JAKARTA - Kabupaten Garut di Jawa Barat tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya dan deretan destinasi wisata, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner yang menggugah selera. Di tengah ramainya restoran modern dan kafe kekinian, terselip sebuah warung makan legendaris yang tetap bertahan dan dicintai masyarakat hingga kini. Warung tersebut adalah Warung Sunda Mang Iki, yang telah berdiri sejak era 1970-an dan menjadi salah satu ikon kuliner otentik khas Sunda di Garut.
Berlokasi di Jl. Pasar Baru No. 84, Ciwalen, Garut Kota, Warung Sunda Mang Iki menjadi saksi bisu perkembangan kuliner tradisional di tengah arus modernisasi. Dengan kesederhanaan tempat dan sentuhan nuansa khas Sunda, warung ini tidak pernah sepi pengunjung, baik dari kalangan warga lokal maupun wisatawan yang sengaja datang untuk mencicipi kelezatan menu tradisionalnya.
Kuliner Tradisional dengan Cita Rasa Asli
Warung Sunda Mang Iki menyajikan berbagai hidangan khas Sunda yang dimasak dengan resep turun-temurun tanpa meninggalkan akar cita rasa aslinya. Menu andalan seperti nasi timbel lengkap dengan ayam goreng, pepes ikan, sambal terasi, lalapan segar, dan sayur asem selalu menjadi pilihan utama para pengunjung.
“Cita rasa makanan di sini tidak berubah sejak dulu. Rempahnya kuat, cara memasaknya pun masih menggunakan cara tradisional, sehingga rasanya benar-benar khas,” ujar Asep Rahmat, pelanggan setia asal Garut yang mengaku sudah makan di warung ini sejak kecil.
Bahkan, bagi sebagian warga Garut, Warung Mang Iki bukan sekadar tempat makan, melainkan bagian dari sejarah kuliner keluarga mereka. Setiap suapan menghadirkan rasa nostalgia dan kenangan masa lalu yang hangat.
Daya Tarik yang Tak Pernah Pudar
Di tengah gempuran restoran cepat saji dan franchise makanan dari luar negeri, eksistensi Warung Sunda Mang Iki justru semakin kuat. Hal ini menunjukkan bahwa keaslian rasa, pelayanan hangat khas warung tradisional, dan suasana yang ramah tetap menjadi nilai utama yang dicari banyak orang.
“Banyak yang datang ke sini karena ingin makan makanan rumahan, bukan yang instan. Selain itu, suasananya juga bikin betah. Kita bisa makan sambil ngobrol santai,” kata Siti Nurhalimah, wisatawan dari Bandung yang rutin berkunjung ke warung ini setiap kali ke Garut.
Bangunan warung memang sederhana, dengan desain rumah khas Sunda yang menggunakan kayu dan anyaman bambu di beberapa sudutnya. Meja dan kursi kayu disusun rapi, memberikan kesan hangat dan bersahaja yang membedakannya dari tempat makan lain.
Konsistensi Sejak 1970-an
Didirikan oleh Haji Iki pada awal tahun 1970-an, warung ini awalnya hanyalah warung kecil yang melayani warga sekitar Pasar Baru Garut. Namun, berkat konsistensi dalam menjaga kualitas rasa dan pelayanan, warung ini tumbuh menjadi salah satu destinasi kuliner wajib jika berkunjung ke Garut.
“Kami berusaha mempertahankan resep asli dari almarhum Ayah. Mulai dari bumbu, cara mengolah, hingga penyajiannya tidak banyak berubah. Bahkan beberapa bahan kami masih pilih langsung dari pasar agar tetap segar,” jelas Dedi Supriadi, anak dari Haji Iki yang kini meneruskan pengelolaan warung tersebut.
Warung ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB, dan hampir setiap waktu makan siang, antrean pengunjung memadati meja-meja kayu yang tersedia. Tidak sedikit juga yang datang untuk membungkus makanan dan dibawa pulang.
Dikenal Lewat Mulut ke Mulut
Menariknya, popularitas Warung Sunda Mang Iki tidak dibangun lewat media sosial atau promosi digital seperti tren saat ini, melainkan melalui rekomendasi dari mulut ke mulut. Banyak pengunjung yang mengetahui warung ini dari cerita orang tua, teman, atau kerabat yang sudah pernah merasakan langsung kelezatan makanannya.
“Dulu saya tahu tempat ini dari ayah saya. Sekarang, setiap kali ke Garut, pasti ke sini. Anak saya pun ikut suka. Rasanya tetap konsisten sejak dulu,” tutur Hendra, pengunjung dari Jakarta.
Faktor lain yang membuat warung ini tetap dicintai adalah harga yang relatif terjangkau dengan porsi yang memuaskan. Dengan kisaran harga Rp 20.000 hingga Rp 40.000 per porsi, pelanggan bisa menikmati sajian lengkap khas Sunda dengan kualitas rasa yang otentik.
Upaya Menjaga Eksistensi di Tengah Modernisasi
Meskipun tetap mempertahankan konsep tradisional, Warung Sunda Mang Iki juga mulai membuka diri terhadap beberapa perubahan, seperti penggunaan sistem pemesanan digital untuk pesanan dalam jumlah besar serta menerima pembayaran non-tunai. Namun, mereka tetap menjaga agar tidak mengubah ciri khas dan suasana yang menjadi identitas warung tersebut.
“Kami terbuka terhadap perubahan, tapi kami tidak ingin kehilangan jati diri. Warung ini dibangun atas dasar kepercayaan dan rasa. Itulah yang membuat pelanggan kembali lagi,” ujar Dedi Supriadi.
Dalam era yang serba cepat seperti sekarang ini, keberadaan warung tradisional seperti Mang Iki menjadi bukti bahwa warisan kuliner lokal tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Banyak pihak berharap bahwa tempat seperti ini bisa terus bertahan dan bahkan menjadi model pelestarian kuliner tradisional di daerah lain.
Harapan untuk Generasi Muda
Warung Sunda Mang Iki juga menjadi pengingat pentingnya melestarikan kuliner lokal. Di tengah arus globalisasi dan gaya hidup modern, keberadaan kuliner tradisional seperti ini menjadi bagian dari identitas budaya yang harus dijaga.
“Warisan seperti ini harus diteruskan oleh generasi muda. Bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal pelestarian budaya dan jati diri,” tutur Bupati Garut dalam sebuah kesempatan saat mengunjungi warung tersebut.
Pemerintah daerah sendiri tengah mendorong promosi wisata kuliner sebagai bagian dari pengembangan ekonomi lokal, dan Warung Mang Iki telah dijadikan sebagai salah satu titik rujukan kuliner unggulan Garut.
Warung Sunda Mang Iki adalah bukti nyata bahwa kuliner tradisional tak lekang oleh waktu. Berdiri sejak 1970-an dan masih eksis hingga hari ini, warung ini tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga menghadirkan cerita, kenangan, dan identitas budaya yang kuat.
Dengan cita rasa khas, pelayanan hangat, dan harga terjangkau, warung ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Garut dan destinasi wajib bagi wisatawan pencinta kuliner autentik. Di tengah modernisasi, Warung Sunda Mang Iki tetap berdiri kokoh sebagai simbol kelezatan dan kekayaan kuliner Nusantara yang tak boleh dilupakan.