Indonesia Bangun Pilot Plant Hidrogen Panas Bumi Pertama

Kamis, 11 September 2025 | 15:40:15 WIB
Indonesia Bangun Pilot Plant Hidrogen Panas Bumi Pertama

JAKARTA - Indonesia menorehkan sejarah penting di bidang energi terbarukan dengan dimulainya pembangunan Green Hydrogen Pilot Plant Ulubelu di Lampung, Selasa, 9 September  2025. Proyek inovatif ini dikembangkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha Pertamina yang fokus pada energi panas bumi. Menariknya, fasilitas ini menjadi pilot plant pertama di dunia yang menggunakan teknologi anion exchange membrane electrolyzer berbasis energi panas bumi untuk menghasilkan hidrogen hijau.

Pembangunan pilot plant ini dipandang sebagai langkah strategis dalam percepatan transisi energi dan hilirisasi sumber daya alam menuju ekonomi hijau. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menekankan bahwa proyek ini merupakan tonggak penting dalam upaya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

“Proyek green energy pilot plant ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, yang juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo,” ujar Todotua.

Proyek ini sejalan dengan program Asta Cita ke-2, yang menekankan kemandirian energi dan pengembangan ekonomi hijau, serta Asta Cita ke-5 yang fokus pada hilirisasi sumber daya alam. Pilot plant di Ulubelu ditargetkan mampu memproduksi sekitar 100 kilogram hidrogen per hari pada November 2026.

Hidrogen hijau yang dihasilkan nantinya tidak hanya akan digunakan oleh Pertamina Group, tetapi juga dipasok ke mitra eksternal, termasuk perusahaan otomotif seperti Toyota, dalam pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen. Hal ini menunjukkan potensi energi hijau untuk mendukung industrialisasi yang lebih efisien dan kompetitif.

“Ke depan, hilirisasi tidak hanya akan berfokus pada mineral, tetapi juga akan ditopang oleh energi hijau sebagai katalisator utama agar industrialisasi berjalan lebih efisien dan kompetitif,” kata Todotua.

Pilot plant ini menjadi simbol nyata inovasi teknologi dan strategi pemerintah dalam mendorong energi baru terbarukan (EBT). PGEO, sebagai pengembang, memanfaatkan keunggulan energi panas bumi yang berkelanjutan untuk menggerakkan proses elektrolisis hidrogen hijau. Teknologi anion exchange membrane electrolyzer ini memungkinkan produksi hidrogen dengan emisi karbon minimal, menjadikannya solusi ramah lingkungan bagi kebutuhan energi masa depan.

Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia menempatkan diri di peta global sebagai negara yang serius mengembangkan energi hidrogen hijau. Produksi hidrogen dari sumber panas bumi tidak hanya menawarkan efisiensi, tetapi juga stabilitas pasokan yang penting bagi industri dan transportasi berbasis hidrogen.

Selain itu, proyek ini diperkirakan akan membuka peluang kerja dan pengembangan keterampilan di sektor energi terbarukan. Dengan menargetkan produksi 100 kilogram hidrogen per hari, pilot plant Ulubelu diharapkan menjadi laboratorium teknologi yang dapat direplikasi di wilayah lain, mendukung pengembangan ekosistem hidrogen nasional.

Pemerintah menekankan bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi fondasi bagi industrialisasi hijau di Indonesia. Hilirisasi berbasis energi hijau diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain kontribusi terhadap Asta Cita Presiden Prabowo, proyek ini juga menegaskan peran Pertamina Group sebagai pelopor energi bersih. Kolaborasi dengan mitra industri, termasuk Toyota, menegaskan bahwa pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen di Indonesia akan mendapat dukungan pasokan hidrogen yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan teknologi inovatif, dukungan pemerintah, dan keterlibatan mitra strategis, Green Hydrogen Pilot Plant Ulubelu di Lampung menjadi simbol masa depan energi Indonesia. Produksi hidrogen hijau dari panas bumi tidak hanya memberikan alternatif sumber energi, tetapi juga menunjukkan komitmen negara untuk mendukung industri yang lebih efisien, bersih, dan kompetitif di kancah global.

Keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur bagi pengembangan energi hijau skala lebih besar di masa depan, sekaligus menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang ingin mengimplementasikan teknologi hidrogen berbasis energi terbarukan.

Terkini