UMKM

Kemendag Genjot UMKM Tembus Pasar Global, Transaksi Ekspor Capai Rp1 Triliun Lewat Business Matching

Kemendag Genjot UMKM Tembus Pasar Global, Transaksi Ekspor Capai Rp1 Triliun Lewat Business Matching
Kemendag Genjot UMKM Tembus Pasar Global, Transaksi Ekspor Capai Rp1 Triliun Lewat Business Matching

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar internasional. Melalui strategi konkret berupa program business matching dengan perwakilan dagang Indonesia di luar negeri, Kemendag berhasil mencatat capaian transaksi ekspor senilai lebih dari 68,65 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun selama periode Januari hingga Mei 2025.

Program business matching ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM Indonesia tidak hanya siap bersaing di pasar domestik, tetapi juga kompeten untuk merambah pasar global dengan berbagai produknya. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan bahwa sebagian besar transaksi berhasil terjadi meskipun tanpa pertemuan fisik antara penjual dan pembeli, membuktikan efektivitas pendekatan digital dalam mendorong ekspor UMKM.

“Satu lagi, selain itu, ini kan untuk di dalam negeri. Untuk di luar negerinya juga terus kita lakukan melalui program business matching kita dengan perwakilan di luar negeri. Dan sekarang bulan Januari sampai Mei itu transaksinya sudah 68,65 juta USD,” ujar Mendag Budi Santoso usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara Kemendag dan IKEA.

Peran Strategis Perwakilan Dagang di Luar Negeri

Salah satu pilar keberhasilan program ini adalah kehadiran dan pendampingan intensif dari perwakilan dagang Indonesia di luar negeri. Kemendag memastikan bahwa seluruh proses berlangsung dengan pengawasan dan verifikasi yang ketat, baik terhadap pembeli internasional maupun pelaku UMKM yang terlibat dalam program.

Menurut Budi Santoso, kepercayaan antar pelaku bisnis menjadi hal yang sangat penting dalam ekosistem ekspor UMKM. Karena itu, pendampingan oleh perwakilan dagang bertujuan memastikan bahwa kedua belah pihak adalah mitra bisnis yang tepercaya.

“Kepercayaan tetap terjaga berkat pendampingan perwakilan Indonesia di luar negeri. Kita jamin bahwa UMKM yang terlibat dan pembelinya adalah pihak yang benar-benar dapat dipercaya,” kata Budi.

Seleksi Ketat dan Kurasi Produk UMKM

Kemendag juga melakukan proses kurasi yang ketat terhadap produk-produk UMKM sebelum diikutsertakan dalam program ekspor. Hal ini bertujuan memastikan bahwa produk-produk tersebut telah memenuhi standar kualitas dan legalitas yang dibutuhkan untuk memasuki pasar global. Produk UMKM yang dikurasi tidak hanya menarik dari sisi tampilan, tetapi juga harus memenuhi persyaratan teknis dan keamanan pangan (jika produk makanan), sertifikasi halal, hingga pengemasan internasional.

“Kami pastikan semua produk yang masuk ke program business matching sudah melalui proses kurasi, baik dari sisi kualitas, kesiapan logistik, hingga kesesuaian standar ekspor,” tegas Mendag Budi.

Diversifikasi Produk Ekspor UMKM

Produk-produk UMKM yang ikut serta dalam program ekspor ini datang dari berbagai sektor seperti makanan dan minuman olahan, kerajinan tangan, tekstil dan fesyen, hingga produk rumah tangga dan dekorasi. Beberapa produk bahkan telah mendapat permintaan tinggi dari negara-negara Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa.

Kemendag terus berupaya mengidentifikasi potensi pasar baru untuk produk UMKM agar diversifikasi pasar ekspor semakin meluas. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap produk alami, organik, dan berbasis kearifan lokal dari Indonesia meningkat tajam di pasar luar negeri.

Kerja Sama Strategis: Kemendag dan IKEA

Sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem UMKM nasional, Kemendag juga menjalin kerja sama dengan perusahaan ritel global IKEA. Penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendag dan IKEA diharapkan mampu membuka lebih banyak peluang bagi produk UMKM untuk masuk ke jaringan distribusi internasional yang luas.

Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada aspek pemasaran, tetapi juga pelatihan, peningkatan kualitas produk, dan peningkatan kapasitas produksi agar UMKM siap memenuhi permintaan dalam skala besar.

“Kerja sama dengan IKEA ini penting karena memberikan akses pasar yang luas bagi UMKM. Tapi lebih dari itu, mereka juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam rangka meningkatkan daya saing,” ujar Budi Santoso.

Dukungan Ekosistem Digital dan Logistik

Kemendag juga mendorong pelaku UMKM untuk aktif memanfaatkan platform digital dan e-commerce sebagai sarana utama dalam menjangkau pasar global. Melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, pelaku UMKM kini bisa mendapatkan dukungan dalam bentuk layanan logistik ekspor, bantuan sertifikasi, hingga fasilitas promosi digital.

Budi menambahkan bahwa dalam era perdagangan modern, kehadiran digital merupakan keharusan. Karena itu, pihaknya akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku teknologi, untuk membekali UMKM dengan keterampilan digital yang memadai.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun tren transaksi ekspor UMKM menunjukkan capaian positif, Kemendag tetap menyadari bahwa tantangan di pasar global tidak sedikit. Persaingan ketat, fluktuasi permintaan, serta dinamika kebijakan perdagangan internasional menjadi beberapa faktor yang perlu diantisipasi. Namun, dengan program yang terarah dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, Kemendag optimistis UMKM Indonesia bisa semakin kuat dan mandiri dalam menghadapi tantangan global.

“Program business matching ini adalah bukti bahwa UMKM kita sebenarnya mampu ekspor, tinggal bagaimana kita terus memberi dukungan, pelatihan, dan akses pasar yang berkelanjutan,” tutup Budi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index