pengertian Ekonomi Makro

Pengertian Ekonomi Makro, Tujuan, hingga Kebijakannya

Pengertian Ekonomi Makro, Tujuan, hingga Kebijakannya
pengertian Ekonomi Makro

JAKARTA - Pengertian Ekonomi Makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari fenomena ekonomi secara keseluruhan, seperti inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.

Seiring waktu, ilmu ekonomi telah berkembang pesat, dimulai dari konsep-konsep dasar pada masa peradaban kuno hingga menjadi disiplin yang lebih kompleks dan terstruktur saat ini. 

Studi tentang ekonomi sangat luas, mencakup banyak aspek yang terus berkembang. Salah satu cabang yang sering dibahas adalah Ekonomi Makro, yang fokus pada analisis kondisi perekonomian secara makro. 

Pada dasarnya, pengertian Ekonomi Makro menggambarkan pentingnya pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekonomi negara secara keseluruhan.

Pengertian Ilmu Ekonomi

Sebelum membahas Ekonomi Makro, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdapat dua definisi yang relevan. 

Definisi pertama menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari produksi, distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai masalah terkait, seperti tenaga kerja, pembiayaan, dan keuangan. 

Sedangkan definisi kedua mengartikan ilmu ekonomi sebagai pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yang diperoleh dari lingkungan sekitar. 

Cabang Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro dan Makro

Ilmu ekonomi terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu Ekonomi Makro (Makroekonomi) dan Ekonomi Mikro (Mikroekonomi). Kedua cabang ini memiliki fokus yang berbeda, yang tercermin jelas dari namanya. 

Secara umum, Ekonomi Makro mempelajari perekonomian dalam skala besar atau secara keseluruhan, sedangkan Ekonomi Mikro menyoroti aspek ekonomi pada tingkat individu atau unit ekonomi perorangan.

Perbedaan kedua cabang ini juga terlihat pada pendekatan yang digunakan oleh para ahli ekonomi dalam menganalisis fenomena ekonomi. 

Pengikut Teori Ekonomi Makro menekankan perilaku agen-agen ekonomi secara agregat, yaitu keseluruhan elemen ekonomi. 

Buku Teori Ekonomi Makro oleh Telisa Aulia Falianty bisa menjadi referensi yang baik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai teori ini. 

Sebaliknya, mereka yang mempelajari Ekonomi Mikro lebih tertarik pada analisis perilaku individu, seperti keputusan perusahaan sebagai produsen, perilaku konsumen, serta tenaga kerja dalam lingkup yang lebih terbatas, seperti industri.

Asumsi yang digunakan dalam kedua teori ini pun berbeda. Teori Ekonomi Mikro, atau yang sering disebut sebagai Teori Ekonomi Klasik, mengasumsikan pasar bersaing secara sempurna, dengan informasi yang simetris dan sempurna. 

Selain itu, input dan output dalam ekonomi mikro juga dianggap homogen, dengan pelaku ekonomi yang rasional dan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. 

Teori ini berpendapat bahwa mekanisme pasar dapat menyesuaikan dengan cepat, dan uang hanya berfungsi sebagai alat transaksi.

Teori Ekonomi Mikro ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Adam Smith. Namun, pada saat terjadinya Depresi Besar antara 1929 hingga 1933, muncul kritik terhadap teori ini, yang kemudian melahirkan Teori Ekonomi Makro. 

Teori ini, yang dipelopori oleh John Maynard Keynes, berfokus pada keseluruhan perekonomian dan dinamika pasar dalam skala besar. 

Keynesian, sebagai pengikut teori ini, berpendapat bahwa struktur pasar cenderung monopolistik, dengan informasi yang tidak sempurna dan asimetris. 

Mereka juga berpendapat bahwa uang tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai penyimpan nilai, yang dapat digunakan untuk spekulasi.

Berdasarkan asumsi-asumsi ini, penganut Teori Ekonomi Makro berkeyakinan bahwa peran pemerintah sangat penting dalam mengelola perekonomian, khususnya melalui kebijakan moneter dan fiskal.

Pengertian Ekonomi Makro

Pengertian Ekonomi Makro merujuk pada cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian secara keseluruhan, dalam skala besar dan menyeluruh. 

Bidang studi ini digunakan untuk menganalisis dan merancang kebijakan terkait inflasi, tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, serta keseimbangan neraca pembayaran yang berkelanjutan. 

Selain itu, Ekonomi Makro juga mencakup analisis terhadap produsen dan konsumen, terutama mengenai cara mengalokasikan pendapatan untuk membeli barang dan menggunakan jasa.

Tujuan Ekonomi Makro

Tujuan dari Ekonomi Makro memiliki beberapa aspek yang berpengaruh langsung terhadap perekonomian suatu negara. 

Setiap tujuan tersebut dirancang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh negara. Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari penerapan kebijakan Ekonomi Makro:

Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Kebijakan yang diambil dalam Ekonomi Makro bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

Tingginya pengangguran memberikan dampak negatif yang besar bagi perekonomian negara, menjadikannya beban yang sulit ditanggulangi.

Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Tingkat produksi suatu negara sangat dipengaruhi oleh jumlah investasi yang masuk, yang juga bergantung pada tingkat tabungan domestik. Tabungan ini, pada gilirannya, dipengaruhi oleh penghasilan masyarakat dan tingkat suku bunga. 

Oleh karena itu, meningkatkan penghasilan masyarakat melalui peningkatan produktivitas adalah salah satu cara untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi.

Menjaga Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi suatu negara mencakup kestabilan harga barang, lapangan pekerjaan, serta pendapatan masyarakat. 

Kebijakan Ekonomi Makro bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pekerjaan, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara.

Mencapai Neraca Pembayaran Seimbang

Setiap negara terlibat dalam perdagangan internasional, yang tentu saja mempengaruhi perekonomian. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan neraca pembayaran. 

Beberapa komponen penting dalam neraca pembayaran adalah aliran moneter, transaksi berjalan, dan neraca perdagangan.

Menyetarakan Pendapatan Penduduk

Pemerataan pendapatan antar penduduk dapat tercapai melalui distribusi yang adil terhadap hasil pengelolaan sumber daya alam dan manusia. 

Dengan adanya pemerataan pendapatan, diharapkan tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat dapat meningkat, sehingga tercipta kondisi kehidupan yang lebih seimbang, damai, dan jauh dari kerusuhan.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Penerapan kebijakan Ekonomi Makro mencakup tiga area utama yang penting dalam mengelola perekonomian suatu negara. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ruang lingkup tersebut:

Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara

Ekonomi Makro menjelaskan kapasitas suatu negara dalam menghasilkan barang dan jasa. Dalam konteks ini, terdapat beberapa kategori pengeluaran yang mempengaruhi perekonomian, antara lain:

  • Pengeluaran oleh perusahaan (investasi)
  • Pengeluaran oleh pemerintah
  • Ekspor dan impor
  • Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi

Kebijakan Pemerintah

Masalah seperti inflasi dan pengangguran merupakan tantangan besar dalam perekonomian negara. Untuk mengatasi ini, pemerintah menggunakan berbagai instrumen kebijakan fiskal dan moneter. 

Kebijakan fiskal mencakup langkah-langkah yang diambil untuk mengubah struktur dan jumlah pajak, yang bertujuan untuk memengaruhi perekonomian negara dan masyarakat. 

Sedangkan kebijakan moneter adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, guna menjaga stabilitas ekonomi.

Pengeluaran Agregat

Pengeluaran agregat mengacu pada total pengeluaran dalam perekonomian. Jika pengeluaran ini tidak mencapai tingkat yang tepat, dapat timbul masalah ekonomi. 

Dengan pengeluaran agregat yang memadai, kesempatan kerja dapat tercipta dan inflasi dapat dikendalikan. Oleh karena itu, penting bagi pengeluaran agregat untuk berada pada tingkat yang ideal agar perekonomian tetap stabil.

Kebijakan dalam Ekonomi Makro

Studi Ekonomi Makro membahas berbagai aspek terkait inflasi, deflasi, tingkat pengangguran, dan penyediaan lapangan kerja. Dalam penerapannya, Ekonomi Makro memiliki beberapa kebijakan, antara lain:

Kebijakan Fiskal

Kebijakan ini mengatur pemasukan dan pengeluaran negara. Pemasukan negara berasal dari pajak yang dibayarkan oleh warga negara, serta dari sumber non-pajak seperti lelang, denda, bantuan dari negara lain, dan gratifikasi.

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan salah satu pembeda utama antara Ekonomi Makro dan Mikro. Fungsi kebijakan ini adalah mengukur jumlah uang yang beredar yang dikeluarkan oleh bank sentral. 

Semakin banyak perputaran uang, maka akan mempengaruhi inflasi dan menyebabkan kenaikan harga produk. Sebaliknya, jika perputaran uang sedikit, harga produk akan lebih rendah, yang dikenal dengan deflasi. 

Kebijakan moneter sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

Kebijakan Penawaran

Tujuan kebijakan ini adalah untuk menjaga keseimbangan neraca keuangan di perusahaan atau negara. 

Di era modern, banyak perusahaan yang memerlukan ahli di bidang ekonomi untuk mengelola keuangan, terutama yang berkaitan dengan produksi. 

Dengan penerapan ilmu ekonomi, pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara efisien, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. 

Dalam konteks Indonesia, Ekonomi Makro membantu menganalisis perubahan ekonomi yang memengaruhi perusahaan, masyarakat, dan pasar.

Tujuan Ekonomi Makro

Indonesia memiliki tujuan khusus dalam penerapan kebijakan Ekonomi Makro di dalam negeri. Menurut Kementerian Keuangan, berikut adalah beberapa tujuan utama dari penerapan kebijakan tersebut:

Menambah Pendapatan Nasional

Mengetahui besarnya pendapatan nasional Indonesia memungkinkan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara lebih akurat. Dengan demikian, kebijakan ekonomi yang diterapkan akan lebih efektif dan efisien.

Meningkatkan Kapasitas Produksi

Peningkatan kapasitas produksi nasional dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. 

Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas produksi adalah dengan menciptakan iklim investasi yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas negara.

Membuka Lapangan Kerja

Peningkatan produktivitas nasional akan menciptakan lebih banyak peluang kerja, yang berkontribusi pada pengembangan kapasitas produksi. 

Kebijakan Ekonomi Makro Indonesia berperan penting dalam menarik investasi, sehingga menciptakan lapangan kerja baru.

Mengendalikan Inflasi

Inflasi sering kali disebabkan oleh tingginya permintaan terhadap suatu komoditas, yang membuat harganya melonjak. 

Dengan kebijakan Ekonomi Makro, Indonesia dapat mengimplementasikan kebijakan cash ratio, pasar terbuka, dan politik diskonto untuk menahan laju inflasi.

Mewujudkan Kestabilan Ekonomi

Analisis Ekonomi Makro di Indonesia bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kondisi ekonomi yang stabil penting agar pelaku ekonomi internasional memiliki kepercayaan terhadap Indonesia dan bersedia berinvestasi di negara ini. 

Kestabilan ini tercapai jika dua variabel Ekonomi Makro, yakni neraca pembayaran dan tingkat permintaan barang, berjalan seimbang.

Mencapai Neraca Pembayaran Luar Negeri Seimbang

Salah satu tujuan utama adalah menjaga keseimbangan neraca pembayaran luar negeri, yang mencatat berbagai transaksi internasional, seperti penjualan dan pembelian barang, hibah luar negeri, dan transaksi keuangan antar penduduk domestik dan internasional. 

Neraca pembayaran yang seimbang penting untuk menghindari defisit.

Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia

Ekonomi Makro berperan besar dalam memengaruhi iklim bisnis Indonesia. Hal ini sudah menjadi hal yang pasti, karena perubahan ekonomi dapat mempengaruhi masyarakat, perusahaan, dan pasar secara langsung. 

Selain itu, Ekonomi Makro juga memiliki keterkaitan erat dengan masalah keuangan negara, karena konsep ini dapat memengaruhi stabilitas harga, pencapaian keseimbangan, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi.

Namun, dalam konteks bisnis Indonesia, beberapa masalah Ekonomi Makro sering muncul, antara lain:

  • Permasalahan dalam perbankan dan kredit macet
  • Krisis nilai tukar dalam negeri terkait utang luar negeri Indonesia
  • Masalah pengangguran dan kemiskinan
  • Isu mengenai pertumbuhan ekonomi itu sendiri

Sebagai penutup, pengertian Ekonomi Makro adalah studi tentang perekonomian secara keseluruhan, termasuk inflasi, pengangguran, dan kebijakan fiskal serta moneter negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index