JAKARTA - Pasar kendaraan listrik di Indonesia kian ramai dengan kehadiran model-model baru yang menawarkan efisiensi dan kenyamanan. Di tengah tren tersebut, BYD menghadirkan Atto 1, sebuah mobil listrik mungil yang memanfaatkan momentum GIIAS 2025 untuk menunjukkan perbandingan langsung biaya operasionalnya dengan mobil bensin jenis LCGC. Hasilnya, selisih yang ditunjukkan membuat banyak orang mulai mempertimbangkan untuk beralih.
BYD memposisikan Atto 1 bukan sekadar kendaraan tanpa emisi, tetapi juga sebagai pilihan mobilitas harian yang mampu memangkas pengeluaran signifikan. Dalam sesi perkenalan, pabrikan asal Tiongkok ini memaparkan simulasi biaya harian, bulanan, dan tahunan antara Atto 1 dan LCGC berbahan bakar bensin.
Perbandingan Biaya: Bensin vs Listrik
- Baca Juga BYD Masuk 20 Besar Mobil Terlaris
Dalam hitungan BYD, mobil bensin seperti LCGC dengan harga Pertalite Rp10.000 per liter dan konsumsi rata-rata 20 km/liter akan menghabiskan Rp20.000 per hari jika digunakan menempuh jarak 40 km. Angka ini setara Rp600 ribu per bulan atau Rp7,2 juta per tahun.
Beban biaya tidak berhenti di situ. Pemilik LCGC juga harus menyiapkan sekitar Rp3 juta untuk pajak tahunan, serta Rp2 juta untuk servis rutin. Total pengeluaran tahunan pun mencapai Rp12,2 juta—angka yang cukup besar untuk kendaraan yang digunakan sehari-hari.
Konsumsi Energi BYD Atto 1
Bandingkan dengan BYD Atto 1 yang memiliki konsumsi energi 8,5 km/kWh dan memanfaatkan tarif SPKLU Rp2.630/kWh. Untuk jarak 40 km per hari, biaya listriknya hanya sekitar Rp12.376. Dalam sebulan, pemilik akan membayar sekitar Rp371 ribu, dan dalam setahun hanya Rp4,45 juta.
Keuntungan lain, mobil listrik ini dibebaskan dari pajak kendaraan, sementara biaya asuransi hanya Rp150 ribu dan servis tahunan Rp1 juta. Jika semua komponen biaya ini dijumlahkan, total pengeluaran tahunan hanya sekitar Rp5,6 juta—kurang dari separuh biaya yang dikeluarkan pemilik LCGC berbahan bakar bensin.
Lebih Hemat dengan Pengisian di Rumah
Penghematan semakin terasa jika pemilik Atto 1 melakukan pengisian daya di rumah. Dengan tarif listrik rumah tangga Rp1.447/kWh, biaya harian untuk jarak yang sama turun menjadi Rp6.809. Dalam sebulan, hanya Rp204 ribu, dan dalam setahun sekitar Rp2,45 juta.
Bahkan ketika ditambahkan biaya asuransi, servis, dan pajak yang sangat rendah, total pengeluaran tahunan hanya Rp3,6 juta—setara sepertiga dari biaya mobil bensin. Meski simulasi ini mengacu pada kondisi ideal, perbedaan yang dihasilkan tetap memberikan gambaran jelas bahwa EV seperti Atto 1 mampu menawarkan biaya operasional harian yang jauh lebih rendah.
Keunggulan Pajak Rendah dan Minim Perawatan
Selain efisiensi biaya energi, keunggulan mobil listrik seperti BYD Atto 1 juga terlihat pada minimnya kebutuhan perawatan. Tidak adanya mesin pembakaran internal membuat komponen bergerak lebih sedikit, sehingga risiko kerusakan dan biaya perbaikan berkurang. Pajak kendaraan listrik yang saat ini nyaris nol rupiah juga menjadi nilai tambah besar, khususnya bagi pengguna di perkotaan yang ingin menekan biaya kepemilikan.
Kehadiran Atto 1 membuktikan bahwa kendaraan listrik kini tidak lagi eksklusif dan mahal. Dengan harga setara LCGC, EV ini membawa kombinasi hemat biaya, praktis, dan ramah lingkungan.
Harga dan Hal yang Perlu Diperhatikan
BYD Atto 1 hadir dalam dua varian: Dynamic yang dibanderol Rp195 juta dan Premium seharga Rp235 juta on the road Jakarta. Melihat fitur dan teknologi yang ditawarkan, harga ini dinilai sepadan, apalagi jika memperhitungkan penghematan biaya operasional dalam jangka panjang.
Namun, calon pembeli tetap perlu memperhatikan beberapa catatan penting. Harga tersebut belum mencakup paket servis dan wall charger, serta tidak tersedia potongan harga atau diskon. Faktor-faktor ini perlu diperhitungkan untuk memastikan total biaya sesuai dengan anggaran yang dimiliki.
Solusi Mobilitas Harian yang Menarik
Secara keseluruhan, BYD Atto 1 menghadirkan kombinasi yang sulit diabaikan: biaya operasional rendah, perawatan minim, pajak nyaris nol, dan emisi nol. Bagi masyarakat yang sering menggunakan kendaraan untuk mobilitas harian, terutama di area perkotaan, Atto 1 bisa menjadi pilihan yang efisien sekaligus ramah lingkungan.
Tren adopsi kendaraan listrik di Indonesia kemungkinan akan terus meningkat seiring semakin banyaknya model yang hadir dengan harga terjangkau dan jarak tempuh yang memadai. Atto 1 menjadi salah satu bukti nyata bahwa mobil listrik kini bisa bersaing langsung dengan mobil bensin, bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari efisiensi biaya dan kenyamanan penggunaan.