti Australia dan Palestina membuktikan bahwa mereka bisa mencuri sorotan. Asia Tenggara pun menyimpan potensi untuk mengejutkan, asalkan konsistensi dan pembinaan jangka panjang terus ditingkatkan.
Ranking FIFA bukanlah segalanya, namun cukup merepresentasikan arah perkembangan sepak bola suatu negara. Dan dari data terbaru ini, satu hal yang pasti: persaingan di Asia semakin menarik untuk diikuti.