Lonjakan Permintaan Rumah Murah

Kamis, 17 Juli 2025 | 13:05:30 WIB
Lonjakan Permintaan Rumah Murah

JAKARTA - Kebutuhan terhadap hunian yang layak dan terjangkau terus menjadi prioritas banyak masyarakat Indonesia, terutama kalangan berpenghasilan rendah (MBR). Dalam menjawab tantangan tersebut, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau KPR rumah subsidi terus menunjukkan progres positif sepanjang tahun berjalan. Berdasarkan data yang dirilis oleh BP Tapera, realisasi penyaluran FLPP telah mencapai 129.773 unit, angka yang menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

KPR FLPP menjadi salah satu solusi strategis bagi mereka yang ingin memiliki rumah pertama. Program ini tidak hanya menyasar kuantitas, namun juga menjamin kualitas pembiayaan melalui mekanisme subsidi yang dirancang agar meringankan beban masyarakat. Dari total realisasi yang telah dicapai, kelompok profesi seperti buruh, guru, dan tenaga kesehatan tercatat sebagai pengguna terbanyak program ini.

"Yang paling banyak memanfaatkan KPR FLPP untuk memiliki rumah pertama adalah buruh sebanyak 36.376 orang, guru 4.265 orang dan tenaga kesehatan masyarakat 3.921 orang," ungkap Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho dalam keterangan tertulis.

Data ini menegaskan bahwa KPR FLPP bukan hanya menjadi fasilitas keuangan, tetapi juga instrumen pemerataan kesejahteraan, karena menyasar profesi-profesi yang berada di garda depan pelayanan publik. Kalangan buruh misalnya, meskipun memiliki pendapatan terbatas, kini memiliki peluang untuk memiliki rumah layak huni dengan bantuan FLPP. Hal yang sama berlaku bagi guru dan tenaga kesehatan, dua profesi yang krusial dalam membangun sumber daya manusia Indonesia.

Melihat tren penyaluran selama beberapa bulan terakhir, FLPP mengalami peningkatan secara bertahap. Pada Januari, realisasi tercatat sebanyak 2.633 unit. Kemudian meningkat pada Februari menjadi 8.797 unit, melonjak signifikan pada Maret menjadi 42.443 unit, lalu April sebesar 29.013 unit, Mei sebanyak 14.988 unit, dan Juni sebesar 23.102 unit. Hingga pertengahan Juli, realisasi tambahan tercatat sebanyak 8.797 unit.

Secara kumulatif, untuk semester pertama tahun berjalan, realisasi penyaluran mencapai 120.976 unit. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 44,5 persen jika dibandingkan dengan semester pertama tahun sebelumnya, yang mencatatkan 83.720 unit. Artinya, antusiasme masyarakat terhadap program KPR FLPP terus tumbuh, seiring dengan sosialisasi dan ketersediaan akses yang semakin merata di berbagai daerah.

Heru juga menyoroti dinamika yang terjadi di dua triwulan pertama tahun ini. Menurutnya, ada pertumbuhan yang sangat signifikan pada triwulan pertama, yang mencapai 1.173,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pada triwulan kedua terjadi sedikit penurunan sebesar 15,6 persen.

"Pertumbuhan realisasi triwulan I yakni tahun 2024 dan 2025 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 1.173,8 persen. Sedangkan untuk triwulan II mengalami penurunan sebesar 15,6 persen karena ada perubahan prioritas di kalangan masyarakat karena adanya peringatan hari raya keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha,” jelas Heru.

Fluktuasi tersebut mencerminkan pengaruh siklus musiman dalam pola konsumsi masyarakat, terutama terkait pembiayaan besar seperti kepemilikan rumah. Meski demikian, tren umum tetap menunjukkan arah yang positif.

Optimisme terhadap keberhasilan program ini juga datang dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Menteri PKP Maruarar Sirait menyampaikan keyakinannya bahwa target penyaluran FLPP untuk tahun ini akan tercapai, yaitu sebanyak 350 ribu unit.

"Kami berharap masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki rumah pertama bisa memanfaatkan KPR FLPP ini. Dengan uang muka yang terjangkau, angsuran KPR yang tetap selama masa tenor tentunya akan sangat membantu masyarakat untuk bisa membeli rumah subsidi. Inilah saatnya rakyat Indonesia bisa memiliki rumah subsidi," ujar Maruarar.

Dalam pernyataannya, ia juga menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari komitmen negara dalam menjamin hak atas perumahan yang layak. Pemerintah hadir tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator dan katalisator dalam mewujudkan keadilan sosial di sektor permukiman.

Program KPR FLPP sendiri tidak hanya menawarkan bunga yang rendah, tetapi juga stabil selama masa angsuran. Hal ini sangat membantu MBR dalam mengatur keuangan rumah tangga mereka, tanpa terbebani oleh fluktuasi suku bunga pasar. Uang muka yang rendah pun menjadi daya tarik tersendiri, mengingat banyak masyarakat kerap kesulitan dalam mengumpulkan dana awal untuk pembelian rumah.

Keberhasilan FLPP juga tidak lepas dari peran serta pemerintah daerah, bank pelaksana, dan pengembang yang berkomitmen menyediakan unit rumah sesuai dengan standar teknis dan harga yang ditentukan. Kolaborasi antar pihak ini memastikan bahwa bantuan tidak hanya sampai ke sasaran, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup masyarakat secara langsung.

Melihat capaian sejauh ini, FLPP terus menjadi tumpuan utama program sejuta rumah pemerintah. Melalui pemerataan kepemilikan rumah subsidi yang menyasar profesi penting dan sektor informal, Indonesia selangkah lebih dekat menuju keadilan perumahan.

Ke depan, tantangannya bukan hanya pada kuantitas rumah yang dibangun, tetapi juga keberlanjutan dan integrasi hunian tersebut dengan fasilitas sosial dan ekonomi di sekitarnya. Dengan demikian, rumah subsidi bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga fondasi kehidupan yang lebih baik.

Terkini

Penyeberangan Tigaras Simanindo Kembali Beroperasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 08:54:01 WIB

Manfaat Madu untuk Kecantikan Kulit

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:01:32 WIB

10 Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:04:30 WIB

Dominasi BYD di Pasar EV Kian Kuat

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:11:14 WIB