JAKARTA - Cilacap Expo menjadi lebih dari sekadar pameran. Ajang tahunan ini berubah menjadi panggung yang mempertemukan inovasi lokal, semangat pemberdayaan, dan kolaborasi nyata antara sektor industri dengan masyarakat. Salah satu sorotan yang paling mencolok dalam gelaran ini datang dari kehadiran Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap yang menampilkan deretan produk unggulan dari para mitra UMKM binaannya.
Partisipasi Kilang Cilacap bukan hanya simbol kehadiran korporasi negara di ruang publik, melainkan juga wujud nyata kontribusi BUMN dalam memperkuat denyut ekonomi lokal. Di stan Kilang Cilacap, pengunjung tidak hanya melihat hasil karya, tetapi juga menyaksikan cerita perjuangan pelaku usaha kecil yang didampingi dan difasilitasi agar bisa naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas.
Produk yang ditampilkan pun beragam, mulai dari makanan ringan hingga kerajinan berbasis teknik pewarnaan alami. UMKM seperti Ravika dari Jalan Lawu, Kelurahan Sidanegara, tampil dengan camilan khas rumahan seperti milidi dan makaroni pedas yang menggugah selera. Ada pula Griya Kriuk dari Jalan Pudang yang memperkenalkan produk unggulannya seperti seriping pisang, cheese steak, stik sukun, krupang, hingga emping jagung. Usaha ini bukan pemain sembarangan telah dinobatkan sebagai salah satu dari 350 UMKM terbaik versi PF Preneur, setelah diseleksi dari 18.000 peserta di seluruh Indonesia.
Dari sektor kuliner lainnya, hadir pula Peyek Bu Noko dari Jalan Kendeng, Sidanegara, dengan aneka peyek khas daerah. Tidak ketinggalan Jamune Mba Nur dari Jalan Belok, Tegalreja, membawa kembali tren minuman tradisional dalam kemasan modern. Produk jamu cair dan serbuk seperti kunyit asem, beras kencur, jahe latte, dan jahe emprit gula aren yang mereka tawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang menginginkan gaya hidup sehat dengan sentuhan lokal.
Namun, yang paling menyita perhatian datang dari sektor kerajinan tangan. Produk KIYE Ecoprint dari Jalan Rajawali menunjukkan bagaimana inovasi tradisional bisa dikembangkan menjadi produk berdaya saing tinggi. Dengan teknik pewarnaan alami dari daun dan bunga, setiap karya memiliki keunikan motif yang tak bisa diduplikasi. Inilah bentuk seni sekaligus komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
"Ecoprint bisa dilakukan di rumah tangga dan menawarkan keunikan karena setiap pola berbeda-beda tergantung daun dan bunga yang digunakan," ujar Area Manager Communication, Relations, and CSR Kilang Cilacap Cecep Supriyatna.
Lebih dari sekadar menjadi peserta, keterlibatan Kilang Cilacap dalam ajang ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk mendukung UMKM sebagai fondasi ekonomi nasional. Cecep menegaskan bahwa dukungan yang diberikan tidak hanya sebatas pendampingan, tetapi juga menyentuh aspek pemasaran dan akses pasar.
"Kami hadir tidak hanya untuk mendampingi, juga memfasilitasi pemasaran produk-produk UMKM binaan," katanya.
Apa yang dilakukan Kilang Pertamina di Cilacap menjadi bukti nyata bahwa peran BUMN bisa sangat strategis dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah. Sinergi ini pun mendapat apresiasi langsung dari pemerintah daerah. Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya menyampaikan penghargaan atas kontribusi aktif Kilang Cilacap dalam memajukan sektor UMKM.
“Luar biasa dukungan dari Kilang Pertamina di Cilacap. Kami berharap sinergi ini terus terjalin dalam mengembangkan sektor UMKM,” ujarnya.
Ammy bahkan ikut mencoba proses teknik “pounding” atau pencetakan manual menggunakan daun dan bunga pada kain dalam demonstrasi langsung dari tim KIYE Ecoprint. Ia juga menyampaikan optimismenya bahwa produk lokal seperti ini memiliki peluang besar untuk bersaing tidak hanya di pasar nasional, tetapi juga internasional.
Cilacap Expo sendiri menghadirkan lebih dari 150 stan, yang terdiri atas perwakilan instansi pemerintah daerah, lima kecamatan, lembaga vertikal, BUMN, BUMD, organisasi swasta, perbankan, perguruan tinggi, dan pelaku UMKM dari berbagai wilayah.
Ajang ini bukan hanya pameran, tetapi sebuah cermin bagaimana pemberdayaan ekonomi bisa tumbuh ketika ada kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas lokal. Produk-produk yang ditampilkan dalam stan Kilang Cilacap menjadi bukti konkret bagaimana UMKM bisa bertransformasi dari usaha rumahan menjadi pelaku bisnis yang berdaya saing.
Dengan semangat berkelanjutan dan komitmen sosial yang tinggi, Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap memperlihatkan bahwa kehadiran industri besar di tengah masyarakat tidak harus menciptakan jarak. Sebaliknya, jika dimanfaatkan dengan bijak dan kolaboratif, justru bisa menjadi jembatan untuk kemajuan bersama.