Akses Media Sosial

Denmark Siapkan Aturan Baru Batasi Akses Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur

Denmark Siapkan Aturan Baru Batasi Akses Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur
Denmark Siapkan Aturan Baru Batasi Akses Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur

JAKARTA - Pemerintah Denmark tengah mempersiapkan langkah besar dalam upaya melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia maya.

Perdana Menteri Mette Frederiksen mengumumkan rencana pelarangan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 15 tahun. Pengumuman ini disampaikan dalam pidato pembukaan sidang parlemen musim gugur pada awal pekan tersebut.

Frederiksen menegaskan bahwa kebijakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan masa kecil yang dinilai mulai terkikis oleh pengaruh teknologi dan media sosial. Namun, ia belum memberikan penjelasan detail mengenai platform apa saja yang akan dilarang serta bagaimana sistem penerapan larangan tersebut akan dijalankan di lapangan.

Kekhawatiran atas Dampak Media Sosial terhadap Anak

Dalam pidatonya, Frederiksen menyoroti kekhawatiran yang terus meningkat tentang pengaruh media sosial terhadap perkembangan anak. Ia menilai, teknologi digital telah mengambil sebagian besar waktu anak-anak yang seharusnya digunakan untuk bermain dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar.

“Ponsel dan media sosial merampas masa kecil anak-anak kita,” ujar Frederiksen seperti dikutip AFP. Menurutnya, fenomena ini bukan hanya soal penggunaan perangkat, tetapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku sosial di kalangan remaja Denmark.

Data yang disampaikan Frederiksen menunjukkan bahwa sekitar 60 persen anak laki-laki Denmark berusia 11 hingga 19 tahun kini lebih memilih tinggal di rumah daripada menghabiskan waktu dengan teman-teman mereka. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran akan isolasi sosial dan kesehatan mental generasi muda di masa depan.

Tren Global Pembatasan Media Sosial untuk Anak

Langkah Denmark ini mengikuti tren global di sejumlah negara yang telah lebih dulu memberlakukan pembatasan serupa. Australia, misalnya, telah menetapkan kebijakan pelarangan penggunaan media sosial untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Kebijakan tersebut disahkan pada akhir 2024 oleh parlemen Australia, sebagai bagian dari strategi nasional untuk melindungi anak muda dari bahaya dunia maya. Meski begitu, hingga kini masih minim rincian tentang bagaimana penerapan dan pengawasan aturan itu dilakukan.

Beberapa platform besar seperti Facebook, Snapchat, TikTok, dan YouTube masuk dalam daftar platform yang termasuk dalam cakupan larangan tersebut. Pemerintah Australia menilai langkah itu sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan digital generasi muda, sekaligus mengajak negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Eropa Menuju Usia “Dewasa Digital”

Tak hanya Denmark dan Australia, negara-negara lain di Eropa juga mulai menunjukkan komitmen serupa. Yunani, misalnya, mengusulkan konsep “usia dewasa digital” yang berlaku bagi seluruh 27 negara anggota Uni Eropa.

Usulan ini bertujuan agar anak-anak tidak dapat mengakses media sosial tanpa izin dari orang tua. Gagasan tersebut disambut positif oleh sejumlah pihak yang menilai perlindungan anak di dunia digital harus menjadi prioritas bersama.

Kebijakan seperti ini diharapkan dapat memberikan batasan yang jelas antara kebebasan berekspresi dan keamanan anak-anak di ruang digital. Langkah Denmark dianggap selaras dengan upaya Eropa membangun lingkungan daring yang lebih aman, terutama bagi kelompok usia muda.

Harapan untuk Generasi Digital Sehat

Rencana larangan media sosial di Denmark menandai babak baru dalam kebijakan publik terkait penggunaan teknologi oleh anak-anak. Pemerintah berharap kebijakan tersebut tidak hanya menjadi bentuk pembatasan, tetapi juga edukasi tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.

Para pengamat menilai, tantangan terbesar ke depan terletak pada implementasi dan pengawasan. Namun demikian, kebijakan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi dampak sosial dan psikologis dari era digital yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.

Frederiksen menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa masa depan anak-anak Denmark harus dijaga agar mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang seimbang antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai sosial yang sehat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index