BANK INDONESIA

Bank Indonesia Laporkan Cadangan Devisa Mei Stabil, Meski Aliran Modal Asing Keluar Rp4,48 Triliun, Tetap Dorong Ketahanan Ekonomi dan Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia Laporkan Cadangan Devisa Mei Stabil, Meski Aliran Modal Asing Keluar Rp4,48 Triliun, Tetap Dorong Ketahanan Ekonomi dan Nilai Tukar Rupiah
Bank Indonesia Laporkan Cadangan Devisa Mei Stabil, Meski Aliran Modal Asing Keluar Rp4,48 Triliun, Tetap Dorong Ketahanan Ekonomi dan Nilai Tukar Rupiah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia  tetap stabil di angka US$152,5 miliar, tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Meskipun sempat terjadi penurunan cadangan devisa sebesar US$4,6 miliar dari posisi US$157,1 miliar pada Maret, kondisi tersebut dinilai masih cukup kuat untuk mendukung ketahanan ekonomi nasional.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa stabilnya cadangan devisa dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, antara lain penerimaan pajak dan jasa, serta devisa dari sektor minyak dan gas (migas). Faktor ini mampu menahan tekanan dari kebutuhan pembayaran utang luar negeri serta upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar keuangan.

“Bank Indonesia menilai posisi cadangan devisa saat ini cukup memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional,” ujar Ramdan dalam keterangannya. Ia menambahkan, cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan impor selama 6,4 bulan atau jika digabungkan dengan pembayaran utang luar negeri pemerintah, mencukupi untuk 6,2 bulan impor. Angka ini jauh melampaui standar kecukupan internasional yang biasanya hanya sekitar tiga bulan impor.

Kondisi cadangan devisa yang stabil ini memberikan ruang bagi pemerintah dan BI untuk mengelola perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan global, termasuk fluktuasi harga komoditas dan dinamika pasar keuangan internasional.

Namun demikian, Bank Indonesia juga mencatat adanya tekanan pada aliran modal asing. Pada pekan pertama Juni 2025, tepatnya periode 2 hingga 4 Juni, terjadi aliran modal asing bersih keluar sebesar Rp 4,48 triliun. Tekanan ini terutama datang dari aktivitas jual neto investor asing di pasar saham sebesar Rp 3,98 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 5,69 triliun.

Meski demikian, pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih mencatat arus masuk modal asing sebesar Rp 5,19 triliun, sehingga total aliran keluar bersih tetap berada di angka Rp 4,48 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing masih tertarik pada instrumen SBN sebagai aset yang relatif aman dan menarik dalam kondisi pasar yang bergejolak.

Sejak awal tahun hingga 4 Juni 2025, modal asing bersih yang keluar dari pasar saham dan SRBI masing-masing tercatat sebesar Rp 46,67 triliun dan Rp 19,34 triliun. Sementara itu, pasar SBN justru mencatat pembelian asing bersih mencapai Rp 46,70 triliun, yang menandakan preferensi investor asing beralih ke surat utang pemerintah dibandingkan dengan instrumen pasar modal lainnya.

“Kondisi ini menunjukkan dinamika pasar modal dan surat berharga yang normal dalam konteks pengelolaan risiko dan preferensi investasi para pelaku pasar,” ujar Ramdan.

Bank Indonesia menilai posisi cadangan devisa yang kuat ini sejalan dengan prospek ekspor yang masih terjaga serta perkiraan surplus transaksi modal yang dapat mendukung stabilitas ekonomi dalam jangka menengah. BI juga terus melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan nasional, di tengah tekanan eksternal yang mungkin datang.

Dengan stabilnya cadangan devisa, BI berharap dapat terus menjaga kepercayaan investor dan pelaku usaha dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global serta memberikan ruang bagi pemerintah untuk melanjutkan pembangunan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia terus memantau perkembangan arus modal dan kondisi pasar guna memastikan ketahanan ekonomi Indonesia tetap kuat menghadapi berbagai tantangan. Stabilnya cadangan devisa menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index