JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 1 Jakarta mencatat peningkatan signifikan dalam angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kereta api. Hingga Minggu, 4 Mei 2025, tercatat 75 insiden kecelakaan yang melibatkan kereta api, baik dengan kendaraan bermotor, pejalan kaki, maupun hewan. Dari total tersebut, 55 insiden terjadi sepanjang triwulan pertama tahun ini, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan bagi keselamatan transportasi kereta api di wilayah Jakarta.
Rincian Kecelakaan yang Terjadi
Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menjelaskan rincian kecelakaan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. "Pada bulan Januari, kami mencatat 10 kejadian, di bulan Februari terjadi 23 kejadian, dan Maret ada 22 kejadian. Sementara itu, pada bulan April, tercatat 20 kejadian," ungkap Ixfan dalam konferensi pers di Jakarta.
Kecelakaan ini tidak hanya melibatkan kendaraan bermotor, tetapi juga pejalan kaki yang sering kali mengabaikan tanda-tanda peringatan di perlintasan sebidang. "Kami sangat prihatin dengan angka kecelakaan ini, dan kami ingin mengingatkan semua pihak bahwa keselamatan di perlintasan sebidang adalah tanggung jawab bersama," tambahnya.
Peningkatan Frekuensi Perjalanan Kereta Api
Peningkatan angka kecelakaan ini juga bertepatan dengan peningkatan frekuensi perjalanan kereta api yang diatur dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Dengan lebih banyak kereta yang beroperasi, risiko kecelakaan di perlintasan sebidang menjadi lebih tinggi jika masyarakat tidak mematuhi aturan keselamatan. "Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berhenti saat sinyal berbunyi, palang pintu tertutup, atau terdapat isyarat lain bahwa kereta akan melintas," tegas Ixfan.
KAI Daop 1 Jakarta berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang dengan berbagai langkah, termasuk sosialisasi kepada masyarakat dan peningkatan infrastruktur. "Kami akan terus melakukan kampanye keselamatan dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa perlintasan kereta api aman bagi semua pengguna jalan," jelasnya.
Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi angka kecelakaan, PT KAI Daop 1 Jakarta telah meluncurkan program sosialisasi dan edukasi keselamatan di perlintasan kereta api. Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah, komunitas, dan organisasi lokal. "Kami ingin memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api. Edukasi ini sangat penting untuk mencegah kecelakaan di masa depan," kata Ixfan.
KAI juga berencana untuk meningkatkan jumlah petugas keamanan di perlintasan sebidang yang rawan kecelakaan. "Dengan adanya petugas yang mengawasi, diharapkan masyarakat akan lebih patuh terhadap aturan dan lebih berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api," tambahnya.
Tanggung Jawab Bersama untuk Keselamatan
Ixfan menekankan bahwa keselamatan di perlintasan sebidang bukan hanya tanggung jawab PT KAI, tetapi juga masyarakat. "Kami mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga keselamatan. Pengemudi kendaraan dan pejalan kaki harus selalu waspada dan mematuhi rambu-rambu yang ada," ujarnya.
Kecelakaan yang melibatkan kereta api dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius, baik bagi korban maupun bagi operasional kereta api itu sendiri. "Setiap kecelakaan tidak hanya merugikan korban, tetapi juga mengganggu jadwal perjalanan kereta api dan dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar," jelas Ixfan.
Statistik Kecelakaan dan Upaya Perbaikan
Statistik kecelakaan yang meningkat ini menjadi perhatian serius bagi PT KAI. Dalam upaya untuk memperbaiki situasi, perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap semua perlintasan sebidang dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian lebih. "Kami akan melakukan perbaikan infrastruktur di perlintasan yang rawan kecelakaan, termasuk pemasangan rambu-rambu yang lebih jelas dan peningkatan sistem peringatan," kata Ixfan.