Wisata Gunung Padang Dibuka Sambil Saksikan Langsung Penelitian Arkeologi

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:01:12 WIB
Wisata Gunung Padang Dibuka Sambil Saksikan Langsung Penelitian Arkeologi

JAKARTA - Berwisata sekaligus menyaksikan langsung proses penelitian arkeologi kini bisa dinikmati pengunjung di salah satu situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara, Gunung Padang, yang terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Meskipun sedang berlangsung kegiatan ekskavasi dan pemugaran situs bersejarah tersebut, aktivitas wisata tetap dibuka seperti biasa. Pengunjung bahkan mendapat kesempatan istimewa untuk menyaksikan proses penelitian secara langsung.

Pendekatan ini menjadi angin segar bagi sektor pariwisata sejarah dan edukasi. Alih-alih menutup akses karena ada penelitian, tim ahli justru membuka ruang interaktif bagi masyarakat umum untuk ikut melihat langsung bagaimana proses pelestarian situs dilakukan. Hal ini dinilai sebagai langkah positif untuk mendekatkan publik pada warisan budaya bangsa dan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya pelestarian situs bersejarah.

Ketua tim ahli penelitian dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang, Ali Akbar, menegaskan bahwa kegiatan penelitian dan wisata dapat berjalan beriringan tanpa saling mengganggu. Ia memastikan bahwa selama proses ekskavasi berlangsung, tidak ada penutupan atau pembatasan bagi pengunjung.

“Kunjungan wisatawan tetap dibuka saat proses berjalan karena penelitian hanya di area tertentu, bahkan di beberapa kegiatan wisatawan diizinkan melihat langsung,” ujar Ali.

Keputusan ini tentu saja memberi nilai tambah bagi wisatawan, karena mereka tidak hanya datang untuk menikmati keindahan dan aura mistis Gunung Padang, tetapi juga bisa menyaksikan secara langsung kerja para arkeolog dan ahli budaya yang tengah berupaya mengungkap sejarah panjang situs tersebut.

Ali menjelaskan bahwa sebelum proses penelitian dilakukan, timnya telah melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Hal ini penting agar seluruh pihak memahami jalannya proses ekskavasi dan pemugaran, serta tetap mendukung keberlangsungan kegiatan wisata.

Penelitian tahap awal ini berfokus pada pengecekan kondisi sejumlah teras di kawasan situs. Situs Gunung Padang sendiri memiliki struktur yang sangat luas, sehingga penelitian tidak dilakukan secara menyeluruh di semua area. Tim hanya akan melakukan pemugaran dan penggalian di beberapa titik prioritas yang sudah ditentukan.

“Setelah melihat keadaan saat ini, memang banyak sekali batu yang sudah miring, patah dan sudah ditandai beberapa tempat yang mungkin akan dilakukan ekskavasi arkeologi,” lanjut Ali.

Kondisi batuan yang mulai bergeser dan mengalami kerusakan menjadi salah satu alasan utama perlunya pemugaran. Penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki struktur, tetapi juga mengungkap kemungkinan-kemungkinan baru yang selama ini belum terkuak dari Gunung Padang, situs yang masih menyimpan banyak misteri dan menarik perhatian dunia internasional.

Yang menarik, pengunjung yang datang ke Gunung Padang selama proses penelitian akan tetap dapat menikmati keseluruhan pengalaman wisata, termasuk mendaki area teras, menikmati pemandangan, serta mendapatkan penjelasan dari pemandu mengenai kegiatan penelitian yang sedang berlangsung.

“Tetap dapat dikunjungi, sehingga wisatawan dapat melihat langsung proses yang dilakukan,” ujar Ali kembali menegaskan.

Keunikan ini menjadikan kunjungan ke Gunung Padang terasa berbeda. Tak hanya sebagai perjalanan rekreasi, namun juga menjadi sarana edukasi budaya yang hidup. Para wisatawan bisa menyaksikan langsung metode kerja tim arkeologi dalam mengkaji struktur batuan dan tanah di situs tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim penelitian yang dipimpin Ali Akbar akan melibatkan sekitar 100 orang ahli dari berbagai disiplin ilmu. Penelitian juga melibatkan warga sekitar yang akan berpartisipasi sesuai dengan kebutuhan teknis di lapangan.

Pelibatan masyarakat lokal tidak hanya bertujuan untuk mendukung kegiatan penelitian, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar situs. Dengan demikian, penelitian tidak menjadi proyek eksklusif, tetapi turut membawa dampak positif bagi komunitas lokal.

“Kami berharap dalam kegiatan tahap awal yang akan berjalan selama tiga bulan ke depan dapat menemukan berbagai fakta baru,” tutup Ali.

Proses ekskavasi ini menjadi langkah lanjutan dari berbagai upaya sebelumnya yang telah dilakukan untuk memahami Gunung Padang. Situs yang sering disebut-sebut lebih tua dari piramida Mesir ini masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab mulai dari fungsi aslinya, usia sebenarnya, hingga teknologi yang digunakan untuk membangunnya.

Sebagian besar peneliti sepakat bahwa situs ini memiliki nilai arkeologis yang sangat tinggi. Keberadaan struktur batuan berundak, susunan megalit yang kompleks, dan temuan-temuan geologis lain membuat Gunung Padang masuk dalam daftar situs yang perlu digali lebih dalam untuk mengungkap warisan peradaban kuno Nusantara.

Dengan tetap dibukanya kawasan wisata di tengah berlangsungnya penelitian, situs Gunung Padang kini tampil sebagai contoh nyata bagaimana konservasi dan pariwisata bisa berjalan beriringan. Pengunjung bukan hanya menikmati keindahan alam dan sejarah, tetapi juga menjadi saksi hidup dari proses ilmiah yang tengah menguak masa lalu Indonesia yang penuh teka-teki.

Terkini

BYD Kuasai Pasar Global, Indonesia Masuk Daftar

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:52:32 WIB

XL Perkuat Ekosistem Digital Lewat Bundling OPPO Reno14

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:57:41 WIB

Harga iPhone Turun Jelang iPhone 17

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:03:26 WIB