PENDIDIKAN

Sulawesi Tenggara Raih Skor Integritas Pendidikan Tertinggi pada 2024, Meski Masih Dalam Level Korektif

Sulawesi Tenggara Raih Skor Integritas Pendidikan Tertinggi pada 2024, Meski Masih Dalam Level Korektif
Sulawesi Tenggara Raih Skor Integritas Pendidikan Tertinggi pada 2024, Meski Masih Dalam Level Korektif

JAKARTA - Sulawesi Tenggara berhasil meraih skor tertinggi dalam Indeks Integritas Pendidikan (IIP) 2024, dengan capaian 71,65 poin. Meskipun berhasil menduduki peringkat teratas, provinsi ini masih berada dalam level "korektif", yang menunjukkan bahwa meskipun ada upaya perbaikan integritas, pengawasan terhadap implementasi nilai integritas di sektor pendidikan masih perlu diperbaiki.

Skor IIP Berdasarkan Kategori: Sulawesi Tenggara di Level Korektif

Indeks Integritas Pendidikan (IIP) 2024 mengukur tingkat integritas di dunia pendidikan berdasarkan survei terhadap siswa, guru, kepala instansi, dan orang tua di jenjang SMA/SMK/sederajat. Penilaian ini mencakup tiga dimensi utama, yaitu karakter, ekosistem, dan tata kelola. Skor IIP dibagi menjadi lima level, dimulai dari rentan hingga tangguh, berdasarkan nilai yang diperoleh, yakni:

-Skor 0-62,50: Rentan

-Skor 62,51-72,50: Korektif

-Skor 72,51-82,50: Adaptif

-Skor 82,51-92,50: Kuat

-Skor 92,51-100: Tangguh

Sulawesi Tenggara mencatatkan skor 71,65, yang menempatkannya dalam kategori korektif. Ini berarti sudah ada perbaikan dalam integritas pendidikan di provinsi tersebut, namun pengawasan dan pelaksanaan standar integritas di lingkungan pendidikan masih harus ditingkatkan. "Korektif menunjukkan bahwa ada upaya perbaikan nilai integritas, tetapi pengawasannya belum maksimal," ungkap Badan Pengawas Pendidikan yang terlibat dalam survei ini.

Penyebab Skor Rendah pada Dimensi Tata Kelola

Meskipun Sulawesi Tenggara meraih skor tertinggi, dimensi tata kelola menjadi salah satu area yang perlu perhatian lebih. Survei IIP 2024 juga mengungkapkan bahwa sistem tata kelola pendidikan di Indonesia masih dianggap lemah, terutama dalam hal pencegahan dan penanganan korupsi dalam sektor pendidikan. Dengan skor rata-rata 58,68 untuk dimensi tata kelola, tantangan besar untuk memperbaiki integritas dalam hal ini tetap ada di seluruh provinsi, termasuk Sulawesi Tenggara.

Skor Tinggi pada Dimensi Karakter dan Ekosistem

Dua dimensi lain, yaitu karakter dan ekosistem, memperoleh hasil yang lebih positif. Dimensi karakter meraih skor tertinggi, yaitu 78,01, menunjukkan bahwa pengembangan karakter siswa di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara, telah mencapai tingkat yang cukup baik. Namun, meski demikian, masih ada masalah dalam hal ekosistem dan tata kelola yang perlu diselesaikan untuk menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas dan berintegritas.

Masih Ada Praktik Kecurangan dalam Pendidikan

Survei juga mengungkapkan berbagai permasalahan dalam perilaku integritas di kalangan pelaku pendidikan. Sebanyak 43,25% siswa dan 57,87% mahasiswa mengaku pernah menyontek, sementara untuk tingkat pendidikan tinggi, 44,59% mahasiswa mengaku melakukan plagiarisme. Lebih mengejutkan lagi, sekitar 42,34% guru di pendidikan dasar dan menengah serta 66,64% dosen mengaku telah terlibat dalam praktik plagiarisme.

Selain itu, masalah ketepatan waktu juga menjadi perhatian. Sekitar 62,28% siswa dan 52,29% mahasiswa dilaporkan sering terlambat dalam mengumpulkan tugas. Praktik keterlambatan ini tidak hanya berlaku untuk siswa dan mahasiswa, tetapi juga para guru dan dosen. Sebanyak 19,7% guru dan 67,53% dosen sering terlambat masuk kelas tanpa alasan yang jelas.

Gratifikasi dan Pungutan Tak Resmi Masih Menjadi Isu di Pendidikan

Lebih dari setengah satuan pendidikan di Indonesia juga dianggap masih terjebak dalam praktik gratifikasi. Sebanyak 68,54% satuan pendidikan dasar dan menengah serta 54,59% satuan pendidikan tinggi masih menganggap pemberian bingkisan atau gratifikasi sebagai perilaku yang wajar. Gratifikasi ini bisa berupa bingkisan saat hari raya, imbalan untuk mempermudah kelulusan, atau memberikan perhatian lebih pada siswa tertentu.

Praktik gratifikasi ini juga teridentifikasi dalam sistem penerimaan siswa baru. Laporan menunjukkan bahwa 28,18% satuan pendidikan dasar dan menengah melakukan pungutan tidak resmi, sementara 48,18% satuan pendidikan memberikan bimbingan belajar dengan bayaran, dan 38,18% menggunakan fasilitas sekolah untuk urusan pribadi.

Langkah Perbaikan yang Diperlukan untuk Meningkatkan Integritas Pendidikan

Meskipun Sulawesi Tenggara berhasil meraih skor tertinggi dalam Indeks Integritas Pendidikan 2024, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi ini. Dalam kategori korektif, pengawasan yang lebih ketat dan peningkatan implementasi standar integritas di tingkat sekolah dan perguruan tinggi menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berintegritas.

“Meski kami meraih skor tertinggi, kami sadar bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal pengawasan dan tata kelola. Kami berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan agar pendidikan di Sulawesi Tenggara semakin berkualitas dan terhindar dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai integritas,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index