JAKARTA - Pengertian e-learning adalah metode pembelajaran yang memakai perangkat elektronik dan internet untuk belajar mengajar secara daring.
Di era digital seperti sekarang, e-learning memudahkan siapa saja untuk belajar kapan saja dan di mana saja tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.
Penggunaan e-learning semakin meluas, terutama di institusi pendidikan, karena kemajuan teknologi dan kondisi global seperti pandemi Covid-19 yang mengharuskan aktivitas belajar dilakukan secara online.
Untuk lebih memahami pengertian e-learning, termasuk sejarah, karakteristik, jenis, manfaat, kelemahan, serta cara penggunaannya, mari simak uraian berikut ini.
Pengertian E-Learning
E-learning berasal dari gabungan kata electronic dan learning, yang berarti sistem pembelajaran menggunakan media elektronik secara online.
Pengertian e-learning mencakup proses belajar dan mengajar yang memanfaatkan teknologi, khususnya internet, sebagai sarana utama.
Umumnya, e-learning menggunakan platform berbasis internet dan website untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bisa berupa teks, video, audio, hingga streaming.
Semua bahan belajar seperti catatan, kuis, dan ujian dapat diakses melalui situs khusus.
Beberapa ahli memberikan definisi e-learning, seperti Naidu (2006) yang menyebutnya sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengajaran dan pembelajaran.
Bullen & Janes (2007) menyatakan e-learning adalah proses belajar yang terjadi melalui internet, memungkinkan interaksi walaupun jarak jauh.
Freire & Pereira (2008) menjelaskan e-learning sebagai aktivitas pendidikan atau pelatihan dengan media elektronik.
Darmawan (2011) menekankan bahwa e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang disajikan lewat teknologi digital, sehingga peserta didik seolah belajar secara tatap muka meski melalui internet.
Kelebihan e-learning adalah efisiensi dalam ruang dan waktu, memungkinkan pembelajaran lintas wilayah bahkan negara tanpa hambatan.
Darmawan (2014) juga mendefinisikan e-learning sebagai aplikasi internet yang menghubungkan pendidik dan peserta didik secara daring, mengatasi kendala ruang, waktu, dan kondisi, sehingga pendidikan dapat berlangsung kapan saja dan di mana saja.
Sejarah E-Learning
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign melalui penggunaan komputer bernama PLATO dalam sistem pembelajaran berbasis komputer.
Sejak saat itu, perkembangan e-learning berjalan seiring dengan kemajuan teknologi.
Pada era 1990-an, Computer-Based Training (CBT) mulai populer dengan munculnya aplikasi e-learning yang berjalan secara mandiri di komputer personal atau melalui CD-ROM.
Materi yang disampaikan berupa teks maupun multimedia seperti audio dan video dalam berbagai format.
Hingga tahun 1994, CBT semakin diterima luas oleh masyarakat dan mulai diproduksi secara masif dalam berbagai paket yang lebih menarik.
Pada 1997, muncul Learning Management System (LMS) seiring dengan berkembangnya teknologi internet dan meningkatnya kebutuhan akan informasi yang cepat diakses tanpa terbatas oleh jarak dan lokasi.
LMS lahir untuk menjawab kebutuhan tersebut, dan dengan pesatnya perkembangan LMS, muncul pula standar-standar yang mengatasi masalah kompatibilitas antar LMS, seperti standar dari Airline Industry CBT Committee (AICC), IEEE LOM, ARIADNE, dan IMS.
Tahun 1999 dianggap sebagai tonggak lahirnya aplikasi e-learning berbasis website yang membawa perubahan besar pada sistem pembelajaran dan administrasi pendidikan.
LMS mulai dipadukan dengan berbagai media seperti majalah, surat kabar, dan situs informasi.
Konten e-learning pun semakin beragam dengan integrasi multimedia seperti video streaming dan elemen interaktif dalam format data yang lebih kecil dan standar.
Fleksibilitas dan efektivitas yang ditawarkan e-learning membuatnya menjadi sistem pembelajaran masa depan yang terus mengalami perkembangan.
Karakteristik E-Learning
E-learning memiliki beberapa ciri khas yang muncul dari cara pelaksanaannya. Pertama, secara harfiah atau dari segi epistemologi, e-learning berarti pembelajaran yang dilakukan secara online atau elektronik, sehingga ciri utamanya adalah penggunaan media digital dan teknologi elektronik.
Kedua, dari sisi materi pembelajaran, e-learning menyediakan materi dalam bentuk digital yang bisa diakses secara mandiri.
Materi ini disimpan dalam sistem komputer sehingga peserta didik dan pengajar dapat mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.
Ketiga, e-learning juga memungkinkan penyusunan kurikulum, penjadwalan proses belajar, serta pengelolaan administrasi pendidikan yang bisa diakses secara real-time melalui jaringan komputer.
Jenis-jenis E-Learning
Berdasarkan waktu pelaksanaan pembelajarannya, Clark & Mayer dalam Klinger (2008:179) mengelompokkan e-learning menjadi dua jenis:
- Pembelajaran sinkron (synchronous), di mana pengajar dan peserta belajar berlangsung secara bersamaan, misalnya melalui obrolan daring, konferensi video, atau video langsung.
- Pembelajaran asinkron (asynchronous), di mana pengajar dan peserta belajar terjadi pada waktu yang berbeda, seperti dengan mengirim materi, aktivitas lewat blog, forum, wiki, file sharing, email, atau situs tertentu.
Manfaat E-Learning
Menghemat Biaya
E-learning memungkinkan proses pembelajaran berlangsung di mana saja dan kapan saja.
Oleh karena itu, metode ini sangat efisien dari segi biaya karena pendidik dan peserta didik tidak perlu mengeluarkan biaya seperti transportasi, makan, atau membeli buku yang biasanya dibutuhkan dalam pendidikan konvensional.
Pengeluaran utama yang diperlukan hanyalah perangkat elektronik yang memadai dan biaya internet.
Waktu Belajar Fleksibel dan Bisa Diatur Sendiri
E-learning memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk belajar dengan jadwal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka, berbeda dengan pembelajaran tradisional yang harus mengikuti waktu tertentu.
Hal ini menjadi solusi bagi peserta yang kesulitan menentukan waktu belajar paling efektif, sekaligus memilih materi yang hendak dipelajari.
Metode ini juga memungkinkan peserta didik mengakses materi dan berinteraksi dengan pengajar kapan saja dan di mana saja, bahkan mengulang materi yang belum dipahami dengan baik.
Memungkinkan Pemantauan Performa
Bagi para pendidik, e-learning menyediakan fitur yang memungkinkan mereka untuk memantau perkembangan belajar peserta didik secara lebih efektif.
Sistem ini dilengkapi dengan analisis dan laporan yang menunjukkan area kesulitan peserta didik.
Dengan informasi ini, pendidik bisa melakukan evaluasi dan merancang metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
Sebagai contoh, jika ada peserta didik yang gagal dalam ujian, pengajar dapat menawarkan pendekatan pembelajaran yang sesuai agar peserta tersebut bisa mencapai hasil yang lebih baik.
Meningkatkan Interaksi antara Pendidik dan Peserta Didik selama Proses Pembelajaran
Jika e-learning dirancang dengan baik dan seksama, sistem ini mampu memperkuat interaksi antara pengajar dan peserta didik, serta antar sesama peserta didik selama kegiatan belajar berlangsung.
Berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional, di mana seringkali peserta kurang berani atau tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau bertanya saat diskusi, e-learning memberikan ruang bagi peserta untuk berpartisipasi secara lebih leluasa.
Karena dilakukan secara tidak langsung, peserta didik dapat mengemukakan pertanyaan atau pendapat kapan saja tanpa rasa takut.
Memiliki Jangkauan yang Lebih Luas
Karena fleksibilitasnya dalam hal waktu dan tempat, e-learning dapat menjangkau jumlah peserta didik yang jauh lebih banyak dan tersebar secara luas.
Dalam sistem ini, batasan ruang dan waktu tidak menjadi hambatan, sehingga siapa saja, di mana pun berada, dan kapan saja bisa mengakses pembelajaran secara online melalui internet.
Kesempatan belajar pun terbuka secara luas bagi siapa saja yang ingin dan membutuhkan.
Memudahkan Penyimpanan dan Penyempurnaan Materi Pembelajaran
Berbagai fitur yang tersedia dalam media digital dan perangkat lunak yang digunakan pada e-learning membuat para pendidik dan peserta didik lebih mudah menyimpan, mengubah, atau memperbaiki materi pembelajaran dengan cepat dan efisien.
Memperluas Jaringan
Dengan jangkauan yang luas dari e-learning, pengguna dapat bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai wilayah bahkan negara lain.
Karena e-learning berbasis internet dan dapat diakses melalui situs web yang sifatnya global, hal ini membuka kesempatan untuk menambah koneksi dan jaringan.
Seringkali juga tersedia komunitas atau kelompok e-learning tertentu yang bisa diikuti untuk berbagi informasi dan memperluas relasi.
Kekurangan E-Learning
Menurut informasi dari University of Illinois melalui Illinois Online Network (2012), ada sejumlah kelemahan dalam e-learning yang perlu diperhatikan dan diantisipasi selama pengembangannya.
Kekurangan e-learning ini terbagi ke dalam enam kategori utama, yaitu teknologi, fasilitator, administrasi dan staf pengajar, peserta didik, kurikulum, serta lingkungan online.
Beberapa faktor utama yang menjadi tantangan e-learning meliputi kesiapan teknologi, kesiapan siswa, kesiapan fasilitator, serta kesiapan kurikulum untuk mengadopsi sistem pembelajaran elektronik.
Selanjutnya, Bullen dan Beam dalam Suyanto (2010:7) mengemukakan kritik lebih rinci terkait kekurangan e-learning, antara lain:
- Beberapa daerah masih belum memiliki akses internet yang memadai.
- Terjadi kekurangan tenaga ahli yang menguasai dan memiliki keterampilan dalam penggunaan internet.
- Penguasaan bahasa komputer masih terbatas di kalangan pengguna.
- Perubahan signifikan pada peran guru, yang sebelumnya terbiasa dengan pembelajaran konvensional, kini harus menguasai metode pembelajaran berbasis internet.
- Ada kecenderungan fokus yang berlebihan pada aspek komersial dan bisnis dalam e-learning, sehingga aspek sosial dan akademik sering kali terabaikan.
- Keberhasilan peserta didik sangat bergantung pada motivasi mereka; tanpa motivasi yang kuat, kemungkinan gagal menjadi lebih besar.
- Proses pembelajaran cenderung berubah menjadi pelatihan semata, bukan pendidikan secara menyeluruh.
Interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam e-learning bisa sangat intens, namun juga bisa sangat minim.
Hal ini karena kehadiran secara virtual terkadang membuat peserta didik kurang serius menjalani proses belajar sehingga berperilaku pasif.
Cara Menggunakan E-Learning
Penggunaan e-learning memang dapat berbeda-beda tergantung pada sektor dan bidang yang menggunakannya. Ada yang memanfaatkan situs web khusus, ada pula yang memakai aplikasi, dan variasi lainnya.
Namun, secara umum langkah-langkah menggunakan e-learning adalah sebagai berikut:
- Pertama, buka situs web e-learning yang ingin digunakan.
- Selanjutnya, lakukan pendaftaran dengan mengisi data diri, atau jika sudah pernah mendaftar, masuk menggunakan alamat email dan kata sandi.
- Lengkapi informasi pribadi yang diminta, seperti nama lengkap, institusi atau sekolah asal, nomor kontak, alamat tempat tinggal, dan data lain yang diperlukan.
- Setelah itu, tunggu konfirmasi melalui email dari pihak penyedia e-learning mengenai status pendaftaranmu. Jika pendaftaran berhasil, biasanya kamu akan diminta untuk melakukan verifikasi email.
- Jika layanan e-learning tersebut berbayar, kamu akan diminta untuk melakukan pembayaran sesuai paket yang dipilih.
Setelah proses pendaftaran dan pembayaran selesai, kamu dapat mengakses seluruh konten yang tersedia di situs e-learning kapan saja dan dari mana saja.
Sebagai penutup, pengertian e-learning mencakup pembelajaran berbasis teknologi digital yang fleksibel, efisien, dan dapat diakses kapan saja serta di mana saja.