JAKARTA - Momentum libur panjang tidak hanya meningkatkan mobilitas darat dan udara, tetapi juga memberi dampak besar pada sektor transportasi laut. Di wilayah Sumatra Selatan, Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) menjadi nadi penting penghubung antar pulau, terutama dalam melayani arus penyeberangan menuju Pulau Bangka.
Terletak di pesisir timur Pulau Sumatra dan menghadap langsung ke Selat Bangka, pelabuhan ini berada di wilayah administratif Kabupaten Banyuasin. Keberadaannya sangat strategis karena berfungsi sebagai penghubung utama Sumsel dengan Bangka Belitung. Tidak mengherankan jika Pelabuhan TAA kini menjadi pusat aktivitas kelautan di kawasan ini, terlebih saat musim liburan di mana arus penumpang melonjak signifikan.
Jadwal Padat, Armada Siaga
Selama masa liburan, Pelabuhan TAA menyiapkan armada secara intensif untuk mengakomodasi lonjakan penumpang. Sembilan kapal feri dijadwalkan berangkat setiap dua jam sekali menuju Pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok, Bangka. Jadwal keberangkatan dimulai sejak pagi hingga tengah malam, menunjukkan tingginya permintaan layanan lintas pulau.
Adapun jadwal lengkap kapal feri yang melayani rute Tanjung Api-api – Muntok sebagai berikut:
07.00 WIB – Mutis
09.00 WIB – Dharma Kartika VIII
11.00 WIB – Wira Camelia
13.00 WIB – Garda Maritim 5
15.00 WIB – Dharma Santosa
17.00 WIB – Munic XI
19.00 WIB – Andhika Nusantara
21.00 WIB – Madani
00.00 WIB – Mutiara Pertiwi III
Namun demikian, pihak pelabuhan tetap mengimbau masyarakat untuk memperhatikan informasi terbaru, mengingat perubahan jadwal sangat mungkin terjadi akibat kondisi cuaca buruk atau gelombang tinggi di Selat Bangka yang bisa menghambat keselamatan pelayaran.
Tarif Tiket Disesuaikan Golongan
Selain menyediakan jadwal keberangkatan yang padat, pelabuhan juga telah merilis daftar harga tiket berdasarkan kategori penumpang dan jenis kendaraan. Berikut tarif penyeberangan dari Pelabuhan TAA ke Muntok:
Penumpang: Rp51.200
Golongan 1 (sepeda): Rp66.710
Golongan 2 (motor <500 cc): Rp123.350
Golongan 3 (motor >500 cc): Rp207.000
Golongan 4 (mobil penumpang): Rp966.240
Golongan 4 (mobil barang): Rp839.726
Golongan 5 (mobil besar penumpang): Rp1.707.710
Golongan 5 (mobil besar barang): Rp1.558.454
Golongan 6 (bus penumpang): Rp2.800.820
Golongan 6 (kendaraan barang besar): Rp2.404.908
Golongan 7 (kendaraan 10–12 meter): Rp2.854.373
Golongan 8 (kendaraan >12 meter): Rp4.096.810
Tarif ini mencerminkan segmentasi berdasarkan kapasitas dan ukuran kendaraan yang diangkut oleh kapal feri. Penyesuaian harga ini juga mempertimbangkan efisiensi operasional serta kenyamanan pengguna jasa, baik individu maupun logistik.
Dari Sungai Musi ke Tanjung Api-api: Sejarah Pelabuhan
Keberadaan Pelabuhan TAA tidak lepas dari kebutuhan akan sarana penyeberangan yang lebih andal dan efisien. Sebelum beroperasi penuh pada tahun 2007, penyeberangan dari Palembang ke Muntok dilakukan melalui pelabuhan lama yang terletak di kawasan 35 Ilir, Sungai Musi. Namun, pelabuhan tersebut sering mengalami kendala sedimentasi dan fluktuasi pasang surut air.
Pemindahan aktivitas ke Tanjung Api-api membawa perubahan besar. Waktu penyeberangan pun dipangkas dari 10 jam menjadi hanya sekitar 3–4 jam, menjadikannya alternatif yang jauh lebih efisien bagi masyarakat. Saat ini, Pelabuhan TAA tidak hanya menjadi tempat keluar masuk penumpang, tetapi juga menopang arus barang dan kendaraan antar pulau secara signifikan.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
Fungsi Pelabuhan Tanjung Api-api tak hanya terbatas pada aspek transportasi. Ia juga berperan sebagai penggerak ekonomi wilayah. Dengan konektivitas yang semakin mudah antara Sumsel dan Bangka, arus barang, hasil bumi, serta logistik lainnya mengalir lebih lancar. Di sisi lain, wisatawan yang ingin menjelajahi pesona alam dan budaya Bangka kini memiliki akses transportasi laut yang cepat dan terjangkau.
Peran penting ini makin terasa saat momen-momen tertentu seperti libur sekolah, Idul Fitri, Natal, atau Tahun Baru, di mana jumlah pengguna jasa pelabuhan melonjak signifikan. Pemerintah daerah pun mendorong optimalisasi layanan pelabuhan ini sebagai bagian dari pembangunan sektor maritim dan konektivitas antar pulau di Indonesia.