Gas LPG di Aceh Singkil Masih Mahal

Senin, 11 Agustus 2025 | 09:25:49 WIB
Gas LPG di Aceh Singkil Masih Mahal

JAKARTA - Harga gas LPG di Aceh Singkil belum juga menunjukkan tanda penurunan meski permintaan konsumen tetap tinggi. Salah satu pedagang eceran gas LPG di wilayah tersebut, Suci, mengungkapkan bahwa harga jual gas melon (LPG 3 kg subsidi) yang selama ini mereka jual mengalami kenaikan cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, gas LPG yang biasanya dijual pada kisaran Rp23 ribu hingga Rp25 ribu, harus dijual dengan harga Rp28 ribu.

Menurut Suci, kenaikan harga ini bukan karena mereka ingin menaikkan keuntungan, melainkan karena harga di pangkalan sudah naik sehingga mereka terpaksa menyesuaikan harga jual demi menutupi modal yang semakin besar. “Harga gas kami jual hari ini Rp28 ribu, biasa kami jual Rp23 ribu kadang Rp25 ribu. Iya karena modal kami pun sudah tinggi dari pangkalan makanya kami jual segitu, itu pun stoknya tidak banyak, kami beli dibatasi,” ujarnya.

Situasi ini tentu membuat pedagang berada dalam posisi sulit. Mereka berupaya semaksimal mungkin agar bisa tetap menjual gas dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat, namun keterbatasan stok dan kenaikan harga di tingkat pangkalan membuat harapan tersebut sulit tercapai. Suci berharap agar harga gas di pangkalan dapat kembali normal sehingga mereka juga dapat menurunkan harga jual kepada konsumen. “Semoga harga gas di pangkalan harganya kembali normal, kembali murah, jadi kami bisa jual murah juga,” harapnya.

Pemantauan di lapangan menunjukkan harga gas LPG subsidi 3 kg di Aceh Singkil saat ini berada di kisaran Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per tabung, jauh lebih tinggi dari harga resmi subsidi yang berlaku di daerah lain. Sedangkan untuk gas LPG nonsubsidi, seperti Bright Gas dengan ukuran 5,5 kg dijual dengan harga sekitar Rp95 ribu dan Bright Gas 12 kg mencapai Rp195 ribu.

Kondisi ini menjadi perhatian banyak pihak karena gas LPG subsidi merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, terutama untuk memasak di rumah tangga. Kenaikan harga yang tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat dapat menimbulkan dampak sosial yang signifikan. Selain itu, pembatasan stok dari pangkalan juga menimbulkan kekhawatiran akan kelangkaan yang dapat memperparah situasi.

Pemerintah selama ini berupaya menjaga stabilitas harga gas LPG melalui mekanisme subsidi dan pengawasan distribusi. Namun, fluktuasi harga di tingkat pangkalan dan biaya distribusi yang meningkat menjadi faktor yang cukup sulit dikendalikan di lapangan, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Aceh Singkil.

Para pedagang gas LPG mengaku harus menghadapi biaya operasional yang juga naik, mulai dari transportasi hingga biaya penyimpanan, sehingga sulit untuk menurunkan harga jual meskipun ingin membantu konsumen. Mereka berharap ada intervensi yang lebih efektif dari pemerintah untuk menstabilkan harga gas LPG di pangkalan dan memastikan distribusi lancar sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan harga yang wajar.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk lebih cermat dalam penggunaan gas LPG dan memilih produk sesuai dengan kebutuhan agar tidak memberatkan pengeluaran rumah tangga. Kesadaran akan penggunaan yang efisien juga menjadi bagian dari solusi agar konsumsi energi subsidi dapat tepat sasaran dan berkelanjutan.

Meski menghadapi tantangan harga tinggi, pedagang dan konsumen di Aceh Singkil berharap kondisi ini tidak berlangsung lama dan harga gas LPG bisa segera kembali ke tingkat yang wajar. Harapan tersebut menjadi motivasi bagi seluruh pihak untuk terus mencari solusi bersama demi kelangsungan kebutuhan energi rumah tangga yang terjangkau dan stabil.

Terkini

Shio Puncak Keberuntungan

Senin, 11 Agustus 2025 | 15:58:53 WIB

Drama Korea Rating Tertinggi 2025

Senin, 11 Agustus 2025 | 16:06:47 WIB

Produk Xiaomi 8.8 Sale

Senin, 11 Agustus 2025 | 16:10:07 WIB