Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik

Senin, 21 Juli 2025 | 08:18:23 WIB
Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik

JAKARTA - PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan yang mengikuti perkembangan formula harga dasar, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang menggantikan Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020.

Penyesuaian harga ini hanya berlaku untuk jenis BBM nonsubsidi, sementara BBM subsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tetap dipertahankan pada harga sebelumnya.

Kenaikan harga yang diberlakukan Pertamina meliputi beberapa varian BBM seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green 95, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan ini berbeda-beda di setiap wilayah, tergantung dari besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang ditetapkan pemerintah daerah.

Untuk wilayah dengan PBBKB sebesar 5 persen  termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya  harga Pertamax kini naik menjadi Rp12.500 per liter dari sebelumnya Rp12.100 per liter. Adapun Pertamax Turbo mengalami peningkatan menjadi Rp13.500 per liter, dan Pertamax Green 95 kini dijual seharga Rp13.250 per liter, dari sebelumnya Rp12.800 per liter.

Jenis BBM diesel nonsubsidi juga mengalami kenaikan. Dexlite kini dibanderol Rp13.320 per liter, meningkat dari Rp12.740, sedangkan Pertamina Dex kini dijual Rp13.650 per liter, naik dari harga sebelumnya Rp13.200.

Meskipun terjadi perubahan harga untuk jenis BBM nonsubsidi, masyarakat masih bisa membeli Pertalite dengan harga tetap Rp10.000 per liter, dan Bio Solar subsidi dengan harga Rp6.800 per liter, karena kedua jenis ini mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintah.

Berikut ini adalah daftar lengkap harga BBM Pertamina di berbagai wilayah Indonesia setelah penyesuaian:

Pulau Sumatera

Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung

Pertamax: Rp12.800

Pertamax Turbo: Rp13.800

Dexlite: Rp13.610

Pertamina Dex: Rp13.950

Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu

Pertamax: Rp13.100

Pertamax Turbo: Rp14.100

Dexlite: Rp13.900

Pertamina Dex: Rp14.250

Free Trade Zone (FTZ) Sabang

Pertamax: Rp11.800

Dexlite: Rp12.460

FTZ Batam

Pertamax: Rp12.000

Pertamax Turbo: Rp12.800

Dexlite: Rp12.640

Pertamina Dex: Rp13.000

Pulau Jawa dan Bali

DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur

Pertamax: Rp12.500

Pertamax Turbo: Rp13.500

Pertamax Green 95: Rp13.250

Dexlite: Rp13.320

Pertamina Dex: Rp13.650

Bali, NTB, NTT

Pertamax: Rp12.500

Pertamax Turbo: Rp13.500

Dexlite: Rp13.320

Pertamina Dex: Rp13.650

Bio Solar Nonsubsidi (khusus NTT): Rp13.220

Kalimantan

Kalimantan Barat, Tengah, Timur, Utara

Pertamax: Rp12.800

Pertamax Turbo: Rp13.800

Dexlite: Rp13.610

Pertamina Dex: Rp13.950

Kalimantan Selatan

Pertamax: Rp13.100

Pertamax Turbo: Rp14.100

Dexlite: Rp13.900

Pertamina Dex: Rp14.250

Sulawesi dan Maluku

Sulawesi Utara, Gorontalo, Tengah, Tenggara, Selatan, Barat

Pertamax: Rp12.800

Pertamax Turbo: Rp13.800

Dexlite: Rp13.610

Pertamina Dex: Rp13.950

Maluku dan Maluku Utara

Pertamax: Rp12.800

Dexlite: Rp13.610

Papua

Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya

Pertamax: Rp12.800

Pertamax Turbo (khusus Papua): Rp13.800

Dexlite: Rp13.610

Pertamina Dex (khusus Papua dan Papua Barat Daya): Rp13.950

Alasan Penyesuaian Harga

Kebijakan harga ini mengacu pada perubahan komponen perhitungan formula harga dasar BBM yang mempertimbangkan sejumlah variabel, antara lain harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, biaya distribusi, serta margin badan usaha.

Pemerintah melalui Kepmen ESDM telah menetapkan regulasi untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam penentuan harga jual BBM, terutama bagi jenis BBM yang tidak disubsidi. Tujuannya adalah menjaga agar harga BBM tetap kompetitif, mencerminkan realitas pasar, dan tetap memperhatikan daya beli masyarakat.

Langkah penyesuaian ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga keberlangsungan distribusi energi secara nasional, mengingat biaya produksi dan distribusi BBM di Indonesia cukup kompleks, terutama untuk wilayah timur yang memerlukan logistik lebih panjang.

Dampak Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM nonsubsidi tentu memberikan dampak langsung bagi konsumen yang menggunakan kendaraan pribadi dan industri transportasi. Walau tidak menyentuh jenis BBM subsidi, tetap perlu diwaspadai adanya potensi kenaikan biaya logistik atau distribusi barang, terutama yang menggunakan kendaraan dengan bahan bakar diesel nonsubsidi.

Namun, pemerintah melalui Pertamina memastikan bahwa harga BBM subsidi tetap stabil dan tersedia secara luas. Keputusan ini diharapkan bisa membantu menjaga kestabilan inflasi serta meringankan beban masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Dengan kondisi harga minyak dunia yang masih fluktuatif, serta kebijakan energi global yang kian dinamis, evaluasi harga BBM di Indonesia akan terus dilakukan secara berkala, sesuai dengan regulasi dan dinamika pasar internasional.

Terkini

Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan

Senin, 21 Juli 2025 | 15:49:36 WIB

Xiaomi 15, Flagship Terjangkau 2025

Senin, 21 Juli 2025 | 15:52:52 WIB