JAKARTA - Dalam upaya memastikan setiap proyek berjalan sesuai dengan standar teknis dan kondisi riil di lapangan, PT Hutama Karya (HK) bersama subkontraktor PT Tanjak Riau Sejahtera melakukan serangkaian survei lokasi di Kabupaten Rokan Hilir. Fokus utama dari kegiatan ini adalah meninjau langsung area pencucian parit yang berada di beberapa titik strategis wilayah tersebut, demi menjamin pelaksanaan pekerjaan berjalan efektif dan efisien.
Survei ini bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan menjadi bagian krusial dalam proses awal pengerjaan proyek. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi aktual terkait kontur tanah, kedalaman parit, kondisi lingkungan sekitar, serta aksesibilitas lokasi. Dengan data lapangan yang konkret, tim teknis bisa menyusun perencanaan kerja yang lebih terukur serta menyesuaikan strategi operasional agar hasilnya optimal.
Lokasi pertama yang disurvei berada di Desa Pekaitan, Kecamatan Pekaitan. Tim teknis yang diterjunkan ke lapangan terdiri dari tenaga ahli PT Hutama Karya dan subkontraktor dari PT Tanjak Riau Sejahtera. Mereka melakukan observasi menyeluruh pada area yang direncanakan untuk pencucian parit. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi hambatan teknis sekaligus menyusun pendekatan kerja yang paling tepat untuk karakteristik wilayah tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, keterlibatan pemangku kepentingan lokal menjadi salah satu poin penting. Hadirnya pejabat Kepala Desa Pekaitan, Darji, menunjukkan bahwa proyek ini mendapat dukungan dari aparat desa. Selain itu, kehadiran Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pekaitan, Marbun, RT, dan sejumlah tokoh masyarakat menjadi bukti bahwa sinergi antara kontraktor dan komunitas setempat telah dijalin dengan baik sejak tahap awal.
Keterlibatan unsur masyarakat dalam survei ini mencerminkan pendekatan kolaboratif yang diusung oleh PT Hutama Karya dan mitra subkontraktornya. Proyek-proyek infrastruktur yang berkaitan langsung dengan masyarakat, seperti pencucian atau normalisasi parit, memiliki dimensi sosial yang tak kalah penting dari sisi teknisnya. Kehadiran tokoh masyarakat bisa membantu dalam menjelaskan kondisi sosial-budaya, kebiasaan warga, hingga potensi tantangan non-teknis yang mungkin muncul saat pekerjaan berlangsung.
Setelah melakukan survei di Pekaitan, tim teknis melanjutkan kegiatan ke Kelurahan Teluk Merbau dan Desa Teluk Merbau di Kecamatan Kubu. Seperti halnya di lokasi sebelumnya, tujuan dari survei ini adalah menggali informasi mendalam mengenai struktur parit, tingkat sedimentasi, serta kemungkinan perlunya peralatan berat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Wilayah Teluk Merbau dikenal memiliki karakter geografis yang cukup kompleks, sehingga kegiatan survei menjadi sangat penting sebelum eksekusi pekerjaan dilakukan. Tim teknis mencatat berbagai data yang akan digunakan dalam penyusunan metode kerja di lapangan. Dengan data tersebut, penyusunan jadwal pelaksanaan dan pengadaan peralatan akan menjadi lebih presisi.
Pekerjaan pencucian atau normalisasi parit bukan sekadar pengerukan material endapan. Ini adalah langkah vital dalam menjaga sistem drainase desa agar tetap berfungsi dengan baik, terutama menjelang musim hujan. Parit yang tersumbat dapat menyebabkan genangan air, merusak lahan pertanian, dan bahkan meningkatkan risiko banjir lokal. Oleh karena itu, proyek ini memiliki urgensi tinggi bagi masyarakat setempat.
Kegiatan survei seperti ini juga memberi ruang bagi kontraktor dan masyarakat untuk berdialog secara langsung. Warga bisa menyampaikan keluhan atau harapan mereka terkait kondisi parit, sementara kontraktor dapat memberikan penjelasan mengenai jadwal dan metode pelaksanaan pekerjaan. Interaksi ini penting untuk menjaga kelancaran proyek sekaligus meminimalkan potensi resistensi dari masyarakat.
Dari sudut pandang teknis, survei lokasi memungkinkan tim proyek mengenali potensi kendala sejak dini. Misalnya, keterbatasan akses alat berat ke lokasi tertentu, keberadaan jaringan pipa atau kabel bawah tanah, serta kemungkinan gangguan lingkungan seperti satwa liar atau vegetasi yang dilindungi. Informasi seperti ini krusial dalam menyusun strategi kerja yang realistis dan tidak menimbulkan kerugian atau konflik di kemudian hari.
Keberadaan PT Hutama Karya dalam proyek ini menegaskan peran penting perusahaan pelat merah tersebut dalam pembangunan infrastruktur, termasuk di daerah yang jauh dari pusat perkotaan. Kerja sama dengan subkontraktor lokal juga memberikan dampak positif dari sisi pemberdayaan ekonomi daerah. PT Tanjak Riau Sejahtera, sebagai mitra pelaksana, turut menunjukkan kapasitasnya dalam mendukung proyek berskala daerah yang tetap mengedepankan profesionalisme dan kualitas.
Secara keseluruhan, kegiatan survei lokasi di Rokan Hilir ini mencerminkan bagaimana sebuah proyek infrastruktur dimulai dari tahapan perencanaan yang matang, termasuk dengan mengedepankan aspek partisipasi masyarakat. Dengan pendekatan yang menyeluruh seperti ini, harapannya proyek pencucian parit dapat berjalan tanpa hambatan berarti serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar.
Dengan data yang telah dikumpulkan dari survei ini, tim teknis akan masuk ke tahap berikutnya yaitu pemetaan pekerjaan, perhitungan volume sedimentasi yang harus dikeruk, serta penjadwalan pengerahan alat berat dan tenaga kerja. Semua langkah ini dilakukan dalam kerangka efisiensi waktu, keselamatan kerja, dan tentu saja hasil akhir yang maksimal.
Melalui tahapan survei yang komprehensif dan pendekatan kolaboratif dengan masyarakat, proyek ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga bagian dari penguatan relasi sosial antara pemerintah, kontraktor, dan warga. Ini adalah wujud kerja nyata pembangunan dari desa, oleh desa, dan untuk desa.