JAKARTA - Di tengah meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, generasi muda Indonesia menunjukkan kreativitasnya dengan mengubah bisnis kopi menjadi sarana pelestarian lingkungan. Kopi tidak lagi hanya sekadar minuman favorit, tetapi juga menjadi medium untuk mendorong aksi nyata menjaga hutan dan mengurangi emisi karbon. Inisiatif ini hadir dalam bentuk diskusi daring bertajuk “Brew the Future: Kopi, Iklim, dan Aksi Anak Muda”, yang menjadi bagian dari serial FOLU Talks forum diskusi mengenai Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Acara ini bertujuan memetakan peran wirausaha muda dalam menjaga hutan sambil menciptakan nilai ekonomi melalui kopi berkelanjutan. Dalam sesi diskusi, para pelaku usaha kopi kehutanan dan pecinta alam berbagi pengalaman, strategi, serta inspirasi bagi generasi muda untuk mengintegrasikan bisnis dengan pelestarian lingkungan. Melalui pendekatan ini, target pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca melalui sektor kehutanan diharapkan dapat lebih cepat tercapai.
Beberapa narasumber yang hadir membawa perspektif unik dari beragam latar belakang. Andreas Pandu Wirawan, Co-Founder dan CEO Ecoxyztem, menghadirkan insight tentang bagaimana ekosistem startup iklim dan kehutanan bisa memfasilitasi generasi muda untuk berinovasi sambil menjaga kelestarian alam. Andreas menekankan pentingnya kolaborasi antara teknologi dan praktik kehutanan agar bisnis kopi tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan.
- Baca Juga Belanja Online Paruh 2025
Selain itu, Cahyadi, petani muda dari KTH Putra Manglayang, berbagi pengalaman mengembangkan kopi Garung untuk ekspor ke Jepang. Ia menekankan bahwa praktik pertanian yang berkelanjutan, mulai dari penanaman hingga panen, dapat menjaga hutan tetap lestari sekaligus meningkatkan kualitas produk. Dengan model ini, pelaku UMKM dan petani muda dapat melihat bahwa keuntungan ekonomi dan pelestarian lingkungan bukanlah hal yang bertentangan, melainkan saling melengkapi.
Sementara itu, Yunaeri, pengusaha kopi Bowongso, menekankan aspek sosial dan edukatif dari bisnis kopi berkelanjutan. Menurutnya, wirausaha muda memiliki peluang untuk membentuk kesadaran masyarakat lebih luas terkait dampak konsumsi terhadap hutan dan iklim. Dengan menghadirkan praktik bisnis yang ramah lingkungan, generasi muda bisa menjadi agen perubahan sekaligus inspirasi bagi komunitas lokal.
Diskusi ini dipandu oleh Putri Melta Sari, anggota Generasi Pelestari Hutan, yang berperan menajamkan diskusi agar setiap strategi yang dibagikan relevan dan aplikatif bagi peserta. Forum ini juga menjadi ruang interaktif, memungkinkan peserta berdialog langsung dengan narasumber, menanyakan strategi bisnis, serta mencari cara konkret untuk berkontribusi dalam misi FOLU Net Sink 2030.
Acara yang digelar melalui platform Zoom Meeting ini terbuka untuk umum. Para peserta dapat mendaftar melalui tautan registrasi resmi dan mengikuti sesi interaktif yang menyediakan kesempatan untuk mengakses pengetahuan praktis tentang bisnis kopi dan pelestarian hutan. Forum ini menekankan bahwa partisipasi generasi muda tidak harus dalam bentuk politik atau aktivisme tradisional, tetapi dapat diwujudkan melalui inovasi dan kewirausahaan hijau yang berdampak luas.
Kehadiran bisnis kopi sebagai media aksi lingkungan menawarkan banyak keuntungan. Selain memberikan peluang ekonomi bagi petani dan pengusaha muda, strategi ini juga dapat mendorong kesadaran publik mengenai pentingnya hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi emisi karbon. Dengan model bisnis yang berpihak pada kelestarian alam, kopi menjadi alat penghubung antara ekonomi dan lingkungan, membuka jalan bagi konsep green economy yang lebih nyata di tingkat lokal.
Inisiatif seperti ini juga memperlihatkan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya aktif dalam konsumsi, tetapi juga mampu menciptakan solusi inovatif. Dari pertanian, produksi, hingga pemasaran, semua tahapan bisnis kopi dapat dirancang berkelanjutan. Hal ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk berperan langsung dalam mitigasi perubahan iklim, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi komunitas lokal.
Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan. Sinergi antara wirausaha muda, startup teknologi, komunitas lokal, dan sektor kehutanan memungkinkan terciptanya ekosistem yang mendukung inovasi hijau. Diskusi daring ini menjadi bukti bahwa aksi kolektif melalui bisnis bisa menjadi strategi efektif dalam menjaga hutan sambil membuka peluang usaha.
Dengan menggabungkan visi ekonomi hijau dan semangat kewirausahaan, generasi muda diharapkan menjadi ujung tombak perubahan iklim berbasis inovasi lokal. Kopi bukan sekadar komoditas, tetapi medium yang menginspirasi masyarakat luas untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan, sekaligus membangun model bisnis berkelanjutan yang dapat direplikasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Melalui acara ini, peserta tidak hanya memperoleh wawasan, tetapi juga termotivasi untuk menerapkan langkah konkret di komunitas mereka. Diskusi daring ini membuktikan bahwa bisnis yang berpihak pada alam dapat menjadi solusi nyata untuk masa depan yang lebih hijau, sejalan dengan target pemerintah FOLU Net Sink 2030. Dengan aksi nyata dari generasi muda, hutan Indonesia bisa tetap lestari tanpa mengorbankan peluang ekonomi yang ada.