JAKARTA – Agus Setyoso, seorang inovator asal Kendal, Jawa Tengah, telah mengembangkan teknologi gasifikasi yang kini mulai diminati oleh kelompok tani di berbagai daerah, termasuk Ponorogo, Jawa Timur, dan Aceh. Teknologi ini memanfaatkan limbah pertanian, khususnya sekam padi, untuk menghasilkan gas sintesis (syngas), pupuk asap cair, dan arang sekam yang dapat digunakan sebagai media tanam.
Inovasi Berbasis Limbah Pertanian
Menurut Agus Setyoso, teknologi gasifikasi yang dikembangkannya bertujuan untuk mengolah limbah pertanian menjadi produk yang bermanfaat bagi petani. "Semua yang dihasilkan dari penggunaan teknologi gasifikasi ini dibutuhkan para petani, sehingga petani menjadi mandiri," ujar Agus.
Ia menjelaskan bahwa teknologi gasifikasi ini telah diterapkan di Ponorogo, dengan melibatkan 200 hektar lahan pertanian yang memanfaatkan teknologi ini. "Di sana ada 200 hektar lahan pertanian yang sudah memanfaatkan teknologi gasifikasi saya, dan menghasilkan gas sintesis dan pupuk asap cair yang dimanfaatkan petani untuk pemupukan padi dan tanaman lainnya," tambah Agus.
Pelatihan dan Pendampingan Gratis
Agus Setyoso juga memberikan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan secara gratis kepada kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang ingin memanfaatkan teknologi gasifikasi. Ia berharap dengan adanya pendampingan ini, petani dapat mengelola limbah pertanian mereka menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Peran BUMDes dalam Pemasaran
Di Ponorogo dan Aceh, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) turut berperan dalam mengaplikasikan teknologi gasifikasi. BUMDes membantu dalam pemasaran pupuk asap cair yang dihasilkan dari teknologi gasifikasi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Agus Setyoso menambahkan bahwa dengan mengolah limbah pertanian melalui teknologi gasifikasi, petani dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis. "Jika limbah pertanian diproses via mesin dengan teknologi gasifikasi, tanpa mikroba maupun fermentasi menghasilkan 4-5 liter pupuk asap cair dan bisa untuk memupuk 1400 meter lahan sawah sampai panen," jelas Agus.
Selain itu, teknologi gasifikasi ini juga ramah lingkungan karena mengurangi pembakaran terbuka limbah pertanian yang dapat menyebabkan polusi udara. Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Dukungan Pemerintah dan Pihak Terkait
Pemerintah daerah setempat mendukung penerapan teknologi gasifikasi ini karena sejalan dengan program ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi desa. Melalui kolaborasi dengan BUMDes, teknologi ini diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh petani di berbagai daerah.