Hutama Karya Bangun 42 Proyek SDA untuk Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 19 Agustus 2025 | 10:15:27 WIB
Hutama Karya Bangun 42 Proyek SDA untuk Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA - Ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan infrastruktur sumber daya air yang memadai. Menyadari hal itu, PT Hutama Karya (Persero) konsisten membangun proyek-proyek bendungan dan jaringan irigasi di berbagai wilayah Indonesia sejak 2013. Hingga 2025, tercatat 42 proyek berhasil ditangani—terdiri atas 19 jaringan irigasi dan 23 bendungan—sebagian sudah beroperasi dan lainnya masih dalam tahap konstruksi.

Langkah strategis ini sekaligus menegaskan kontribusi nyata Hutama Karya dalam mendukung cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045, dengan menghadirkan infrastruktur yang menopang kemandirian pangan dan energi berkelanjutan.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan komitmen tersebut. “Kami terus berkontribusi membangun infrastruktur sumber daya air yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dari Sabang sampai Merauke, keseluruhan proyek mampu mengairi lebih dari 125 ribu hektare lahan pertanian, memungkinkan petani meningkatkan produktivitas hingga tiga kali masa tanam dalam setahun,” ujarnya.

Selain itu, pembangunan yang digarap Hutama Karya turut membuka lebih dari 4.800 lapangan kerja, membawa dampak ekonomi dan sosial signifikan bagi masyarakat.

Proyek-Proyek Unggulan

Dari puluhan proyek yang dikerjakan, sejumlah bendungan dan jaringan irigasi memberikan dampak langsung terhadap produktivitas pertanian serta kesejahteraan masyarakat.

Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat, misalnya, memiliki kapasitas tampung hingga 845 juta meter kubik. Bendungan ini dapat mengairi 11.216 hektar sawah yang tersebar di Daerah Irigasi Lakbok Utara, Lakbok Selatan, dan Menganti di Cilacap. Selain irigasi, keberadaannya juga penting dalam pengendalian banjir, penyediaan air baku untuk Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, serta berpotensi menghasilkan listrik tenaga air sebesar 20 megawatt.

Di Jawa Timur, Bendungan Semantok yang beroperasi sejak 2023 hadir dengan inovasi energi terbarukan. Dengan kapasitas 32,09 juta meter kubik, bendungan ini tidak hanya difungsikan untuk irigasi dan pengendalian banjir, tetapi juga dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin). Kehadiran bendungan ini terbukti membantu masyarakat Nganjuk mengurangi risiko banjir akibat luapan Sungai Semantok.

Sementara di Lombok Barat, Bendungan Meninting menjadi contoh penerapan teknologi konstruksi modern dengan kapasitas 12,18 juta meter kubik. Infrastruktur ini mampu mengairi 1.559 hektar lahan pertanian, sekaligus memperkuat sistem pengelolaan air di wilayah NTB.

Di Kalimantan Tengah, Proyek Jaringan Irigasi Rawa Kapuas juga tak kalah strategis. Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan Food Estate nasional. Dengan teknologi pintu air dan mobile pump, jaringan irigasi ini bisa mengatur tinggi permukaan air sesuai karakteristik lahan rawa. Sejak rampung pada Januari 2023, irigasi tersebut melayani 43.503 hektar lahan pertanian, menjadikannya pondasi penting bagi penguatan lumbung pangan baru Indonesia.

Kontribusi untuk Ketahanan Pangan

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan bahwa infrastruktur sumber daya air memiliki peran vital dalam ketahanan pangan. “Dukungan ketahanan pangan direalisasikan melalui pembangunan bendungan/waduk, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung sentra pangan termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, NTT, dan lain lain,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Kementerian PU.

Pernyataan tersebut selaras dengan upaya Hutama Karya yang tidak hanya membangun bendungan dan irigasi, tetapi juga ikut menopang sektor energi serta membuka peluang ekonomi lokal.

Menyongsong Indonesia Emas 2045

Saat ini, Hutama Karya tengah menyelesaikan tiga proyek bendungan strategis: Bendungan Way Apu Paket 2 di Maluku, Bendungan Bulango Ulu di Gorontalo, dan Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan.

Bendungan Way Apu, misalnya, memiliki kapasitas 50,05 juta meter kubik dengan fungsi utama mengairi 10.562 hektar lahan pertanian. Lebih dari itu, bendungan ini juga akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menyuplai listrik bagi 25.000 rumah, terutama di wilayah-wilayah terpencil Maluku.

Upaya ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya air tidak sekadar bicara soal ketersediaan irigasi, melainkan juga menyangkut transformasi energi, peningkatan kesejahteraan petani, hingga akselerasi pembangunan daerah.

Fondasi Pangan dan Energi yang Kokoh

Delapan dekade setelah Indonesia merdeka, Hutama Karya menegaskan kiprahnya sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat fondasi pangan dan energi. Dengan sederet proyek bendungan dan irigasi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, perusahaan ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga ikut membuka jalan menuju kemandirian energi yang ramah lingkungan.

“Melalui pembangunan infrastruktur SDA, kami ingin memastikan generasi mendatang dapat menikmati akses pangan dan energi yang lebih baik. Ini adalah kontribusi kami bagi Indonesia Emas 2045,” tutur Adjib.

Dengan komitmen tersebut, pembangunan 42 proyek sumber daya air Hutama Karya layak disebut sebagai salah satu tonggak penting perjalanan bangsa menuju masa depan yang berdaulat, adil, dan berkelanjutan.

Terkini

Gili Trawangan: Surga Pantai Siang Hari, Pesta Malam Hari

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:59:01 WIB

Nusa Penida: Surga Bawah Laut Bali untuk Para Penyelam

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:02:34 WIB

Taman Safari Indonesia: Liburan Seru Keluarga

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:06:36 WIB

Jadwal Kapal Pelni Makassar Jayapura

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:10:01 WIB

Promo Garuda Indonesia Ternate Jakarta

Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:13:08 WIB