JAKARTA - Dalam upaya mempercepat transisi energi nasional, SUN Energy, perusahaan pengembang proyek energi surya terkemuka di Indonesia, meluncurkan inisiatif ESG berbasis pilar sosial melalui program edukasi energi terbarukan bernama Sun RISE (SUN Renewable Insight & Solar Expertise). Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi energi masyarakat dan menyiapkan tenaga kerja kompeten dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
Meningkatkan Literasi Energi Melalui Sun RISE
Hingga kuartal pertama 2025, program Sun RISE telah menjangkau lebih dari 40.000 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, pelajar, hingga profesional industri. Chief Sales Officer SUN Energy, Oky Gunawan, menyatakan bahwa Sun RISE hadir sebagai solusi terhadap tantangan transisi energi dengan pendekatan edukatif yang inklusif, aplikatif, dan kolaboratif. "Sun RISE merupakan wujud nyata dari komitmen ESG kami untuk tidak hanya mengedukasi, tetapi juga mengorkestrasi percepatan transisi energi di Indonesia," ujar Oky.
Program ini berfokus pada tiga kelompok sasaran utama: masyarakat umum, tenaga ahli atau profesional, serta mahasiswa dan pelajar. SUN Energy secara aktif membangun kolaborasi lintas sektor dengan institusi pendidikan, komunitas profesional, dan mitra industri untuk menciptakan ekosistem edukasi energi bersih yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Kolaborasi Strategis dalam Meningkatkan Kesadaran Energi
Salah satu wujud nyata dari pendekatan kolaboratif ini terlihat dalam partisipasi SUN Energy di ajang Maybank Marathon 2024 di Bali. Melalui kehadiran Future Energy Box dan Chargee, SUN Energy menghadirkan media edukatif interaktif yang memperkenalkan konsep energi surya kepada publik. Head of Sustainability Maybank Indonesia, Maria Trifanny Fransiska, menyebut bahwa inisiatif ini tidak hanya mendorong pemahaman publik terhadap energi terbarukan, tetapi juga mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam aktivitas gaya hidup sehat dan green sport tourism.
“Maybank Indonesia menjadikan Maybank Marathon 2024 lebih dari sekadar perlombaan lari dengan mengintegrasikan keberlanjutan dalam setiap aspeknya. Salah satu inisiatif yang mendukung tujuan ini adalah Future Energy Box, membuka ruang untuk edukasi mengenai keberlanjutan dan dampak positif bagi masyarakat,” tutur Maria.
Pendidikan Vokasi dan Kolaborasi dengan SMKN 2 Kendal
Di bidang pendidikan vokasi, SUN Energy melalui Sun Foundation (Yayasan SUN) menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Kendal dalam penyelenggaraan Solar Technician Program. Program ini selaras dengan inisiatif Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai bagian dari upaya menciptakan sumber daya manusia vokasi yang unggul dan siap kerja.
Dengan pendekatan yang aplikatif dan berbasis kebutuhan industri, program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing lulusan vokasi sekaligus memperkuat kapasitas tenaga kerja di sektor energi terbarukan.
Keberlanjutan dari Solar Technician Program pun tercermin dalam kolaborasi industri. SUN Energy mengundang beberapa mitra EPC (Engineering, Procurement, Construction), salah satunya TML Energy, yang memungkinkan transfer keahlian praktis dari industri langsung ke peserta pelatihan, memperkuat kapasitas dalam pengembangan tenaga kerja di sektor energi bersih.
"Kolaborasi ini menjadi platform penting untuk memperluas penyebaran teknologi energi surya dan memperkaya keterampilan tenaga teknis kami. Ini adalah langkah strategis dalam mendukung pengembangan ekosistem energi terbarukan di Indonesia," ungkap Project Management Specialist dari TML Energy, Ivan Fauzan.
Program Universitas dan Kunjungan Industri
Sementara di tingkat perguruan tinggi, University Program dari SUN Energy memberikan mahasiswa kesempatan untuk terlibat langsung dengan industri energi surya. Melalui kunjungan industri dan program magang, mahasiswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep teoretis tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata dalam menerapkan prinsip energi hijau di dunia kerja.
Salah satunya seperti yang dilakukan AIChE UI SC (The American Institute of Chemical Engineers Student Chapter in University of Indonesia) ke SUN Energy Tech Space, ruang monitoring PLTS pertama dan satu-satunya di Indonesia. Kunjungan ini memberikan wawasan mendalam tentang teknologi dan operasional sistem energi surya, serta peluang karir di sektor energi terbarukan.
Komitmen terhadap ESG dan Operasional Bisnis Rendah Karbon
SUN Energy juga menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional bisnisnya. Perusahaan ini telah mengkompensasi emisi gas rumah kaca yang tidak dapat dihindarkan, seperti emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan bisnis seluruh karyawan pada tahun 2023. Anggita Pradipta, Group Head of Marketing SUN Energy, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, perusahaan telah mengompensasi karbon sebesar 69 ton CO₂ dari perkiraan 700 perjalanan bisnis yang menunjang operasional bisnis, khususnya dalam proses instalasi proyek PLTS Atap.
"Seiring dengan komitmen kami terhadap lingkungan, maka kami menginisiasi aksi mitigasi emisi yang tidak dapat kami hindari dengan offsetting, yakni emisi yang dihasilkan dari setiap perjalanan bisnis kami," ujar Anggita.
Dalam proses carbon offset yang dilakukan, SUN Energy menggandeng CarbonShare sebagai mitra yang akan mendukung SUN Energy dalam mewujudkan operasional rendah karbon melalui layanan perhitungan jejak karbon dan carbon offset. Faelasufa, CEO CarbonShare, menyatakan bahwa kolaborasi ini bukan hanya sekadar kerjasama bisnis, tetapi juga sebuah komitmen untuk mengubah paradigma industri menuju praktik yang lebih ramah lingkungan.