JAKARTA - Pemanfaatan energi terbarukan kini semakin nyata di sektor transportasi publik. Salah satu langkah konkret terlihat dari inisiatif PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional 1 Sumatera Utara (KAI Sumut) yang telah memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Stasiun Medan.
Proyek energi terbarukan ini mulai beroperasi sejak Mei 2025 dan mengusung sistem berdaya 40 Kilowatt Peak (kWp). Langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mempercepat transisi energi serta memperkuat komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan lingkungan.
Integrasi Energi Terbarukan di Infrastruktur Perkeretaapian
Menurut Manager Humas KAI Divre 1 Sumut, M. As’ad Habibuddin, pemasangan PLTS tersebut menjadi wujud nyata dari penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional perusahaan. Selain efisiensi energi, PLTS ini juga merupakan bagian dari komitmen KAI dalam mendukung pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Pemanfaatan energi matahari melalui sistem PLTS adalah bagian dari implementasi ESG kami, khususnya dalam pengembangan energi ramah lingkungan," ujar As’ad.
Sistem PLTS yang digunakan merupakan tipe On Grid, yakni terhubung langsung dengan jaringan listrik PLN tanpa memerlukan baterai penyimpanan. Tipe ini dinilai cocok untuk daerah dengan akses jaringan listrik yang stabil, seperti Kota Medan. Panel surya dipasang di atas struktur atap stasiun, sehingga tidak mengganggu aktivitas pelayanan maupun pergerakan penumpang.
Menyesuaikan dengan Cuaca, Maksimalkan Efisiensi
PLTS yang terpasang di Stasiun Medan dirancang mampu beroperasi secara optimal meskipun kondisi cuaca berubah-ubah. Saat cuaca cerah dan matahari bersinar terik, suplai listrik sepenuhnya berasal dari panel surya. Namun ketika mendung atau hujan, sistem masih dapat menghasilkan energi sekitar 10–20 persen dari kapasitas panel, sementara sisanya akan disuplai oleh jaringan listrik PLN.
As’ad menjelaskan, "Saat panas, suplai listrik mengandalkan tenaga matahari sepenuhnya. Ketika mendung atau hujan, sistem menyuplai energi 10-20 persen dari panel, sisanya dari listrik PLN."
Penggunaan sistem hybrid ini memungkinkan efisiensi penggunaan energi sekaligus menjaga kesinambungan suplai listrik dalam operasional stasiun, termasuk kebutuhan listrik untuk peralatan kantor, layanan pelanggan, dan fasilitas umum lainnya.
Digitalisasi dan Transparansi Energi
Salah satu keunggulan dari instalasi PLTS ini adalah adanya integrasi dengan sistem pemantauan digital. Melalui aplikasi yang telah dikembangkan, operator dapat memantau konsumsi energi, daya masuk dari panel surya, serta cadangan energi secara real-time.
Kemampuan untuk memonitor secara langsung ini memberikan transparansi dalam operasional dan meningkatkan efisiensi pengelolaan listrik di lingkungan stasiun. Sistem ini juga memungkinkan manajemen untuk menilai performa PLTS secara berkala dan mengambil tindakan cepat jika terjadi gangguan atau penurunan output daya.
Inisiatif Ramah Lingkungan Lainnya
Selain memasang PLTS di Stasiun Medan, KAI Sumut juga terus mengembangkan sejumlah inisiatif berwawasan lingkungan lainnya. Beberapa di antaranya yaitu:
Penyediaan water station atau tempat isi ulang air minum secara gratis di Stasiun Medan dan Tebingtinggi.
Penerapan sistem face recognition untuk proses boarding penumpang di Stasiun Medan.
Pengembangan fitur digital dalam tiket kereta api guna mengurangi penggunaan kertas.
Seluruh program ini mendukung transformasi perusahaan menuju sistem pelayanan transportasi publik yang berkelanjutan, efisien, dan berbasis teknologi hijau.
Komitmen terhadap Transportasi Berkelanjutan
Lebih jauh, As’ad menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari visi besar KAI untuk menciptakan transportasi yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"KAI komitmen mengembangkan ekosistem bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Memanfaatkan energi matahari yang melimpah berarti berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mewujudkan visi KAI, menggerakkan transportasi berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar As’ad.
Ia menambahkan bahwa investasi pada teknologi energi terbarukan bukan hanya soal penghematan biaya operasional, tetapi juga menyangkut tanggung jawab perusahaan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
"Penerapan teknologi energi terbarukan tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, juga menjadi langkah nyata dalam mendukung program energi hijau di sektor transportasi publik," katanya.
Menuju Masa Depan yang Lebih Bersih
Langkah KAI Sumut ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih di sektor transportasi. Dengan memanfaatkan potensi energi matahari yang sangat besar di Indonesia, perusahaan milik negara ini ikut berperan aktif dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan menekan emisi karbon.
Pemasangan PLTS di Stasiun Medan diharapkan menjadi percontohan bagi stasiun-stasiun lain di wilayah Sumatera maupun Indonesia secara umum. Keberhasilan program ini dapat membuka peluang ekspansi penggunaan panel surya ke area stasiun lainnya, seperti stasiun perlintasan maupun stasiun utama di kota besar lainnya.
Kehadiran PLTS bukan hanya simbol dari kemajuan teknologi, melainkan juga komitmen moral perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan serta menyediakan transportasi yang nyaman, modern, dan berwawasan masa depan.