Strategi Saham dan Pajak Saat IHSG Rawan Terkoreksi

Senin, 21 Juli 2025 | 10:36:53 WIB
Strategi Saham dan Pajak Saat IHSG Rawan Terkoreksi

JAKARTA - Perdagangan saham pada Senin, 21 Juli 2025, menghadirkan tantangan tersendiri bagi pelaku pasar. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif selama sepekan terakhir, sejumlah analis memandang pergerakan indeks pada awal pekan ini berada dalam fase rawan koreksi.

Selama periode 14–18 Juli 2025, IHSG berhasil menguat sebesar 3,75% dan ditutup di level 7.311,91. Pencapaian ini turut mendorong kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus angka Rp13.079 triliun. Kenaikan tersebut juga diikuti oleh peningkatan signifikan pada beberapa indikator utama perdagangan, termasuk volume dan frekuensi transaksi.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan bahwa kapitalisasi pasar mengalami lonjakan 5,44% dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka Rp12.404 triliun. Peningkatan aktivitas pasar terlihat pula dari lonjakan rata-rata volume transaksi harian yang naik 28,16%, dari sebelumnya 20,09 miliar lembar menjadi 25,75 miliar lembar.

Tidak hanya itu, nilai transaksi harian juga menunjukkan pertumbuhan tertinggi. “Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI, yaitu sebesar 49,98% menjadi Rp16,62 triliun dari Rp11,08 triliun pada pekan sebelumnya,” ujar Kautsar.

Sementara itu, dari sisi frekuensi transaksi, BEI mencatatkan peningkatan sebesar 47,22%. Frekuensi transaksi naik dari 1,14 juta kali menjadi 1,69 juta kali per hari. Angka ini menandakan bahwa aktivitas investor di pasar saham terus menunjukkan dinamika yang tinggi, meskipun ada potensi tekanan teknikal dalam jangka pendek.

Berdasarkan data penutupan perdagangan, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp227,31 miliar. Namun, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp59,50 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada sinyal positif di akhir pekan, tren jual asing belum sepenuhnya mereda.

Di tengah sentimen tersebut, Tim Analis MNC Sekuritas memberikan proyeksi teknikal terkait arah pergerakan IHSG. Menurut mereka, posisi indeks saat ini berada di penghujung wave (iii) dari wave [c], yang berarti ruang penguatan mulai terbatas dan pasar rentan terhadap koreksi.

“Penguatannya akan relatif terbatas dan rawan koreksi ke rentang area 7.186–7.319 pada label hitam,” tulis Tim MNC Sekuritas.

Lebih lanjut, IHSG diperkirakan akan bergerak di antara level support 7.240 dan 7.166, serta resistance pada kisaran 7.382 hingga 7.441. Proyeksi ini penting menjadi acuan bagi investor yang berencana melakukan manuver dalam jangka pendek, terutama bagi mereka yang fokus pada analisa teknikal.

Dalam situasi seperti ini, strategi yang disarankan adalah buy on weakness, yakni membeli saham saat harga terkoreksi untuk mendapatkan potensi rebound. MNC Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai layak diperhatikan dengan strategi tersebut.

Beberapa saham pilihan antara lain adalah:

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM)

Keempat saham ini dipilih berdasarkan analisis teknikal yang menunjukkan peluang penguatan setelah terkoreksi, serta prospek fundamental yang dinilai stabil dalam jangka menengah.

Khusus untuk saham BREN dan CUAN, keduanya berada di sektor energi yang belakangan mencatatkan minat tinggi dari investor. Sementara itu, ICBP dan TKIM dikenal sebagai emiten berbasis konsumsi dan industri dasar yang relatif defensif dalam menghadapi fluktuasi pasar.

Kondisi pasar saat ini menggambarkan bahwa optimisme terhadap pasar saham Indonesia belum luntur, namun pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi koreksi teknikal. Volume perdagangan yang meningkat tajam, ditambah lonjakan nilai transaksi, bisa menjadi indikator adanya rotasi sektor atau aksi ambil untung oleh sebagian investor.

Secara umum, tren pertumbuhan kapitalisasi pasar menunjukkan bahwa likuiditas pasar masih terjaga, meski tekanan jangka pendek mungkin terjadi. Peran investor domestik semakin dominan, dan strategi akumulasi secara selektif menjadi pendekatan yang disarankan di tengah dinamika teknikal tersebut.

Bagi investor yang lebih berhati-hati, fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat dan manajemen risiko yang baik akan menjadi kunci. Rekomendasi buy on weakness pada emiten pilihan MNC Sekuritas bisa menjadi salah satu strategi yang patut dipertimbangkan, terutama jika koreksi IHSG berada dalam batas wajar dan sesuai ekspektasi teknikal.

Sebagai penutup, pelaku pasar diharapkan untuk tetap mencermati perkembangan ekonomi makro global maupun domestik, serta pergerakan investor asing dalam minggu berjalan. Koreksi yang sehat justru bisa membuka peluang bagi mereka yang siap mengambil posisi dengan perhitungan matang.

Terkini

Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan

Senin, 21 Juli 2025 | 15:49:36 WIB

Xiaomi 15, Flagship Terjangkau 2025

Senin, 21 Juli 2025 | 15:52:52 WIB