JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur terus mengalami fluktuasi yang berpengaruh langsung pada pengeluaran masyarakat sehari-hari. Pada Senin, 11 Agustus 2025, sejumlah bahan pokok mencatat pergerakan harga yang beragam. Bawang merah, cabai keriting, dan cabai besar mengalami penurunan harga, sedangkan cabai rawit justru menunjukkan kenaikan. Sementara itu, bahan pokok lain relatif stabil tanpa perubahan signifikan.
Mengikuti perkembangan harga sembako menjadi hal penting bagi masyarakat agar dapat mengelola anggaran belanja dengan tepat. Karena harga sembako adalah salah satu komponen utama dalam kebutuhan harian, pemantauan terhadap pergerakan harga ini menjadi referensi utama bagi konsumen maupun pelaku usaha.
Sembako, atau sembilan bahan pokok, mencakup kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat, mulai dari bahan makanan hingga bahan kebutuhan rumah tangga lainnya. Kesembilan komoditas tersebut adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji dan minyak tanah, serta garam. Selain itu, cabai yang menjadi bahan dapur utama juga kerap dimonitor pergerakan harganya karena pengaruhnya yang cukup signifikan terhadap daya beli masyarakat.
Berikut update harga sembako di Jawa Timur pada tanggal 11 Agustus 2025 pukul 10.32 WIB yang dirangkum dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo):
-Beras Premium: Rp 15.087/kg
-Beras Medium: Rp 12.977/kg
-Gula kristal putih: Rp 16.540/kg
-Minyak goreng curah: Rp 18.561/kg
-Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.064/liter
-Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.316/liter
-Minyak goreng Minyakita: Rp 16.480/liter
-Daging sapi paha belakang: Rp 118.495/kg
-Daging ayam ras: Rp 31.539/kg
-Daging ayam kampung: Rp 68.250/kg
-Telur ayam ras: Rp 26.896/kg
-Telur ayam kampung: Rp 46.515/kg
-Susu kental manis merek Bendera: Rp 12.512 (370 gr/kl)
-Susu kental manis merek Indomilk: Rp 12.428 (370 gr/kl)
-Susu bubuk merek Bendera: Rp 41.664 (400 gr/dos)
-Susu bubuk merek Indomilk: Rp 40.611 (400 gr/dos)
-Garam bata: Rp 1.625
-Garam halus: Rp 9.409/kg
-Cabai merah keriting: Rp 31.829/kg
-Cabai merah besar: Rp 34.094/kg
-Cabai rawit merah: Rp 32.528/kg
-Bawang merah: Rp 48.841/kg
-Bawang putih: Rp 30.325/kg
-Gas elpiji: Rp 19.621
Pada hari ini, harga bawang merah mengalami penurunan sebesar Rp 383 atau sekitar 0,78 persen. Cabai merah keriting turun sebesar Rp 1.254 atau 3,79 persen, dan cabai merah besar turun Rp 526 atau 1,52 persen. Berbanding terbalik, harga cabai rawit merah naik sebesar Rp 1.826 atau 5,95 persen.
Perubahan harga yang terjadi pada sembako tidak lepas dari sejumlah faktor yang saling berkaitan. Salah satunya adalah interaksi antara penawaran dan permintaan. Apabila permintaan terhadap suatu komoditas meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah dan permintaan stabil atau menurun, harga biasanya akan turun.
Cuaca juga menjadi faktor signifikan yang memengaruhi ketersediaan dan harga sembako, khususnya komoditas hasil pertanian. Kondisi cuaca ekstrem, bencana alam, maupun perubahan musim dapat menyebabkan gangguan produksi sehingga pasokan berkurang dan harga naik. Sebaliknya, cuaca yang mendukung dapat meningkatkan hasil panen dan menurunkan harga.
Kebijakan pemerintah seperti impor, subsidi, dan regulasi juga memengaruhi harga sembako. Misalnya, pembatasan impor bahan pokok tertentu dapat mengurangi pasokan dan menaikkan harga. Perubahan pajak dan kebijakan subsidi juga berperan dalam stabilitas harga.
Kenaikan biaya produksi, mulai dari bahan baku, pupuk, bahan bakar hingga upah tenaga kerja, turut menaikkan harga sembako karena berdampak pada biaya produksi dan distribusi. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah fluktuasi nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing, yang sangat berpengaruh terutama pada bahan pokok yang diimpor.
Kondisi inflasi yang tinggi juga cenderung mendorong kenaikan harga bahan pokok karena kenaikan biaya barang dan jasa secara umum. Selain itu, gangguan pada rantai distribusi seperti kemacetan lalu lintas, pemogokan tenaga kerja, atau masalah logistik lainnya dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman dan menimbulkan kelangkaan pasokan, yang akhirnya berdampak pada harga.
Berbagai faktor tersebut menunjukkan bahwa harga sembako merupakan hal yang dinamis dan dipengaruhi oleh banyak variabel. Oleh karena itu, pemantauan harga secara rutin dan kebijakan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan pasar dan menjaga daya beli masyarakat. Perlu dicatat bahwa harga yang tercantum di atas merupakan harga rata-rata untuk wilayah Jawa Timur dan bisa berbeda di setiap pasar.
Dengan mengetahui perkembangan harga sembako terbaru, masyarakat diharapkan dapat melakukan perencanaan belanja dengan lebih baik, serta menyesuaikan kebutuhan agar tidak mengalami pembengkakan biaya tak terduga. Para pelaku usaha juga dapat mengantisipasi perubahan harga untuk mengelola stok dan strategi pemasaran secara efektif.