SAHAM

IHSG Tertekan di Zona Merah, Investor Asing Jual Saham Rp2,73 Triliun pada Awal Juni 2025

IHSG Tertekan di Zona Merah, Investor Asing Jual Saham Rp2,73 Triliun pada Awal Juni 2025
IHSG Tertekan di Zona Merah, Investor Asing Jual Saham Rp2,73 Triliun pada Awal Juni 2025

JAKARTA - Pergerakan pasar saham Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan tekanan yang cukup signifikan pada awal bulan Juni 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebelumnya dibuka menguat di level 7.071, harus berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Senin (2/6) kemarin, dengan penurunan sebesar 1,54 persen atau turun 110,75 poin ke posisi 7.065,07.

Aliran Modal Asing Kembali Keluar, Net Sell Capai Rp2,73 Triliun

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan IHSG adalah aksi jual bersih atau net sell dari investor asing yang mencapai Rp2,73 triliun pada perdagangan Senin kemarin. Fenomena ini menunjukkan tekanan jual yang cukup besar dari pelaku pasar luar negeri, yang berdampak langsung pada sentimen negatif di pasar saham domestik.

Menurut data Bursa Efek Indonesia, investor asing masih mendominasi aktivitas jual pada saham-saham unggulan di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan, infrastruktur, dan konsumer. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran investor asing terhadap kondisi makroekonomi dan geopolitik global turut memengaruhi pasar modal dalam negeri.

Tren Penurunan IHSG Sejak Awal Tahun 2025

Penurunan IHSG pada awal Juni ini bukan merupakan kejadian yang berdiri sendiri. Sepanjang tahun 2025, pasar saham Indonesia mengalami tekanan berkelanjutan akibat beberapa faktor eksternal dan internal. Investor asing secara kumulatif mencatat net sell sebesar hampir Rp48 triliun sejak awal tahun, menandai tren keluar modal yang konsisten dan mengindikasikan kepercayaan investor asing yang belum sepenuhnya pulih.

Kondisi ini juga diperburuk oleh volatilitas pasar global yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global, kenaikan suku bunga di negara maju, hingga risiko geopolitik yang masih berlangsung.

Analisis Teknis dan Prospek IHSG Jangka Pendek

Rully Arya Wisnubroto, Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memberikan pandangannya mengenai kondisi IHSG saat ini. Ia menilai bahwa IHSG saat ini sedang mengalami tekanan jangka pendek. “Pada perdagangan hari ini, IHSG berpotensi bergerak konsolidasi. IHSG saat ini berada dalam tekanan jangka pendek meskipun tren jangka menengah masih positif,” jelas Rully.

Rully menambahkan, bahwa pergerakan IHSG di level saat ini menunjukkan potensi koreksi setelah reli yang cukup dalam pada bulan-bulan sebelumnya. Namun, secara fundamental, pasar masih memiliki peluang untuk bangkit karena sejumlah indikator makroekonomi domestik yang cukup baik serta sentimen positif dari beberapa sektor strategis.

Faktor Internal yang Memengaruhi Pasar Saham Indonesia

Selain tekanan dari investor asing, faktor domestik juga turut memengaruhi performa IHSG. Beberapa isu seperti kenaikan harga bahan pokok, inflasi, serta ketidakpastian kebijakan fiskal membuat investor lokal berhati-hati dalam melakukan aksi beli saham. Meski demikian, pelaku pasar juga mengamati kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang dinilai masih berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Bank Indonesia, misalnya, telah mengindikasikan akan melanjutkan kebijakan suku bunga yang adaptif untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Hal ini memberi sinyal positif bagi pasar modal jangka menengah.

Sektor-Sektor Saham yang Terdampak dan Potensi Pemulihan

Dalam perdagangan Senin kemarin, sektor keuangan menjadi salah satu yang paling terdampak oleh aksi jual asing. Saham-saham bank besar mengalami tekanan jual yang signifikan, diikuti sektor infrastruktur yang juga mencatat penurunan harga saham. Sementara itu, sektor konsumer dan teknologi menunjukkan gejala penyesuaian harga saham akibat sentimen global yang bergejolak.

Meski demikian, ada sektor-sektor yang masih menunjukkan ketahanan, terutama sektor energi dan komoditas yang mendapat keuntungan dari kenaikan harga komoditas global. Ini menjadi peluang bagi investor yang mencari portofolio diversifikasi di tengah tekanan pasar saham.

Strategi Investor Menyikapi Situasi Pasar Saham

Dalam kondisi pasar saham yang tidak menentu seperti saat ini, analis Mirae Asset menyarankan investor untuk tetap berhati-hati dan tidak terburu-buru melakukan aksi jual besar-besaran. Konsolidasi pasar merupakan hal yang wajar dalam siklus pasar modal, dan investor harus fokus pada potensi jangka menengah dan panjang.

Rully mengingatkan, “Investor disarankan untuk melakukan seleksi saham dengan fundamental yang kuat dan menjaga portofolio agar tetap seimbang. Diversifikasi aset dan memanfaatkan peluang sektor yang masih tumbuh menjadi strategi yang efektif.”

Prospek Pasar Saham Indonesia di Bulan-Bulan Mendatang

Melihat kondisi global yang masih bergejolak, terutama terkait kebijakan moneter di Amerika Serikat dan perkembangan geopolitik di beberapa wilayah, IHSG diperkirakan akan terus mengalami volatilitas hingga pertengahan tahun ini. Namun, optimisme tetap muncul dari sisi fundamental ekonomi Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan positif dan stabilitas makroekonomi yang relatif baik.

Bank Indonesia dan pemerintah juga diprediksi akan terus melakukan intervensi kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendorong kepercayaan investor. Di sisi lain, para pelaku pasar domestik dan asing masih menunggu indikator ekonomi terbaru dan hasil rapat kebijakan moneter global untuk mengambil keputusan investasi.

IHSG yang turun 1,54 persen pada perdagangan Senin, disertai dengan net sell asing mencapai Rp2,73 triliun, menjadi sinyal bahwa pasar saham Indonesia masih menghadapi tekanan jangka pendek di tengah ketidakpastian global. Meskipun demikian, tren jangka menengah masih menunjukkan prospek positif yang didukung oleh fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat.

Investor dianjurkan untuk tetap waspada dan memanfaatkan momentum konsolidasi ini dengan strategi investasi yang hati-hati dan berbasis analisis mendalam. Penguatan sektor-sektor tertentu seperti energi dan komoditas dapat menjadi peluang investasi yang menarik di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Ke depan, respons kebijakan pemerintah dan otoritas moneter akan menjadi kunci utama dalam menentukan arah pergerakan IHSG, sekaligus menjaga stabilitas dan pertumbuhan pasar modal Indonesia di tengah dinamika ekonomi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index