JAKARTA - Provinsi yang terletak di bagian timur Sumatera ini sering kali diasosiasikan dengan komoditas timah, yang selama bertahun-tahun menjadi penggerak utama ekonomi wilayah ini. Sejak zaman penjajahan Belanda, timah telah menjadi sumber daya alam utama yang mendominasi sektor pertambangan di Bangka Belitung. Bahkan, setelah masa kemerdekaan dan hingga era reformasi, timah tetap menjadi tumpuan ekonomi provinsi ini, bahkan saat Bangka Belitung resmi menjadi provinsi sendiri.
Namun, meskipun timah menjadi primadona ekonomi, potensi pertambangan dan perikanan di Bangka Belitung jauh lebih luas dari yang terlihat di permukaan. Sektor perikanan budidaya dan pertambangan non-timah telah menjadi alternatif yang menjanjikan, dengan banyak peluang yang terus berkembang di dua sektor ini.
Potensi Perikanan Budidaya Laut di Pulau Belitung
Jika kita berbicara mengenai perikanan budidaya laut di Bangka Belitung, perhatian sering kali tertuju pada Pulau Belitung, sebuah pulau yang menawarkan berbagai potensi laut yang sangat besar. Meskipun Pulau Bangka, pusat utama perikanan, terpapar kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan timah, nasib yang berbeda terjadi di Pulau Belitung.
Laut di sekitar Pulau Belitung terjaga dengan baik, berkat kebijakan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat yang secara tegas menolak kegiatan penambangan timah di wilayah perairan mereka. Hal ini memungkinkan ekosistem laut di sekitar Pulau Belitung tetap lestari, dengan terumbu karang yang masih utuh dan biota laut yang berkembang pesat.
"Kami sangat beruntung karena masyarakat Kepulauan Belitung bersepakat untuk tidak membiarkan laut kami dirusak oleh aktivitas penambangan timah. Itu memberi kesempatan besar untuk mengembangkan perikanan budidaya yang ramah lingkungan," ujar Surya Bhumi, pengusaha dan pemilik Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara Grup (Sabhumi Barat Basra Grup), yang juga berperan aktif dalam pengembangan perikanan budidaya di Pulau Belitung.
Beberapa jenis ikan yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan di Laut Pulau Belitung antara lain kerapu, teripang, napoleon, udang kipas, kuda laut, lobster, dan kepiting. Potensi perikanan ini juga dibuktikan dengan upaya besar yang dilakukan oleh Bandar Laut Dunia Grup (Balad Grup), yang telah melakukan pemetaan potensi perikanan budidaya di kawasan tersebut.
Balad Grup, yang bekerja sama dengan Sabhumi Barat Basra Grup, saat ini tengah mengurus izin untuk memulai budidaya laut di kawasan seluas 1000 hektare di Kabupaten Belitung. Proyek budidaya ini terbagi dalam 10 area budidaya, dengan masing-masing area mencakup sekitar 100 hektare.
"Kami sudah memetakan seluruh potensi perikanan di Kabupaten Belitung, dan kami akan segera memulai kegiatan budidaya berbagai jenis ikan seperti lobster, kerapu, kepiting bakau, kuda laut, teripang, napoleon, dan rumput laut. Kami optimistis usaha ini akan meningkatkan perekonomian lokal dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar," kata Surya Bhumi menambahkan.
Dengan rencana tersebut, Bandar Laut Dunia Grup bertujuan tidak hanya untuk membudidayakan tujuh jenis perikanan yang telah disebutkan, namun juga berencana untuk mengembangkan budidaya perikanan lainnya setelah proyek awal ini sukses dilaksanakan.
Prospek Pertambangan Non-Timah di Bangka Belitung
Selain sektor perikanan, Bangka Belitung juga memiliki potensi besar di bidang pertambangan non-timah, yang kini mulai digali lebih dalam. Salah satu yang menarik adalah proyek Santri Grup, yang baru-baru ini melakukan studi dan pemetaan tambang di tiga kabupaten di Bangka Belitung. Tim dari Santri Grup telah berada di Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, dan Kabupaten Bangka Selatan untuk meneliti potensi tambang yang ada di daerah-daerah tersebut.
"Kami telah dua minggu berada di Bangka Belitung untuk mendalami potensi pertambangan yang ada. Saat ini, kami fokus pada tiga kabupaten tersebut. Kedepannya, kami berencana untuk mengembangkan kegiatan pertambangan di seluruh kabupaten dan kota di Bangka Belitung," ujar perwakilan dari Tim Tambang Santri Grup.
Menurut pihak Santri Grup, meskipun timah tetap menjadi komoditas utama, ada sejumlah mineral lain yang juga memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti batu bara, bijih besi, dan mineral industri lainnya. Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi baru bagi Bangka Belitung, selain timah.
Pemerintah Mendukung Pengembangan Sektor Perikanan dan Pertambangan
Pengembangan kedua sektor ini, baik perikanan budidaya maupun pertambangan non-timah, mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah. Bupati Kabupaten Belitung, Eko, S.H., dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung inisiatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendongkrak perekonomian lokal.
"Kami sangat mendukung upaya pengembangan perikanan budidaya dan pertambangan yang ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara bijak, kami yakin sektor-sektor ini bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Bangka Belitung, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Bupati Belitung.
Pemerintah daerah juga berencana untuk meningkatkan infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan dan akses transportasi, guna memperlancar distribusi hasil pertanian dan perikanan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk lokal dan memperluas pasar baik domestik maupun internasional.
Peluang Ekonomi dan Tantangan Keberlanjutan
Meski potensi sektor perikanan dan pertambangan di Bangka Belitung menjanjikan, tantangan besar tetap harus dihadapi, terutama terkait dengan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Untuk itu, penting bagi pengusaha dan pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam mengelola sumber daya alam secara bijak, agar potensi yang ada tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi juga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan adanya regulasi yang ketat, serta edukasi kepada masyarakat dan pengusaha, sektor-sektor ini bisa berkembang pesat tanpa merusak lingkungan. Langkah ini penting agar Bangka Belitung tidak hanya dikenal sebagai penghasil timah, tetapi juga sebagai sentra perikanan dan pertambangan non-timah yang berkelanjutan.