Perspektif Ilmiah terhadap Konsumsi Bersamaan Singkong dan Kopi

Sabtu, 26 Juli 2025 | 09:21:42 WIB
Perspektif Ilmiah terhadap Konsumsi Bersamaan Singkong dan Kopi

JAKARTA - Di banyak rumah tangga Indonesia, camilan singkong rebus yang disajikan bersama secangkir kopi menjadi pemandangan akrab dan tradisi yang sulit dipisahkan. Paduan ini bukan hanya soal rasa dan kehangatan, tapi juga mencerminkan kebiasaan turun-temurun masyarakat yang memadukan bahan pangan lokal dengan minuman favorit. Namun, di balik kebiasaan ini muncul pertanyaan menarik: sejauh mana kombinasi ini aman bagi kesehatan?

Kombinasi singkong rebus dan kopi ternyata bukan hanya soal rasa dan tradisi, melainkan juga berkaitan dengan ilmu gizi. Menurut Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Reisi Nurdiani, SP, MSi, kombinasi dua elemen ini masih tergolong aman untuk dikonsumsi oleh orang sehat—asal tidak dikonsumsi secara berlebihan.

“Singkong rebus adalah sumber karbohidrat kompleks yang memberi energi bertahap serta mengandung serat dan beberapa mineral. Sementara, kopi memiliki kandungan kafein yang memiliki efek stimulan ringan dan bisa membantu meningkatkan kewaspadaan,” jelas Reisi.

Pernyataan ini menegaskan bahwa baik singkong maupun kopi memiliki manfaat masing-masing, asalkan dikonsumsi dalam jumlah wajar. Namun, seperti makanan dan minuman lain, terdapat beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan agar manfaatnya tidak berubah menjadi risiko.

Senyawa Alami dalam Singkong: Potensi Risiko jika Tidak Diolah dengan Tepat

Meskipun tergolong aman jika dimasak dengan baik, singkong mentah mengandung linamarin, yaitu senyawa glikosida sianogenik yang bisa berubah menjadi sianida—zat yang berpotensi toksik jika tidak melalui proses pemasakan yang tepat.

“Jika dimasak dan diolah dengan benar, senyawa antigizi tersebut dapat hilang dan singkong menjadi aman untuk dikonsumsi,” kata Reisi.

Singkong rebus dalam 100 gram porsinya mengandung sekitar 153 kkal energi, 36,4 gram karbohidrat, 1,3 gram serat, dan sejumlah kecil vitamin C serta vitamin B. Singkong dapat menjadi sumber energi yang baik, tetapi juga perlu ditangani dengan cara yang benar agar tidak menimbulkan efek samping.

Di sisi lain, kopi yang dikonsumsi tanpa tambahan gula maupun susu hampir tidak mengandung kalori. Namun, minuman ini kaya akan senyawa kafein dan polifenol seperti asam klorogenat yang bersifat antioksidan. Ini menjadikan kopi bukan sekadar pengusir kantuk, tetapi juga berpotensi memberikan perlindungan sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Dua Risiko Konsumsi Bersamaan

Meskipun belum ada bukti ilmiah yang secara tegas menyatakan bahwa konsumsi kopi dan singkong secara bersamaan bisa berbahaya, Reisi mencatat setidaknya dua hal penting yang perlu diwaspadai:

Gangguan Penyerapan Zat Besi
Kandungan kafein dan polifenol dalam kopi diketahui dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati). Ini menjadi penting bagi mereka yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari sumber hewani.

“Kandungan polifenol dan kafein dalam kopi dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi,” jelas Reisi.

Masalah Pencernaan
Singkong kaya akan pati dan serat, sementara kopi cenderung merangsang aktivitas saluran pencernaan. Kombinasi keduanya bisa memicu rasa tidak nyaman seperti kembung, terutama bagi orang yang memiliki masalah lambung atau sensitivitas tertentu.

“Jadi, bagi orang sehat, kombinasi ini aman jika dikonsumsi sesekali dalam jumlah sedang. Namun, ini tidak disarankan bagi individu yang sedang mengandalkan asupan zat besi non-heme atau yang memiliki gangguan lambung seperti GERD,” tambah Reisi.

Kafein dan Dampaknya terhadap Gula Darah

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah pengaruh kafein terhadap metabolisme, khususnya sensitivitas insulin. Reisi menyoroti bahwa kafein dapat meningkatkan pelepasan adrenalin, yang kemudian menurunkan sensitivitas insulin untuk sementara waktu. Hal ini dapat memengaruhi pola naik turunnya kadar gula darah setelah makan.

Meski demikian, efek ini cenderung ringan bagi individu sehat dan tidak terlalu sensitif terhadap kafein.

“Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya 1–2 cangkir kopi per hari tanpa gula berlebih, efeknya pada metabolisme cenderung tidak signifikan,” ucap Reisi.

Tips Menikmati Kombinasi Singkong dan Kopi dengan Aman

Untuk mengurangi risiko kesehatan sekaligus mempertahankan kenikmatan dari kombinasi ini, Reisi memberikan beberapa saran praktis:

Tambahkan sumber protein atau sayuran dalam menu agar kandungan gizi lebih seimbang.

Hindari menambahkan terlalu banyak gula dalam kopi, terutama jika dikonsumsi bersama makanan tinggi karbohidrat seperti singkong.

Perhatikan waktu minum kopi. Idealnya, kopi tidak dikonsumsi saat perut kosong atau setelah pukul 14.00–15.00, terutama bagi yang sensitif terhadap kafein.

“Akan lebih baik jika kopi diminum 30–60 menit setelah makan untuk meminimalkan gangguan penyerapan zat gizi,” sarannya.

“Untuk yang memiliki masalah lambung, minum kopi setelah makan juga lebih dianjurkan daripada saat perut kosong,” tambah Reisi.

Singkong dan kopi adalah dua elemen dalam budaya kuliner Indonesia yang tidak hanya mengenyangkan dan memberi energi, tetapi juga punya nilai kesehatan jika dikonsumsi secara tepat. Meskipun keduanya aman bagi orang sehat, pemahaman terhadap cara konsumsi, waktu, dan jumlah tetap menjadi kunci. Dengan pola konsumsi yang bijak, tradisi minum kopi ditemani singkong rebus bisa tetap menjadi bagian dari gaya hidup sehat masa kini.

Terkini