JAKARTA - Dalam upaya menata ulang arah bisnis dan meningkatkan daya saing global, Garuda Indonesia segera menghadirkan gebrakan baru melalui penempatan tiga direktur asing di jajaran manajemen tertingginya. Langkah strategis ini menjadi bagian dari transformasi menyeluruh yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) sebagai pemegang mandat revitalisasi maskapai nasional tersebut.
CEO Danantara Indonesia, Rosan P. Roeslani, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi nama-nama yang akan ditunjuk sebagai direktur asing dalam tubuh manajemen Garuda. Tiga posisi kunci yang akan ditempati oleh para profesional internasional tersebut adalah direktur keuangan, direktur transformasi, dan direktur operasional.
“Kita akan tempatkan direktur asing. Udah ada namanya. Ada 3 orang, kita taruh,” ujar Rosan dalam pertemuan dengan pimpinan media. Penunjukan ini tidak sekadar langkah kosmetik, tetapi merupakan bagian dari upaya untuk menghadirkan pengalaman internasional dalam manajemen, serta membenahi struktur organisasi dan arah bisnis Garuda secara fundamental.
- Baca Juga Cek Jadwal dan Tarif Pelni Agustus 2025
Penunjukan Profesional Asing untuk Atasi Krisis Operasional
Garuda Indonesia sempat mengalami penurunan drastis dalam performa operasionalnya. Maskapai pelat merah ini bahkan tercatat hanya beroperasi selama lima jam per hari, jauh dari rata-rata industri yang seharusnya mencapai dua belas jam penerbangan per hari. Oleh karena itu, kehadiran direktur asing diharapkan bisa menjadi katalis penting untuk mengembalikan efisiensi dan produktivitas Garuda ke jalur yang tepat.
Rosan menyebut bahwa evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Garuda telah dilakukan sejak lama, bahkan sebelum intervensi Danantara. Evaluasi tersebut melibatkan konsultan internasional guna memperoleh pandangan objektif dan menyusun rencana transformasi yang efektif. Hasil evaluasi ini kemudian menjadi dasar bagi langkah-langkah pembenahan yang kini tengah dijalankan.
Lebih dari Sekadar Dana: Reformasi Tata Kelola dan Misi Perusahaan
Transformasi yang dicanangkan tidak hanya menyangkut pendanaan, tetapi juga reformasi tata kelola, prinsip kerja, dan misi perusahaan. Rosan menegaskan bahwa upaya yang dilakukan Danantara terhadap Garuda bukan sekadar menyuntikkan dana, melainkan memastikan perubahan struktural yang mendalam agar keberlangsungan dan daya saing perusahaan terjamin dalam jangka panjang.
“Memang kita mau injek? Apakah kita inject cuma segitu? Enggak. Kita akan injek lebih. Kita mau memastikan untuk inject tidak setengah-setengah tapi nanti hasilnya juga baik,” ujar Rosan. Hingga saat ini, Danantara Indonesia telah menyuntikkan dana sebesar US$450 juta atau sekitar Rp7,34 triliun (dengan estimasi kurs Rp16.320 per dolar AS). Dana tersebut disebut masih merupakan bagian dari total investasi yang direncanakan untuk menghidupkan kembali Garuda Indonesia.
Transparansi dan Profesionalisme: Tanpa Intervensi Politik
Dalam proses penunjukan para direktur baru, Rosan menegaskan tidak ada intervensi dari Presiden Prabowo Subianto atau pihak politik mana pun. Semua proses dilakukan secara profesional dengan mengedepankan aspek rekam jejak, kompetensi, dan integritas dari calon-calon direksi.
“Kita tidak ada intervensi dari Presiden. Semua dilakukan secara profesional. Kita pelajari CV-nya, kita cek rekam jejaknya,” kata Rosan. Ia dan Chief Operating Officer BP Danantara, Dony Oskaria, secara langsung mencermati setiap curriculum vitae (CV) yang masuk untuk memastikan individu yang ditunjuk benar-benar memiliki kapabilitas yang sesuai dengan tantangan Garuda saat ini.
Garuda Bersiap Menyambut Babak Baru
Langkah menempatkan profesional asing ini tidak hanya akan membawa semangat baru bagi Garuda Indonesia, tetapi juga menjadi cerminan komitmen pemerintah untuk membawa BUMN strategis ke level yang lebih kompetitif secara global. Dalam konteks penerbangan yang semakin terbuka dan kompetitif, keterlibatan tenaga ahli dari luar negeri bukan lagi hal tabu, melainkan kebutuhan yang mendesak demi membawa transformasi yang lebih cepat dan terukur.
Seiring dengan rencana restrukturisasi yang sedang berjalan, Garuda Indonesia dipersiapkan menjadi pemain utama di kawasan regional dan global. Injeksi dana dan restrukturisasi manajemen menjadi fondasi baru bagi perusahaan yang sebelumnya terpuruk akibat berbagai tantangan, termasuk pandemi dan beban utang.
Dalam waktu dekat, dengan dukungan penuh dari Danantara Indonesia dan kehadiran manajemen baru, Garuda diharapkan bisa kembali menunjukkan tajinya sebagai maskapai kebanggaan nasional. Keterlibatan profesional asing ini juga diharapkan mampu menciptakan transfer pengetahuan dan budaya kerja yang lebih profesional di lingkungan internal perusahaan.
Transformasi Garuda Indonesia saat ini bukan sekadar upaya jangka pendek untuk menyelamatkan perusahaan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membentuk ekosistem transportasi udara nasional yang lebih sehat, kompetitif, dan berdaya saing tinggi di tengah dinamika industri penerbangan global.