JAKARTA - Dalam perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia, perusahaan modal ventura syariah menunjukkan capaian positif yang mencerminkan potensi besar dari segmen pembiayaan alternatif ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa aset perusahaan modal ventura syariah mengalami pertumbuhan signifikan, sekaligus menunjukkan tren penyaluran pembiayaan yang meningkat secara tahunan.
Pertumbuhan ini dinilai menjadi salah satu indikator penting dari meningkatnya kepercayaan terhadap skema pembiayaan berbasis syariah. Tidak hanya dari sisi jumlah aset, tetapi juga dari besaran pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh perusahaan modal ventura syariah hingga pertengahan tahun ini.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, mengungkapkan bahwa aset perusahaan modal ventura syariah per Mei 2025 telah mencapai Rp 3,85 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 10% jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang saat itu tercatat sebesar Rp 3,5 triliun.
“Adapun nilai aset per Mei 2024 sebesar Rp 3,5 triliun,” ujar Mirza.
Meskipun sempat mengalami sedikit penurunan pada bulan sebelumnya 2025, dengan nilai aset sebesar Rp 3,94 triliun, yang berarti terkontraksi 2,28% bila dibandingkan dengan nilai per Mei, capaian ini tetap menunjukkan arah pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang. Tren ini memperlihatkan adanya dinamika yang wajar dalam pengelolaan portofolio dan strategi bisnis yang dijalankan oleh para pelaku industri modal ventura syariah.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, perusahaan modal ventura syariah juga memperlihatkan performa yang membaik. OJK mencatat bahwa nilai pembiayaan atau penyertaan yang disalurkan mencapai Rp 3,11 triliun per Mei 2025. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai ini tumbuh 11,99% dari Rp 2,78 triliun.
Angka tersebut menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak pelaku usaha, khususnya sektor UMKM dan startup, yang mendapatkan akses terhadap pendanaan berbasis syariah melalui perusahaan modal ventura. Sistem pembiayaan yang mengedepankan prinsip bagi hasil serta menjunjung nilai-nilai transparansi dan keadilan menjadikan modal ventura syariah sebagai alternatif yang menarik di tengah dominasi pinjaman konvensional.
Secara keseluruhan, industri modal ventura di Indonesia juga menunjukkan geliat pertumbuhan meskipun dengan laju yang lebih moderat. Total pembiayaan modal ventura, baik konvensional maupun syariah, per Mei 2025 tercatat sebesar Rp 16,35 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 0,88% secara Year on Year (YoY), sebuah pertumbuhan yang dinilai sehat di tengah tantangan ekonomi dan fluktuasi pasar.
Adapun nilai aset keseluruhan perusahaan modal ventura per Mei 2025 mencapai Rp 27,07 triliun, mengalami peningkatan sebesar 3,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat Rp 26,07 triliun.
Kinerja yang stabil dan tren peningkatan yang dicapai oleh sektor modal ventura syariah ini patut mendapat perhatian lebih lanjut, terutama dari regulator, pelaku industri, serta kalangan investor. Kenaikan aset dan pembiayaan menunjukkan bahwa sektor ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus berkontribusi terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam mendorong pembiayaan bagi sektor-sektor produktif.
Pertumbuhan tersebut juga menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini kerap mengalami hambatan dalam mengakses pembiayaan formal. Dengan pendekatan berbasis syariah yang lebih fleksibel dan ramah terhadap karakteristik usaha kecil, modal ventura syariah dapat menjadi motor penggerak pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Selain itu, pencapaian ini turut mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi besar dalam pengembangan keuangan syariah. Pemerintah bersama OJK terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, salah satunya melalui penguatan regulasi dan dukungan terhadap lembaga keuangan syariah seperti perusahaan modal ventura.
Langkah strategis untuk terus memperkuat ekosistem pendanaan syariah pun menjadi krusial dalam menjaga momentum pertumbuhan ini. Termasuk di dalamnya adalah kolaborasi antara lembaga keuangan, pelaku usaha, asosiasi modal ventura, serta institusi pendidikan dan riset untuk mendorong inovasi produk serta penguatan tata kelola.
Dengan melihat tren pertumbuhan aset dan pembiayaan modal ventura syariah hingga pertengahan 2025, maka sangat jelas bahwa sektor ini semakin menunjukkan relevansi dan daya tariknya. Peningkatan aset hingga 10% serta pertumbuhan pembiayaan hampir 12% menjadi bukti bahwa keuangan syariah, melalui instrumen modal ventura, semakin dipercaya sebagai solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
Pada akhirnya, optimisme terhadap masa depan industri modal ventura syariah perlu dibarengi dengan penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, serta dukungan kebijakan yang progresif. Dengan demikian, sektor ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan pemberdayaan ekonomi umat.