JAKARTA - PT Bisnis Indonesia Group kembali menggelar ajang penghargaan tahunan yang ke-23, yaitu Bisnis Indonesia Award (BIA) 2025 pada Senin, 30 Juni 2025. Tahun ini, penghargaan bergengsi tersebut mengusung tema “Resilience Towards Uncertainty”, sebagai bentuk apresiasi tertinggi kepada korporasi dan institusi yang mampu menunjukkan ketahanan, adaptabilitas, dan inovasi dalam menghadapi tekanan ekonomi global yang dinamis dan tidak menentu.
Tema ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi dunia usaha yang saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global. Fluktuasi geopolitik, inflasi yang terus menekan, dan perubahan suku bunga menjadi tantangan utama yang memaksa perusahaan untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu mengembangkan strategi adaptif demi keberlangsungan bisnis.
Dewan Juri Nasional dan Internasional
Proses penjurian Bisnis Indonesia Award 2025 melibatkan para tokoh nasional dan internasional terkemuka dari berbagai bidang. Beberapa di antaranya adalah Mantan Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, ekonom senior Raden Pardede, dan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Penilaian dilakukan secara komprehensif dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, penilaian didasarkan pada laporan keuangan, pertumbuhan laba, efisiensi operasional, serta kinerja saham. Sementara secara kualitatif, aspek yang dipertimbangkan meliputi inovasi, keberlanjutan bisnis, manajemen risiko, serta strategi jangka panjang menghadapi disrupsi pasar.
Kategori Penghargaan yang Mewakili Ragam Sektor Ekonomi
Dalam ajang tahun ini, penghargaan diberikan dalam berbagai kategori lintas sektor ekonomi nasional. Di antaranya adalah:
Emiten yang baru melantai melalui IPO
Sektor perbankan
Energi dan barang konsumsi
Infrastruktur dan logistik
Teknologi dan properti
Dengan kategori yang luas, BIA 2025 tidak hanya berfokus pada perusahaan besar, melainkan juga memberi panggung bagi pelaku UMKM, sektor teknologi digital, serta perusahaan berbasis prinsip keberlanjutan lingkungan (green business).
Transformasi Ekonomi dan Ketangguhan Industri Nasional
Latar belakang penyelenggaraan BIA 2025 juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi yang signifikan. Pertama, kondisi geopolitik global dan konflik regional yang masih berlangsung memunculkan ketidakpastian investasi dan rantai pasok. Kedua, meskipun ekonomi dunia melambat, Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif, menjadikannya salah satu pasar menarik bagi investor global.
Faktor lain yang mendorong penyelenggaraan penghargaan ini adalah sinergi kebijakan pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan, digitalisasi sektor industri, serta akselerasi ekonomi hijau. Perusahaan-perusahaan yang mendapatkan penghargaan merupakan yang paling berhasil mengintegrasikan kebijakan dan transformasi tersebut ke dalam strategi bisnis mereka.
Sorotan terhadap Perusahaan Pemenang
Meski nama-nama pemenang BIA 2025 belum seluruhnya dipublikasikan secara resmi, beberapa tren dari edisi sebelumnya memberikan gambaran arah penghargaan tahun ini. Pada BIA 2024, sektor perbankan daerah seperti Bank Kalbar berhasil meraih penghargaan berkat ketangguhannya dalam kondisi pasar yang penuh gejolak.
Di tahun 2025, diprediksi bahwa perusahaan-perusahaan yang fokus pada inovasi, keberlanjutan (ESG), digitalisasi, serta yang bergerak di sektor energi terbarukan akan semakin mendapat tempat. Hal ini sesuai dengan arah pertumbuhan ekonomi nasional dan global yang semakin menekankan pada efisiensi, keberlanjutan, dan dampak sosial.
Dampak Ekonomi dan Sosial dari Penghargaan
Penghargaan Bisnis Indonesia Award bukan sekadar seremoni tahunan, namun telah menjadi indikator penting ketangguhan dan kredibilitas perusahaan. Beberapa manfaat strategis dari penghargaan ini antara lain:
Mendorong Literasi dan Inovasi Bisnis
Penghargaan mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan literasi digital, tata kelola yang baik, serta berinovasi dalam menghadirkan solusi bagi konsumen dan masyarakat.
Meningkatkan Kepercayaan Investor
Pencapaian dalam ajang ini sering kali direspons positif oleh pasar, karena dianggap sebagai validasi terhadap kualitas manajemen dan arah bisnis yang jelas.
Mendorong Ekonomi Inklusif
Pengakuan terhadap UMKM dan perusahaan yang mengusung keberlanjutan menunjukkan bahwa BIA juga berperan penting dalam memperluas partisipasi ekonomi bagi kelompok usaha kecil dan sektor informal.
Tantangan dan Prospek di Masa Mendatang
Meski penghargaan ini memberikan dorongan moral dan eksposur bagi perusahaan, tantangan tetap terbentang. Pertama adalah risiko eksternal, seperti volatilitas geopolitik dan tekanan inflasi global, yang dapat mempengaruhi kelangsungan pertumbuhan usaha. Kedua, kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur digital di Indonesia masih belum merata, yang menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pelaku UMKM.
Selain itu, keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kualitas operasional pasca-penghargaan menjadi krusial. Penghargaan harus diikuti dengan program tanggung jawab sosial dan keberlanjutan, agar manfaat tidak berhenti di internal perusahaan semata.
Pernyataan dari Tokoh Kunci
Dalam pernyataannya, Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa tema yang diangkat dalam BIA 2025 sangat relevan dengan situasi ekonomi saat ini. “Ketahanan dan kemampuan beradaptasi adalah kunci. Penghargaan ini menjadi simbol bahwa Indonesia memiliki pelaku usaha yang siap menjawab tantangan global,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group, Lulu Terianto, menekankan bahwa penghargaan ini merupakan wujud dukungan terhadap penciptaan ekosistem ekonomi yang kolaboratif dan inovatif. “Melalui BIA 2025, kami ingin memantik sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan,” kata Lulu.
Bisnis Indonesia Award 2025 tidak hanya menjadi wadah apresiasi, tetapi juga simbol penting bagi arah dan strategi pembangunan ekonomi nasional. Melalui penghargaan ini, perusahaan-perusahaan Indonesia diharapkan terus memperkuat daya saing, meningkatkan efisiensi, dan mampu memainkan peran penting di kancah global.
Di tengah dunia yang semakin kompleks, penghargaan ini menjadi pengingat bahwa resiliensi, inovasi, dan kolaborasi adalah fondasi utama dalam membangun ekonomi Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi masa depan.