Konsumen Diuntungkan Turunnya Sembako

Senin, 25 Agustus 2025 | 09:39:50 WIB
Konsumen Diuntungkan Turunnya Sembako

JAKARTA - Perkembangan harga kebutuhan pokok selalu menjadi perhatian utama masyarakat. Setiap kali ada penurunan harga, terutama menjelang pergantian bulan, kabar itu biasanya disambut lega oleh para konsumen. Begitu pula kondisi terbaru, ketika sejumlah harga sembako menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.

Data yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan harga cabai rawit merah kini berada di level Rp42.548 per kilogram. Angka tersebut menurun dari posisi sebelumnya yang mencapai Rp45.768 per kilogram. Begitu juga bawang merah yang kini tercatat Rp43.973 per kilogram, turun dari Rp48.610 per kilogram. Dua komoditas yang sering melonjak ini akhirnya memberikan sedikit ruang bagi kantong masyarakat.

Selain cabai dan bawang, harga beras yang selalu menjadi perhatian utama juga ikut terkoreksi. Berdasarkan catatan Panel Harga Bapanas di Jakarta pada pukul 09.38 WIB, beras premium kini berada di harga Rp15.934 per kilogram. Sebelumnya, harga beras premium masih tercatat Rp16.099 per kilogram. Penurunan ini tentu terasa penting, mengingat beras merupakan bahan makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Beras medium pun tidak ketinggalan. Harganya kini Rp12.993 per kilogram, turun dari Rp14.305 per kilogram sehari sebelumnya. Sementara itu, beras program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) berada di Rp12.591 per kilogram, naik tipis dari Rp12.585 per kilogram.

Komoditas lain yang sering menjadi kebutuhan penting masyarakat juga menunjukkan koreksi harga. Jagung tingkat peternak tercatat Rp6.386 per kilogram, turun dari Rp6.470 per kilogram. Kedelai biji kering impor pun turun menjadi Rp10.694 per kilogram dari sebelumnya Rp10.760 per kilogram.

Di sisi lain, bawang putih bonggol yang selama ini dikenal cukup fluktuatif juga mengalami penurunan. Saat ini harganya berada di Rp35.908 per kilogram, lebih rendah dari Rp37.684 per kilogram sehari sebelumnya.

Tidak berhenti di situ, cabai merah keriting yang sering menjadi pemicu inflasi pun kini turun menjadi Rp38.460 per kilogram, dari posisi sebelumnya Rp40.508 per kilogram. Begitu pula cabai merah besar yang terkoreksi ke Rp37.133 per kilogram dari sebelumnya Rp41.237 per kilogram.

Sektor protein hewani pun turut memberikan kabar baik. Daging sapi murni saat ini tercatat Rp134.643 per kilogram, sedikit turun dari sebelumnya Rp134.976 per kilogram. Daging ayam ras turun menjadi Rp34.919 per kilogram dari Rp35.246 per kilogram. Telur ayam ras juga mengalami koreksi ke Rp28.851 per kilogram, dari posisi sebelumnya Rp29.237 per kilogram.

Kebutuhan lain seperti gula konsumsi juga ikut mengalami perbaikan harga. Kini, gula berada di Rp17.990 per kilogram, lebih rendah dibanding Rp18.166 per kilogram sebelumnya. Harga minyak goreng pun ikut turun. Minyak goreng kemasan saat ini Rp20.309 per liter, menurun dari Rp20.742 per liter. Minyak goreng curah kini Rp17.260 per liter dari Rp17.541 per liter. Produk Minyakita pun tak ketinggalan, turun menjadi Rp17.144 per liter dari sebelumnya Rp17.461 per liter.

Komoditas tepung terigu yang sering digunakan untuk olahan makanan juga mengalami koreksi. Tepung terigu curah saat ini Rp9.585 per kilogram dari sebelumnya Rp9.733 per kilogram. Sementara tepung terigu kemasan turun menjadi Rp12.728 per kilogram dari Rp12.927 per kilogram.

Harga ikan segar pun memperlihatkan penurunan. Ikan kembung kini dijual Rp41.517 per kilogram dari sebelumnya Rp41.674 per kilogram. Ikan tongkol tercatat Rp34.108 per kilogram, turun dari Rp34.644 per kilogram. Begitu pula ikan bandeng yang turun ke Rp33.196 per kilogram, dari sebelumnya Rp34.520 per kilogram.

Garam konsumsi juga menunjukkan harga yang lebih rendah. Kini berada di Rp11.369 per kilogram, turun dari Rp11.580 per kilogram sehari sebelumnya.

Di sisi lain, daging kerbau impor dan lokal pun ikut terkoreksi. Daging kerbau beku impor kini dijual Rp103.503 per kilogram, lebih rendah dari Rp106.820 per kilogram. Daging kerbau segar lokal turun menjadi Rp136.071 per kilogram, setelah sebelumnya sempat mencapai Rp140.344 per kilogram.

Rangkaian penurunan harga ini tentu membawa dampak positif bagi masyarakat. Konsumen merasa lebih ringan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang periode baru ketika pengeluaran rumah tangga biasanya meningkat. Walaupun penurunan harga ini tidak terjadi pada semua komoditas, kabar baik tetap terasa karena mayoritas kebutuhan pokok mengalami koreksi.

Bagi para pedagang, penurunan harga bisa jadi memberi dua sisi. Di satu sisi, mereka harus menyesuaikan margin keuntungan. Namun di sisi lain, harga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga volume transaksi tetap terjaga.

Secara umum, dinamika harga pangan mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang terjadi di lapangan. Fluktuasi tetap mungkin terjadi, tetapi langkah Bapanas dalam memantau dan mencatat harga secara nasional menjadi acuan penting bagi masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kestabilan pangan.

Jika tren penurunan harga ini dapat bertahan dalam beberapa waktu ke depan, maka dampaknya tidak hanya terasa bagi rumah tangga, melainkan juga membantu menekan laju inflasi. Situasi seperti ini menjadi bukti bahwa pengendalian harga melalui pengawasan distribusi, ketersediaan stok, serta intervensi pemerintah di pasar, memiliki peran krusial bagi stabilitas ekonomi masyarakat.

Terkini

Baca WhatsApp Tanpa Ketahuan

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:23:57 WIB

Samsung Galaxy A07: HP Murah Performa Tinggi

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:27:24 WIB

iPhone 2025: Harga Bocoran Seri Terbaru

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:31:07 WIB

Wisata Hits Yang Ada di Pati

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:36:27 WIB