ENERGI

NTB Manfaatkan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Inovasi Berkelanjutan untuk Masa Depan

NTB Manfaatkan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Inovasi Berkelanjutan untuk Masa Depan
NTB Manfaatkan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Inovasi Berkelanjutan untuk Masa Depan

JAKARTA - Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin menunjukkan komitmennya dalam mengelola sampah secara inovatif dan ramah lingkungan. Melalui pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Kongok, NTB berhasil mengubah sampah menjadi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

TPST Kebon Kongok: Solusi Inovatif Pengelolaan Sampah

Pada 7 Agustus 2023, Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd, meresmikan operasional TPST Kebon Kongok yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 120 ton sampah per hari. Dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), TPST ini mengolah sampah menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. Dalam peresmian tersebut, Ummi Rohmi menyatakan, "Akhirnya kita bisa mengoperasikan TPST RDF/SRF ini, dan ini baru langkah pertama dalam pengelolaan sampah yang terpadu." 

Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, Julmansyah, menjelaskan bahwa TPST ini tidak hanya menghasilkan pelet sampah untuk PLTU Jeranjang, tetapi juga memproduksi kompos dari sampah organik melalui metode Takakura dan mendaur ulang plastik menjadi produk bernilai ekonomi. "Metode pertama pengolahan RDF/SRF ini bisa menghasilkan pelet sampah yang akan menjadi co-firing untuk PLTU Jeranjang," ujar Julmansyah. 

Kerja Sama Strategis dengan PLN

Sebagai bagian dari upaya NTB dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, Pemerintah Provinsi NTB menjalin kerja sama dengan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) untuk pasokan biomassa dari TPST Kebon Kongok. Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menyatakan, "Langkah ini dilakukan selain untuk memastikan pasokan biomassa juga untuk mengatasi persoalan sampah kota di masyarakat. Sehingga, selain mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil juga untuk menjaga lingkungan jadi lebih bersih." 

Dengan pasokan biomassa sebesar 300 ton per bulan, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi energi terbarukan di NTB dan mendukung pencapaian target Zero Carbon Emission pada tahun 2050.

Program Zero Waste: Menuju NTB yang Ramah Lingkungan

Inisiatif pengolahan sampah menjadi energi terbarukan sejalan dengan program Zero Waste yang digagas oleh Pemerintah Provinsi NTB. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat. Pj. Gubernur NTB, Mayjen (Purn) Dr. Hassanudin, MM, dalam arahannya menyampaikan, "Kerjasama ini merupakan langkah strategis dalam upaya kita mengoptimalkan limbah operasional yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari dengan memanfaatkannya sebagai sumber energi (biomassa)." 

Selain TPST Kebon Kongok, NTB juga mengembangkan teknologi lain seperti Pirolisis untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar minyak, serta Block Solution yang mendaur ulang plastik menjadi batako untuk pembangunan infrastruktur. "NTB telah siap sepenuhnya dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah melalui penggunaan RDF/SRF," ujar Pj. Gubernur NTB. 

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi

Pengolahan sampah menjadi energi terbarukan tidak hanya memberikan manfaat lingkungan dengan mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian NTB. Dengan adanya TPST Kebon Kongok, tercipta lapangan kerja baru di sektor pengelolaan sampah dan energi terbarukan. Selain itu, produk-produk hasil olahan sampah seperti pelet RDF dan kompos dapat dipasarkan, memberikan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat.

Program Zero Waste NTB juga mendukung sektor pariwisata dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan ramah lingkungan, sesuai dengan visi NTB sebagai destinasi wisata dunia yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index