JAKARTA - Membangun pondasi ekspor yang kuat bagi pelaku UMKM menjadi agenda penting yang kini semakin digalakkan di berbagai daerah. Di Banyuwangi, langkah konkret itu mulai tampak melalui seminar nasional yang menyatukan berbagai pihak strategis untuk mendorong pelaku UMKM lokal agar mampu bersaing di pasar global.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar seminar bertajuk “UMKM Go Export: Digital Drive, Global Thrive” sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan kualitas dan kapasitas usaha kecil dan menengah. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya mendorong transformasi UMKM dari skala lokal menuju pasar ekspor.
Ratusan pelaku UMKM dari berbagai sektor hadir sebagai peserta dalam kegiatan yang merupakan bagian dari agenda Sekarkijang Creative Fest (SCF) 2025 X Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025. Fokus acara ini bukan sekadar edukasi, namun juga membuka akses informasi tentang strategi menembus pasar internasional, termasuk memahami tren, regulasi, dan kebutuhan ekspor yang dinamis.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jember, Achmad, menegaskan bahwa BI berkomitmen untuk terus mendorong perluasan pasar bagi UMKM, khususnya dari wilayah Sekarkijang—yang mencakup eks karesidenan Besuki dan Lumajang. Ia menyoroti penurunan nilai ekspor daerah tersebut sebesar 6,55 persen, dari USD 736 juta menjadi USD 688 juta, sebagai tantangan yang harus segera dijawab dengan penguatan kapasitas pelaku usaha.
“Ini salah satu upaya BI dalam mendukung UMKM bisa go global sehingga bisa mendongkrak nilai ekspor daerah,” ujar Achmad.
Ia menambahkan, edukasi kepada pelaku UMKM sangat penting, terutama terkait dengan prosedur ekspor, potensi pasar global, dan bagaimana membangun jaringan distribusi internasional yang efektif. “Kami berharap para pelaku UMKM, eksportir, dan calon eksportir bisa mendapatkan informasi yang lebih luas terkait aturan ekspor, tren pasar, hingga strategi pemasaran global,” imbuhnya.
Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari berbagai institusi, antara lain:
Junianto, Ketua Tim Program Pendampingan Ekspor Kementerian Perdagangan RI
Ira Damayanti, Ketua Umum ID Seed sekaligus Kurator UMKM Ekspor Nasional
Didik Nurhayadi, Kepala Seksi Pelayanan Informasi Bea Cukai Banyuwangi
Ahmad Muhlisin, Founder Argopuro Walida Coffee
Para pemateri membagikan berbagai perspektif tentang tantangan dan peluang dalam ekspor produk lokal, termasuk tips adaptasi dalam era digitalisasi perdagangan global. Selain itu, strategi pemanfaatan teknologi juga dikupas, mulai dari pemanfaatan platform digital, integrasi ke e-commerce lintas negara, hingga strategi branding produk UMKM agar kompetitif di pasar luar negeri.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang membuka secara langsung seminar tersebut menyambut baik inisiatif BI Jember. Ia menyebut kolaborasi ini sebagai langkah yang tepat dalam membangun kesadaran dan kesiapan pelaku usaha menghadapi tantangan perdagangan internasional.
“Semoga ini bisa mendorong dan membuka peluang bagi pelaku UMKM lokal untuk go global,” harap Mujiono.
Ia juga menekankan bahwa UMKM tidak boleh hanya berorientasi pasar lokal, tetapi mulai berani berpikir untuk menembus pasar ekspor. Dalam konteks Banyuwangi, ia menilai potensi produk lokal sangat besar untuk dilirik konsumen internasional, terlebih jika didukung dengan pembinaan, inovasi, dan kemasan yang profesional.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal dan kreativitas. Selama 10–13 Juli, SCF 2025 menghadirkan berbagai kegiatan interaktif yang membuka ruang kreasi dan promosi bagi pelaku UMKM di kawasan Sekarkijang. Pusat acara berlokasi di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Taman Blambangan, dengan suasana yang menggabungkan edukasi, hiburan, dan transaksi ekonomi.
Tidak hanya seminar, rangkaian kegiatan juga mencakup:
Talkshow interaktif dengan pakar industri kreatif dan perdagangan
Pameran produk unggulan dari 60 pelaku UMKM
Festival kuliner yang menghadirkan menu tradisional khas daerah
Pertunjukan seni budaya
Lomba memasak makanan tradisional
Lomba mewarnai anak-anak sebagai sarana edukasi dini
Rangkaian agenda ini diharapkan dapat memperkuat branding produk lokal dan menjadikannya memiliki daya saing di tingkat global.
Selain itu, pameran ini menjadi kesempatan bagi pelaku UMKM untuk menjalin relasi bisnis baru, baik dari sisi pembeli, distributor, maupun investor yang tertarik dengan produk-produk lokal berkualitas.
Bagi pelaku UMKM seperti Ahmad Muhlisin, pendiri Argopuro Walida Coffee, keterlibatan dalam acara seperti ini memberi peluang untuk bertukar pengalaman sekaligus memperkenalkan produknya lebih luas. Ia optimistis, dengan pembinaan yang berkelanjutan, UMKM seperti miliknya bisa bersaing di pasar luar negeri.
Secara keseluruhan, strategi Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dalam memperluas cakupan pasar UMKM menjadi langkah penting untuk menopang ekonomi nasional. Terutama dalam situasi global yang menuntut adaptasi cepat terhadap perubahan pasar, digitalisasi, dan inovasi produk.
Dengan semangat kolaborasi seperti yang ditunjukkan di Banyuwangi, harapan akan tumbuhnya lebih banyak UMKM berorientasi ekspor bukanlah sekadar wacana. Melainkan sebuah proses yang sedang dibangun secara konkret dari daerah, untuk menembus batas global.